spot_img
Tuesday 30 April 2024
spot_img
More

    Indonesia Tuan Rumah CDNLAO Ke-28; Wujudkan Perpustakaan Berkelanjutan, Inklusif dan Inovatif

    JAKARTA,FOKUSJabar.id: The 28th General Conference of Directors of National Libraries in Asia and Oceania (CDNLAO) resmi dibuka di Jakarta, Selasa (25/10/2022). Konferensi internasional Kepala Perpustakaan Nasional di Asia dan Oseania tersebut digelar secara luring dan daring serta dihadiri perwakilan lebih dari 30 negara se-Asia dan Oseania.

    Gelaran konferensi kali ini menjadi istimewa karena dihadiri Presiden Federasi Internasional Asosisasi dan Lembaga Perpustakaan periode 2022-2023 (International Federation of Library Associations and Institutions/IFLA), Vicki McDonald. Dia mengantarkan visi misi IFLA mengenai pengembangan perpustakaan dan kepustakawan ke depan.

    Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menjadi penyelenggara kegiatan tahunan antar-Kepala Perpustakaan di Asia dan Oseania yang bertujuan bertukar informasi dan mempromosikan kerjasama untuk pengembangan perpustakaan di Asia dan Oseania. CDNLAO ke-28 yang mengusung tema Library Service Impacts on Community: Sustainability, Inclusion, and Innovation, dibuka secara resmi Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando.

    Secara virtual dari Brisbane, Australia, Presiden IFLA mengapresiasi gelaran CDNLAO ke-28 serta mengucapkan terima kasih atas undangan yang diberikan. Dia menyampaikan visi IFLA yakni mencapai bidang perpustakaan yang kuat dan bersatu, dengan memberdayakan masyarakat yang literat, informatif, dan partisipatif.’

    “Perpustakaan dan pustakawan memiliki peran untuk mendukung kerja pemerintah,” kata Vicki.

    Vicki pun bercerita saat menghadiri orasi Profesor Emeritus Peter Coaldrake di Australia. Dalam orasi tersebut, profesor menyampaikan Pemerintah harus memikul beban tantangan terbesar masyarakat.

    Vicki menyatakan para perwakilan perpustakaan nasional yang ada di seluruh dunia memiliki pekerjaan yang sebagian besar sama. Yakni bertanggung jawab untuk mendokumentasikan sejarah yurisdiksi setiap negara, memberikan layanan referensi dan penelitian, memfasilitasi serta mendorong penelitian baru.

    “Merenungkan pernyataan Profesor Coaldrakes, saya melihat bahwa Anda juga fokus pada masalah kompleks masyarakat saat ini. Sebagai pustakawan dan pemimpin perpustakaan, saya yakin tantangan kita adalah mempertimbangkan bagaimana kita dapat bekerja dengan pemerintah untuk mendukung pekerjaan mereka dalam mengatasi dan menyelesaikan tantangan masyarakat,” Vicki menjelaskan.

    Lebih lanjut, Vicki menyebut tahun ini IFLA memasuki usia 95 tahun dan merupakan waktu yang tepat untuk merenungkan pencapaian yang diraih dan mempertimbangkan bagaimana perpustakaan agar diakui keberadaannya. Selain itu, dia mengajak untuk memikirkan kontribusi yang diberikan untuk masyarakat.

    BACA JUGA: Adik Brigadir J Sebut Sambo dan Putri Sudah Tidak Tinggal Serumah

    fokusjabar.id CDNLAO perpustakaan
    The 28th General Conference of Directors of National Libraries in Asia and Oceania (CDNLAO) resmi dibuka di Jakarta, Selasa (25/10/2022). (FOTO: Istimewa)

    Sementara Kepala Perpusnas RI, Muhammad Syarif Bando menjelaskan situasi internasional saat ini yang kompleks dan menjadi tantangan bagi perpustakaan dalam mengedepankan ide yang didasarkan pada akses yang adil terhadap informasi. Dia menilai, sudah seharusnya perpustakaan terlibat penuh dalam mendukung Pembangunan Berkelanjutan atau SDG’s untuk mengakhiri kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan, dan melindungi planet, melalui pencapaian 17 tujuannya.

    “Perpustakaan dituntut tidak sekadar memberikan layanan saja tetapi juga memperhitungkan dampak dari layanan yang diberikan,” kata Syarif Bando.

    Dalam pemulihan ekonomi dalam negeri, lanjut dia, perpustakaan memiliki peran penting sebagai ruang terbuka bagi masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup. Untuk itu, Perpusnas membangun paradigma perpustakaan yang berorientasi pada pemanfaatan sumber daya perpustakaan dengan proporsi terbesar adalah perpustakaan untuk transfer ilmu pengetahuan.

    “Untuk penguatan perpustakaan di Indonesia, Perpusnas telah memiliki program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan perpustakaan,” dia menuturkan.

    Program ini, kata Syarif Bando, berupaya untuk merevitalisasi fungsi perpustakaan umum berbasis inklusi sosial. Perpustakaan umum direvitalisasi sebagai pusat kegiatan pemberdayaan masyarakat, yang berkomitmen pada peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.

    “Dengan tagline literasi untuk kesejahteraan, memiliki arti mewujudkan masyarakat sejahtera dengan memberdayakan perpustakaan umum. Hal ini sangat selaras dengan manifesto perpustakaan umum dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan,” kata dia.

    Testimoni dari para penerima manfaat program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial dirangkum dalam buku bertajuk Impact Stories of Library Transformation Based on Social Inclusion. Usai paparan, Kepala Perpusnas menyerahkan buku tersebut kepada perwakilan negara yang hadir secara luring.

    Manajer IFLA Regional Asia-Oseania, Lin Lin Soh menyatakan, perpustakaan berperan mendukung Program Keberlanjutan SDG’s. Untuk itu, perpustakaan harus dapat memberikan akses informasi kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat berkembang secara berkelanjutan, baik sosial maupun lingkungan.

    Pihaknya telah membuat situs web Library Map of the World yang memuat data perpustakaan di 135 negara, SDG’s story, serta profil 28 negara. Kanal SDG’s story memuat kegiatan dan program terkait perpustakaan yang membawa perubahan untuk mendorong tercapainya tujuan SDG’s.

    “Saya berharap anda dapat berpartisipasi karena tadi Bapak (Kepala Perpusnas), sudah menceritakan beberapa cerita, bagaimana, dan semua ini sangat penting dan perlu dimasukkan ke web ini. Mari kita memberikan dampak yang baik untuk masyarakat kita,” kata dia.

    CDNLAO ke-28 berlangsung pada 24-27 Oktober 2022 di Jakarta dan merupakan ketiga kalinya Indonesia menjadi tuan rumah. Sebelumnya, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan CDNLAO pada 2007 dan 2012.

    CDNLAO ke-28 mengusung tiga subtema yakni keberlanjutan, inklusi, dan inovasi dengan para narasumber dari Perpusnas, IFLA, Perpustakaan Nasional Iran, Perpustakaan Nasional Vietnam, Perpustakaan Nasional Filipina, Perpustakaan Nasional Singapura, Perpustakaan Nasional Qatar, dan Perpustakaan Nasional Tiongkok.

    (Ageng)

    Berita Terbaru

    spot_img