Jumat 13 Desember 2024

Airlangga Hartanto Berpeluang Besar Dampingi Jokowi

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Pengamat Politik dari Unpad Yogi Suprayogi Supandi menyebut bahwa Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartato berpeluang besar dipilih menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) mendampingi Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019.

Demikian diungkapkan Yogi seiring dengan kekuatan partai Golkar yang menurutnya berpeluang.

“Sosok Airlangga Hartanto sangat berpeluang besar dipilih menjadi Cawapesnya Pak Jokowi,” kata Yogi saat menjadi pemateri pada diskusi politik ‘Partai Golkar dan Peta Politik Jawa Barat Menuju Pemilu 2019’di Bandung, Kamis (19/7/2018).

Kendati begitu, kebesaran partai bukan salah satu tolok ukur seseorang terpilih. Terlebih ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi peta politik 2019.

Sebagai kandidat Capres di Pilpres 2019, kata Yogi, Jokowi mendapatkan banyak dukungan dari partai politik.

Setidaknya ada 10 nama yang dimunculkan Parpol untuk dimunculkan untuk mendampingi Jokowi. Di antara nama tersebut, yakni Airlangga Hartato, Romy Romahurmuziy, Sri Mulyani.

“Tinggal Golkar yang belum walaupun sudah menyatakan dukungan. Kinerja tim pemenangan sangat berpengaruh pada kemenangan Jokowi dan pasangannya kelak,” kata dia.

Kaitannya dengan politik identitas, Yogi memprediksi bakal mewarnai Pilpres 2019.

“Jadi kalau mau menjadi pelengkap, Airlangga sepertinya harus merubah diri menjadi sosok yang bisa menutupi kelemahan Jokowi,” kata dia.

Menurut dia, sosok Jokowi lebih dikenal masyarakat sebagai tokoh nasionalis, sehingga wakilnya akan lebih ideal jika sosoknya agamis.

Sedangkan sosok Airlangga, dipandang sebagai sosok dari kalangan profesional dan nasionalis.

” Saran saya alangkah baiknya Partai Golkar yang dikomandoi oleh Airlangga menjadi King Maker dalam Pilpres, seperti yang dilakukan oleh Jusuf Kalla,” jelas dia.

Ketua DPD II Golkar Kota Bandung Deden Y Hidayat mengatakan bahwa peluang Airlangga menjadi Cawapres bagi Jokowi di Pilpres tahun besar sangat besar.

“Kalau kami ditanya sebesar apa peluangnya, maka kami jawab ukurannya sangat besar. Tapi yang pasti, politik identitas tidak bisa digodok oleh Golkar, karena Golkar itu partai nasionalis, terbuka, demokratis dan profesional,” tegas Deden.

(LIN)

Berita Terbaru

spot_img