Kamis 12 Desember 2024

WHO Keluarkan Panduan Pelaksanaan Perayaan Idul Adha Ditengah Covid-19

SWISS,FOKUSJabar.id: Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization, WHO) mengeluarkan panduan pelaksanaan perayaan Idul Adha yang aman dari virus corona (Covid-19). Tertama mencakup penerapan protokol pencegahan penularan penyakit yang disebabkan virus corona tipe baru SARS-CoV-2.

Panduan interim yang dikeluarkan 25 Juli 2020 antara lain menganjurkan pembatasan jarak fisik minimal satu meter antar orang sepanjang waktu. Lalu pengenaan masker, minimalisir kontak antar-individu, serta pembatasan kerumunan dalam perayaan Idul Adha.

WHO pun mendorong orang-orang yang merasa tidak enak badan atau mengalami gejala serupa Covid-19 untuk tidak menghadiri kegiatan ibadah berjamaah karena lebih berisiko mengalami keparahan dan kematian akibat virus corona tipe baru tersebut. Termasuk orang-orang berusia 60 tahun lebih yang menderita penyakit seperti diabetes, hipertensi, sakit jantung dan paru-paru.

BACA JUGA: Covid-19, Argentina Uji Coba Serum Hiperimun Kuda

Untuk kegiatan ibadah, WHO menganjurkan untuk sebisa mungkin diselenggarakan di luar ruangan atau di dalam ruangan dengan ventilasi dan aliran udara yang baik. Melakukan pengaturan aliran keluar masuk orang di tempat pelaksanaan ibadah, penyediaan tempat cuci tangan dan penampung sampah, serta penggunaan sajadah serta perlengkapan ibadah personal.

Panitia Idul Adha pun dianjurkan membersihkan tempat ibadah sebelum dan sesudah kegiatan ibadah berlangsung, menjaga higiene dan sanitasi tempat ibadah. Juga secara rutin membersihkan barang-barang yang sering disentuh seperti gagang pintu, saklar lampu, dan pegangan pada tangga.

WHO pun menyampaikan panduan dalam penyembelihan hewan kurban serta penanganan dan pembagian daging kurban sesuai standar keamanan yang berlaku. Badan kesehatan dunia yang bermarkas di Geneva, Swiss tersebut pun menganjurkan pengadaan hewan kurban sesuai standar keamanan, khususnya untuk ternak impor, penempatan hewan kurban di kandang dengan luas memadai, dan pemeriksaan hewan kurban untuk mencegah penularan zoonosis.

“Jangan menyembelih hewan yang terlihat sakit dan sediakan ruangan khusus untuk karantina dan isolasi hewan yang diduga sakit,” kata WHO di laman resminya.

Untuk penyembelihan hewan kurban, disarankan dilakukan di fasilitas pemotongan hewan untuk memudahkan penerapan praktik pemotongan hewan sesuai standar serta protokol pencegahan Covid-19. Sehingga pemeliharaan higiene dan sanitasi fasilitas serta peralatan pemotongan hewan, hingga pengelolaan limbah pemotongan hewan guna mencegah kontaminasi dan penularan penyakit bisa lebih terjaga dan terkontrol dengan baik.

Petugas penyembelih hewan kurban pun diharuskan menerapkan protokol kesehatan. Seperti menjaga jarak dengan orang lain, mengenakan masker, membersihkan tangan, serta menerapkan etika batuk dan bersin.

Dalam pembagian daging hewan kurban, WHO menganjurkan penyerahan langsung daging ke rumah penerima guna menghindari kerumunan serta penerapan protokol kesehatan. Seperti mengenakan masker, mencuci tangan, menerapkan etika bersin dan batuk, serta menjaga jarak dengan orang lain.

Virus SARS-CoV-2 utamanya menular dari manusia ke manusia melalui percikan ludah dan cairan saluran pernafasan saat seseorang batuk, bersin, bicara, atau menyanyi. Infeksi pun bisa terjadi kalau seorang menyentuh permukaan terkontaminasi kemudian mata, hidung, atau mulut sebelum membersihkan tangan.

WHO pun menyertakan bukti yang menunjukkan penularan virus tersebut dari manusia ke hewan. Orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 bisa menularkan virus ke mamalia lain seperti kucing, anjing, dan hewan ternak.

Kendati belum jelas apakah mamalia yang terinfeksi bisa menularkan kembali virus tersebut ke manusia, badan kesehatan dunia itu pun mengingatkan pentingnya kewaspadaan untuk mencegah potensi penularan dengan menerapkan protokol pencegahan Covid-19 dalam pelaksanaan penyembelihan hewan kurban dan ibadah jamaah pada Hari Raya Idul Adha.

(Ageng/ANT)

Berita Terbaru

spot_img