Kamis 26 Desember 2024

Warga Miskin Baru Covid-19, Pemkot Butuh Rp101 M

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Tambahan data warga miskin baru di Kota Bandung terdampak Covid-19, membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung harus menambah alokasi bantuan. Karena itu, Pemkot Bandung masih matangkan persiapan pemberian bantuan jaringan pengaman sosial bagi warga terdampak Covid-19.

“Daerah saat ini tengah menunggu ketentuan yang dilakukan oleh pusat dan provinsi. Tapi kita terus pematangan dalam persiapan terutama pembersihan data agar tepat sasaran. Kita terus hitung juga kemampuan keuangan,” ucap Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna yang juga Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Kota Bandung di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (14/4/2020).

Menurutnya, pendataan masyarakat yang terdampak menjadi poin krusial dalam pemberian bantuan agar tepat sasaran. Ia memprediksi, terdapat warga miskin baru karena mengalami penurunan ekonomi akibat pandemi virus corona.

Pasalnya, berbeda dengan warga miskin yang sudah ada sebelumnya, yakni tercatat melalui Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang terintegrasi lewat Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan (Dinsosnangkis) Kota Bandung hingga Kementerian Sosial. Di Kota Bandung, warga miskin pada DTKS tercatat sebanyak 137.000 kepala keluarga (KK).

Baca Juga: Keuangan Perusahaan di Kota Bandung Collapse, 3.068 Pekerja Kena PHK

“Kalau yang DTKS ini, Kota Bandung sudah aman di angka 137.000 KK. Sekarang yang cukup luar biasa itu non DTKS, bahkan jumlahnya melebihi data DTKS,” jelasnya.

Lebih lanjut Ema mengatakan, untuk data non DTKS, Pemkot Bandung melalui kewilayahan hingga ke tingkat RT dan RW telah mendata warga non DTKS. Saat ini, terhimpun warga yang terdampak virus corona dari non-DTKS sebanyak 156.125 KK.

Menurutnya, jumlah tersebut berpotensi mengalami perubahan. Meski begitu, Dinsosnangkis beserta Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) terus memverifikasi dan memvalidasi guna menjamin keakuratan data. Hal itu agar bantuan tidak tumpang tindih.

“Hari ini kita terus mematangkan data warga masyarakat yang terdampak Covid. Data ini sudah kita sampaikan. Walau pun memang wajar ada sedikit dinamika. Kalau hari ini orang aman, besok bisa saja jadi tidak aman,” katanya.

Mengenai bentuk bantuan, Ema memastikan sepenuhnya diberikan dalam bentuk uang. Mekanisme pembagiannya akan bekerja sama dengan PT. POS. Nant akan diatur jadwal agar tidak terjadi kerumunan. Hanya saja, besaran bantuan masih terus dibahas. Sebab, situasi yang berkembang, warga miskin baru atau yang masuk kategori non DTKS ini mengalami peningkatan signifikan.

“Memang pernah kita bicarakan dengan dewan di forum banggar ada angka sebesar Rp500 ribu. Itu dengan proyeksi non DTKS sebanyak 98.000 KK. Tapi faktanya, sekarang ada sekitar 156.125 KK. Anggaran yang harus disiapkan selama tiga bulan ini sangat luar biasa,” ungkapnya.

Sebelumnya, Pemkot Bandung sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp298 milyar untuk menangani masalah virus corona. Dengan rincian Rp75 milyar untuk penanganan kesehatan, Rp5 milyar operasional gugus tugas. Sedangkan sisanya sebesar Rp218 milyar untuk jaring pengamanan sosial.

“Tapi dengan adanya lonjakan data tersebut, kini masih kekurangan anggaran sebesar Rp101 milyar,” pungkasnya.

(Yusuf Mugni/ars)

Berita Terbaru

spot_img