BANDUNG, FOKUSJabar.id : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) optimistis jika kualitas guru kedepan akan lebih baik. Hal ini seiring dengan rencana diimplementasikannya program Pendidikan Profesi Guru (PPG) pra-jabatan pada awal tahun 2020.
“Dalam proses rekruitmen program PPG ini sendiri mengutamakan kualitas, tidak kuantitas. Jadi syarat menjadi guru, selain memiliki ijazah sebagai penanda kewenangan akademik, mereka pun harus punya sertifikat pendidik melalui PPG ini. Itu yang menjadi alasan saya optimis jika kualitas pendidikan dan guru kita kedepan akan lebih baik,” ujar Rektor UPI Asep Kadarohman saat ditemui di sela-sela acara Dies Natalis ke-65 dan Lustrum XIII Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di gedung Achmad Sanusi (BPU), kampus UPI, Jalan Setiabudi Kota Bandung, Jumat (8/10/2019).
Dengan program tersebut, Asep menuturkan, sebelum menjadi PNS maka seorang calon guru harus mengikuti PPG pra jabatan (prajab). Sementara bagi guru yang sudah diangkat sebagai PNS, maka program yang diikuti yakni PPG dalam jabatan (daljab).
Program PPG sendiri, lanjutnya, berbeda dengan program profesi seorang dokter. Dimana setelah menyelesaikan pendidikan sarjana kedokteran, harus mengikuti pendidikan profesi sebagai dokter.
“Tapi untuk PPG ini sama seperti pendidikan profesi untuk farmasi atau notaris. Setelah lulus S1, mereka mendaftar dan mengikuti seleksi untuk mengikuti PPG prakab. Untuk UPI sendiri, program PPG prajab ini digelar di Sekolah Pasca Sarjana (SPS) karena pendidikannya dilaksanakan setelah program sarjana selesai,” terangnya.
Sementara terkait sorotan beberapa pihak terhadap kualitas lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) yang menurun seiring dengan tantangan yang berubah, Asep menyebut jika pihaknya siap membangun kolaborasi dengan sesama LPTK. Sebagai The Education University, UPI siap untuk sharing resources yang dimiliki untuk bisa dimanfaatkan LPTK lain.
“Dengan demikian kualitas LPTK akan semakin baik kedepan sesuai harapan semua. Terlebih dengan implementasi program PPG di awal tahun 2020, jadi kita lebih optimis jika kualitas guru kedepan akan lebih baik,” pungkasnya.
(ageng/DH)