spot_img
Jumat 3 Mei 2024
spot_img
More

    Miris, Siswa SMP PGRI 6 Kota Bandung Terpaksa Numpang Belajar Diruang Sempit

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Miris puluhan siswa SMP PGRI 6 Kota Bandung terpaksa harus menumpang belajar di sekolah SDN 205 Neglasari kota Bandung. Lantaran tidak punya gedung sendiri untuk kegiatan belajar mengajar (KMB).

    Namun yang memilukan, aktivitas belajar di SMP PGRI 6 ini terpaksa dilakukan hanya di 2 ruangan bekas perpustakaan SD negeri di sana. Dua ruang tersebut lalu disulap supaya menjadi 3 kelas dengan satu ruangan berukuran sekitar 6X5 meter untuk kelas 7, kemudian ruangan berukuran 3X5 untuk kelas 8 dan terakhir ruangan 2X3 meter untuk kelas 9 yang tadinya merupakan tempat yang difungsikan sebagai musala.

    Kepala Sekolah SMP 6 PGRI Kota Bandung Winahti Cahyoni mengatakan, kondisi tersebut sudah terjadi sejak sistem pembelajaran full day school diterapkan. Sebelumnya, murid SMP bisa menumpang kelas ke SDN 205 Neglasari dan melakukan pembelajaran dengan normal.

    BACA JUGA: Atalia Praratya Terapkan Aplikasi Aplikasi Home Clinic

    “Dikarenakan SD sekarang sudah full day, dan mereka pulangnya sampe jam 3 sore, kami mengambil solusi merubah perpustakaan jadi ruang kelas. Yang penting pembelajaran harus tetap terlaksana,” kata Winahti Cahyoni Senin (8/8/2022).

    Winahti Cahyoni mengaku, sebetulnya ruang kelas di sekolahnya tidak layak untuk tempat belajar. Namun karena keterbatasan, pihaknya tidak punya pilihan lain selain memanfaatkan ruangan yang ada.

    “Dulu sebelum full day, kita masih bisa gantian belajarnya di kelas yang SD. Jadi kalau pagi dipake SD, kita masuknya siang jam 12. Jadi kami harus menunggu SD pulang dulu baru anak-anak bisa belajar secara gantian,” ucapnya.

    Yang memilukan, ruangan untuk kelas 9 berhadapan langsung dengan toilet. Begitu juga ruangan untuk kelas 8 yang berdampingan dengan ruangan guru tanpa ada sekat penutup apapun. Hanya ruangan untuk kelas 7 saja yang terjaga privasinya saat proses belajar mengajar dilaksanakan.

    Meskipun demikian, Winahti Cahyoni menyatakan anak didiknya masih bisa fokus saat belajar. Meskipun, ia mengakui ruang belajar untuk murid SMP PGRI 6 tidak layak digunakan untuk KBM.

    “Kalau masalah nyaman, tentu tidak nyaman. Tapi saya berusaha menyamankan anak-anak dengan cara kita, kasarnya membujuk anak-anak. Termasuk pendekatan ke keluarganya supaya bisa memaklumi keadaan SMP PGRI 6 Kota Bandung,” ungkapnya.

    Winahti Cahyoni mengaku,  kondisi ini sebetulnya sudah sering dilaporkan ke pihak Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP) PGRI sebagai yayasan induk sekolahnya, termasuk ke Dinas Pendidikan Kota Bandung. Namun selama ini, belum ada tindakan untuk solusi dari masalah tersebut.

    Pihaknya berharap, ada solusi dari pihak terkait supaya KBM di sekolahnya bisa dilakukan di ruangan yang lebih layak. Meskipun, ada kendala terberat karena SMP PGRI berstatus sebagai sekolah swasta di Kota Bandung.

    BACA JUGA: Mahfud MD: Kasus Brigadir J adalah Pembunuhan Berencana

    “Harapan saya dan guru-guru, tentu kami ingin punya tempat yang layak, ingin sekali. Entah seperti apa, mungkin itu jadi mimpi kami, supaya anak-anak belajarnya juga jadi nyaman. Mudah-mudahan ini bisa didengar yah dan jadi kenyataan buat kami,” pungkasnya.

    (Yusuf Mugni/Anthika Asmara)

    Berita Terbaru

    spot_img