BANDUNG,FOKUSJabar.id: Fenomena astronomi akan kembali hadir menghiasi langit malam pada Kamis (14/7/2022) yakni fenomena Bulan Purnama Rusa Super (Full Buck Supermoon). Hal tersebut diungkapkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Fenomena Bulan Purnama Rusa Super merupakan satu dari tiga fenomena bulan purnama yang cukup langka terjadi. Sebelumnya, dua fenomena bulan purnama sudah terjadi yakni Bulan Purnama Stroberi Super (Full Strawberry Supermoon) dan Bulan Baru Stroberi Mikro (New Strawberry Micromoon).
Fenomena Purnama Stroberi Super terjadi pada 14 Juni lalu. Disusul dengan Bulan Baru Stroberi Mikro pada 29 Juni 2022 yang penampakannya sulit terlihat karena terjadi pada pagi menjelang siang hari, sekitar 09.52 WIB seperti dikutip dari website resmi Edukasi Sains Antariksa (LAPAN/BRIN).
Penamaan Bulan Purnama Rusa Super ini diambil dari The Farmer’s Almanac (Almanak Petani Amerika) dimana pada bulan Juli rusa jantan muda mulai tumbuh tanduk. Jadi bukan berarti penamaan Bulan Purnama Rusa Super ini menunjukkan penampakan bulan yang akan terlihat seperti tanduk rusa atau hal lainnya yang tampak secara visual.
“Penamaan ini semata-mata untuk menandai musim dan perilaku hewan yang timbul pada musim-musim tertentu bagi penduduk asli Amerika,” kata Pusat Riset Antariksa BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin seperti dilansir republika.co.id, Selasa (12/7/2022).
BACA JUGA: Dua Pemain Timnas Indonesia U-19 Segera Gabung Persib
Yang membuat istimewa, kata Andi, Purnama Stroberi dan Purnama Rusa kali ini bertepatan dengan Bulan Purnama Super (Full Supermoon) atau secara teknis disebut Purnama Perige (Perigeal Full Moon). Sedangkan Bulan Baru Stroberi bertepatan dengan Bulan Baru Mikro (New Micromoon). Bahkan, Bulan Baru Mikro kali ini diapit oleh dua Bulan Purnama Super yang terjadi pada dua bulan berturut-turut.
Andi menjelaskan, fenomena terakhir terjadi pada tahun 2004 dan 2013 sehingga dikatakan fenomena terjadi setiap sembilan tahun sekali. Dan fenomena ini akan kembali terjadi pada tahun 2031 dan 2040.
“Untuk Bulan Purnama Rusa, terjadi pada Kamis nanti pukul 01.57 WIB, 02.57 WITA, dan 03.57 WIT pada jarak 357.418 kilometer,” kata dia.
Untuk menyaksikan fenomena Bulan Purnama Rusa Super, Anda cukup mengarahkan pandangan sesuai arah terbit dan terbenamnya Bulan pada waktu terbit hingga terbenam Bulan.
Secara umum, Bulan akan terbit dari arah Tenggara 16-32 menit sebelum Matahari terbenam (13/7/2022) dan berada di atas ufuk sampai keesokan harinya di berbagai wilayah Indonesia. Bulan Purnama Rusa Super ini akan terbenam di arah Barat Daya 15-27 menit setelah Matahari terbit keesokan harinya (14/7/2022).
Anda pun tidak perlu menggunakan alat bantu optic kecuali jika ingin mengabdikan dalam bentuk foto atau rekaman video. Jika ingin mengabadikan momen, Anda perlu menggunakan teleskop atau binokuler/monokuler yang terhubung dengan kamera ponsel atau kamera CCD yang tersambung ke komputer pribadi atau laptop.
Dikutip situs web BRIN, Andi menyebut fenomena ini menimbulkan pasang laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari biasa. Untuk itu, dia mengimbau masyarakat khususnya yang bekerja sebagai nelayan untuk tidak melaut antara dua hari sebelum hingga dua hari sesudah puncak fenomena, yaitu antara 12-16 Juli.
“Pasang laut ini disebut juga sebagai pasang purnama. Ini karena konfigurasi Matahari-Bumi-Bulan yang segaris,” kata dia.
(Ageng)