Jumat 13 Desember 2024

Soal Konsep Pelatda Mandiri, Ini Kata KONI Jabar

BANDUNG, FOKUSJabar.id : Program Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) mandiri yang disarankan KONI Jabar sebagai upaya menjawab situasi saat ini. Bukan semata menyikapi terkait kesulitan anggaran yang dihadapi KONI Jabar, namun lebih dari itu.

“Dengan situasi sekarang, kita menyarankan Cabang Olahraga (Cabor0 untuk melakukan Pelatda mandiri. Ini dalam arti, bagaimana setiap Cabor melakukan penalaran terhadap kondisi saat ini dan bagaimana memaksimalkan potensi atlet yang mereka miliki. Bagaimana mereka menyiasati tempat latihan, program latihan, hingga hal lain dalam pelaksanaan Pelatda. Bukan sebatas karena alasan keterbatasan anggaran,” ujar Ketua Umum KONI Jabar, Ahmad Saefudin saat ditemui di gedung KONI Jabar, Jalan Pajajaran Kota Bandung, Kamis (28/2/2019).

Pelaksanaan Pelatda sendiri, diakui Ahmad, menjadi hal yang urgent untuk dilakukan guna menghadapi babak kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2020 yang akan digelar di tahun 2019 ini. Pasalnya, babak kualifikasi menjadi pintu awal bagi setiap atlet di setiap cabang olahraga untuk bisa tampil di PON XX tahun 2020 di Papua.

“Melalui pelatda mandiri yang dilakukan, kita ingin setiap cabang olahraga untuk bisa memproyeksikan peluang setiap atlet. Setiap cabang olahraga harus tahu persis bagaimana atlet mereka dipersiapkan,” terangnya.

Melalui Pelatda mandiri tersebut, pihaknya berharap bisa membuat setiap cabang olahraga memiliki insiatif dan inovasi untuk mencari jalan keluar. Pasalnya, dalam waktu kedepan, kemandirian olahraga pun harus mulai dilakukan.

“Kondisi saat ini, menjadi kesempatan yang baik bagi Cabor untuk berinisiatif dan berinovasi mencari jalan keluar. Terutama dari sisi anggaran. Kondisi saat ini pun menuntut setiap Cabor untuk lebih dewasa berpikir,” tegasnya.

Terkait wacana kucuran anggaran sebesar Rp40 milyar dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar, Ahmad mengaku belum mengetahu terkait pencairannya. Bantuan dana sebesar Rp40 miliar tersebut, dinilai Ahmad tidak akan mencukupi kebutuhan cabang olahraga menggelar pelatda menghadapi babak kualifikasi.

“Dalam perhitungan saya, yang paling pokok di tahun 2019 ini adalah bagaimana semua Cabor bisa mengikuti babak kualifikasi dengan kondisi ideal. Untuk persiapan saja, minimal kita butuh anggaran sekitar Rp10 milyar, ditambah pelaksanaan paling sedikit Rp17 miliar, belum lagi subsidi bagi atlet berupa insentif serta vitamin yang nilainya lebih besar. Sementara untuk saat ini, kita hanya bisa mendukung Rp100 juta untuk pelatda dan Rp35 juta untuk pelaksanaan seleksi daerah. Selebihnya, kita tidak bisa termasuk untuk bantuan operasional cabang olahraga,” paparnya.

Salah satu solusi yang bisa dilakukan cabang olahraga dalam menggelar pelatda, yakni bekerjasama dengan daerah asal atlet setiap cabang olahraga. Bagaimana setiap KONI Kota/Kabupaten memberikan pendukungan bagi atlet-atlet mereka yang terpanggil masuk dalam program pelatda.

“Jadi konsep mandiri itu pun dalam arti bagaimana KONI Kota dan kabupaten memberikan dukungan bagi para atlet asal daerah masing-masing yang masuk dalam Pelatda untuk persiapan babak kualifikasi. Untuk dukungan Rp100 juta dari KONI Jabar, silakan Cabor mengajukan proposal kebutuhan mereka dan kita support sejumlah itu. Selebihnya, semoga Pemprov Jabar juga memahami dengan kondisi yang dihadapi cabang olahraga saat ini,” pungkasnya.

(ageng/bam’s)

Berita Terbaru

spot_img