TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Suasana haru menyelimuti Desa Cipacing, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, Senin pagi (22/12/2025). Di depan rumah sederhana itu, Irwan Adi Syafaat akhirnya bisa kembali memeluk keluarganya, pelukan yang lama ia rindukan sejak musibah menimpanya di tanah rantau.
Kepulangan Irwan bukan sekadar perjalanan seorang perantau yang pulang kampung. Ini adalah kisah tentang tangan-tangan kemanusiaan yang bekerja dalam senyap, menjembatani harapan seorang ayah yang ingin pulang untuk sembuh dan bertahan hidup. Sinergi Baznas RI, Baznas Jawa Barat, dan Baznas Kabupaten Tasikmalaya menghadirkan keajaiban yang ia butuhkan.
Baca Juga: Hoaks hingga Kebocoran Data, Ancaman Baru Bela Negara di Era Digital
Terperangkap Biaya Puluhan Juta di Tanah Rantau
Irwan awalnya berangkat ke Balikpapan untuk mencari nafkah. Namun takdir berkata lain. Baru beberapa bulan bekerja, ia mengalami kecelakaan kerja serius. Di tanah yang jauh dari keluarga, ia terbaring di rumah sakit dengan kondisi luka dan tagihan biaya medis yang kian membengkak hingga puluhan juta rupiah.
Tak ada kerabat di perantauan, tak ada lagi uang untuk bertahan, dan tubuhnya terus melemah. Harapan Irwan tinggal satu, yakni pulang ke Tasikmalaya, kemudain dirawat oleh keluarganya sendiri.
“Biaya perawatan di sana sangat tinggi. Dari awal, fokus kami adalah membantu agar saudara Irwan bisa pulang dan dirawat layak di rumah,” ujar Dwi Juli Kusmorof dari Baznas Tanggap Bencana (BTB) Pagerageung.
Perjalanan Panjang dari Soekarno-Hatta ke Cipacing
Laporan BTB Pagerageung langsung ditindaklanjuti Baznas Kabupaten Tasikmalaya. Koordinasi cepat dilakukan hingga ke pusat. Responsnya sungguh luar biasa: Baznas RI memutuskan menanggung seluruh biaya mobilisasi pemulangan.
Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, Irwan dijemput dengan ambulans khusus yang membawanya menempuh perjalanan jauh menuju Tasikmalaya. Sepanjang perjalanan, ia menggenggam harapan yang hampir padam.
“Ini bukti bahwa zakat dan infak benar-benar menjadi penyelamat bagi mustahik yang tertimpa musibah besar,” tutur Dhiar Mohammad Hasbi, staf Baznas Kabupaten Tasikmalaya.
Perjuangan Irwan Belum Berakhir
Kendati kini sudah berada di rumah, jalan menuju kesembuhan masih panjang. Luka pasca-kecelakaan membutuhkan perawatan intensif dan biaya yang tidak sedikit—sementara kondisi ekonomi keluarga Irwan sangat terbatas.
Baznas pun menggugah para dermawan untuk terus membuka hati.
“Semoga kebaikan para donatur dibalas pahala berlipat ganda. Bantuan Anda bukan hanya uang, tapi napas baru bagi saudara Irwan yang sedang berjuang,” tutup Dhiar.
(Abdul)


