BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus berupaya menyelesaikan permasalahan sampah yang masih dalam status darurat. Salah satunya dengan menyamakan frekuensi komitmen bersama para asosiasi hotel, kafe, restoran, dan pariwisata.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna mengaku, telah menyosialisasikan penanganan sampah di tiap kluster. Mulai dari kluster pendidikan, pusat perbelanjaan, tempat ibadah, kelompok masyarakat kota, dan kini perhotelan, cafe, resto, serta pariwisata.
BACA JUGA:
Cacar Monyet Terdeteksi di Kota Bandung, Ini Pesan Dinkes
“Kami terus mencoba membangun pemahaman dan komitmen menangani sampah. Harapannya sampah bisa selesai di hulu. Saya yakin yang ada di kluster cafe, resto, tempat wisata, dan perhotelan juga bisa ikut berkomitmen,” kata Ema Sumarna Selasa (31/10/2023).
Ema menyebut, dari 135 TPS, kini sudah ada 108 TPS yang bisa ditangani dan mulai mendekati normal.
“Kalau hotel di Kota Bandung bisa menangani sampah 100 persen, tidak usah ada kewajiban bayar retribusi sampah. Tinggal kita berkomitmen saja sampah selesai di tempat masing-masing,” ucapnya.
Menurutnya, salah satu langkah inspiratif bisa dicontoh dari mal PVJ. Setiap hari PVJ memproduksi 5 ton sampah, 90 persen di antaranya adalah sampah organik.
BACA JUGA:
Mapag Hujan: 5 Ribu Sedimentasi Dikeruk di Kota Bandung
“Dan itu sudah selesai dengan maggot. Mereka mau berkorban penanganan masalah sampah, disiapkan lahan untuk menangani sampah dengan maggot. Lalu sampah anorganik kerja sama dengan pengepul. Sisanya 2 persen sampah residu yang dibuang ke TPA,”katanya.
Pihaknya juga mengimbau jangan sampai sampah mematikan potensi pariwisata Kota Bandung. Terlebih Kota Bandung sangat bergantung pada sektor jasa pariwisata.
“Bebas, caranya bisa disesuaikan masing-masing. Silakan pilih cara seperti apa yang cocok untuk di lingkungannya. Jangan sampai di tempat bapak ibu semua ada sampah yang menumpuk. Itu kan membuat orang jadi tidak tertarik berkunjung,”ujarnya.
Sementara itu, Bidang Keanggotaan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jabar, Iwan Siwadimadja menyampaikan, sejak 3 bulan lalu PHRI sudah melakukan penyuluhan sampah ke hotel-hotel dan restoran di Kota Bandung.
“Sebanyak 294 anggota kami sudah mendapatkan penyuluhan. Saat sedang berjalannya penyuluhan, terjadi kebakaran Sarimukti. Kami juga langsung mempercepat pengolahan sampah di hotel dan resto,”kata Iwan Siwadimadja.
Iwan mengungkapkan, sekitar awal September, sampah organik yang dipilah sudah mulai diangkut oleh UPT Pengelolaan Sampah. Kemudian disalurkan kepada pengolah maggot.
“Hanya prosesnya agak sulit koordinasinya juga. Kami juga sudah study banding ke Taman Safari untuk melihat cara pengolahannya. Mudah-mudahan dalam waktu sebulan sudah bisa berproses,”ungkapnya.
Saat ini, kata dia beberapa hotel yang sudah 100 persen menyelesaikan sampah di tempatnya adalah El Royal, Grand Cokro, dan Hotel Malaka.
(Yusuf Mugni/Anthika Asmara)