BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dalam upaya mendukung pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan pendapatan kelompok ekonomi kreatif, Dosen Mata Kuliah Kewirausahaan UPI Dr. Acep Supriadi, M.Pd., M.AP., memprakarsai program pengabdian masyarakat. Kegiatan yang melibatkan Kelompok Ekonomi Kreatif binaan Posdaya Plamboyan di Desa Kayu Ambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) ini, bertajuk ‘Pengolahan Bahan Baku Tempe untuk Meningkatkan Pendapatan Kelompok Ekonomi Kreatif melalui Pembuatan Gepuk Tempe Rasa Daging’.
Dr. Acep Supriadi mengatakan, program pengabdian masyarakat ini tidak hanya bertujuan meningkatkan keterampilan produksi masyarakat. Namun juga memperluas wawasan mereka tentang pengelolaan usaha, pemasaran, dan strategi pengemasan produk.
Dalam program tersebut, lanjut Acep, para peserta diberikan pelatihan untuk mengolah tempe. Bahan pangan yang mudah diakses tersebut diolah menjadi produk inovatif berupa gepuk tempe dengan rasa daging. Inovasi tersebut diharapkan dapat memberikan nilai tambah pada tempe sehingga mampu bersaing di pasar dan memberikan peluang ekonomi baru bagi kelompok ekonomi kreatif setempat.
“Kami berharap produk gepuk tempe ini dapat menjadi ikon ekonomi kreatif Desa Kayu Ambon, sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat di masa mendatang,” kata Acep.
Kegiatan program pengabdiam masyarakat tersebut pun disambut antusias masyarakat. Berkolaborasi dengan PKK Desa Kayu Ambon yang dipimpin Nani Yuningsih, kegiatan diikuti ratusan peserta dan berjalan lancar.
“Kami sangat mengapresiasi kegiatan ini. Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi ibu-ibu anggota PKK dan kelompok usaha kreatif lainnya. Dengan adanya pendampingan ini, kami optimis produk gepuk tempe akan menjadi produk unggulan desa yang diminati pasar,” kata Nani Yuningsih.
Program ini mendapat tanggapan positif dari para peserta yang mendapatkan keterampilan baru sekaligus motivasi untuk terus berinovasi dalam meningkatkan taraf ekonomi keluarga. Dengan sinergi yang kuat antara akademisi, masyarakat, dan pemerintah desa, program ini diharapkan menjadi model pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan.
“Ini menjadi bukti nyata kontribusi dunia pendidikan dalam mendorong kreativitas dan kemandirian ekonomi masyarakat di tingkat lokal,” Nani menegaskan.
(Ageng)
