NEW DELHI, FOKUSJabar.id: India mengonfirmasi kasus harian Covid-19 tertinggi dengan angka mencapai hampir 8.000. Yakni 7.964 kasus infeksi baru per Sabtu (30/5/2020).
Keadaan ini memunculkan kemungkinan karantina wilayah, yang rencananya dilonggarkan pada Minggu (31/5/2020), akan diperpanjang.
Dengan penambahan jumlah, kasus infeksi virus corona di India tercatat sebanyak 173.763 dengan 4.971 pasien meninggal dunia seperti dilansir Reuters. India sendiri berada di urutan ke-9 negara di dunia yang terbanyak mengalami kasus wabah tersebut.
Sementara rasio kematian rendah dibandingkan negara-negara lain yang terdampak wabah lebih berat. Para ahli pun memperingatkan, puncak pandemi belum terjadi mengingat angka kasus baru terus bertambah tinggi dari hari ke hari.
BACA JUGA: Taylor Swift Kecam Donald Trump di Twitternya
Dalam sebuah surat terbuka yang menandai satu tahun jabatan di periode kedua, Perdana Menteri Narendra Modi meminta 1,3 miliar penduduk negaranya untuk mengikuti aturan karantina wilayah demi menghentikan penyebaran virus.
Ia mengatakan, ada ‘perjuangan panjang’ di depan untuk melawan pandemi.
“Negeri kita dilingkupi sejumlah permasalahan di tengah populasi yang sangat banyak dan sumber daya yang terbatas,” kata Modi.
Ia menambahkan, kalangan buruh dan pekerja migran telah ‘mengalami penderitaan yang luar biasa’ akibat pemberlakukan pembatasan sosial.
Aktivis HAM dan pihak oposisi pemerintah mengkritik cara Modi menangani pandemi. Mereka menuduh pemerintah telah memutuskan pemberlakuan aturan karantina wilayah secara mendadak sehingga membuat masyarakat miskin tertinggal.
Langkah pemerintahan Modi pun memaksa ribuan orang untuk berjalan kaki dalam jarak yang sangat jauh atau berdesakan di bus dan kereta khusus untuk kembali ke kampung halaman mereka.
Lebih dari 100 pekerja migran meninggal dunia, entah karena kecelakaan atau kelaparan selama mereka dalam perjalanan pulang kampung, menurut pejabat Kementerian Dalam Negeri India.
(ars/ant)