spot_img
Jumat 10 Mei 2024
spot_img
More

    Rusia Sebut Konflik Ukraina Bisa Timbulkan Perang Nuklir

    RUSIA,FOKUSjabar.id: Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, konflik di Ukraina berisiko meningkat menjadi perang dunia ketiga, Senin (25/4/2022) waktu setempat.

    Lavrov juga menyebut, bahwa NATO terlibat dalam Perang Ukraina-Rusia lantaran memasok persenjataan menuju Kiev.

    Sebelumnya, sejumlah negara anggota NATO telah memasok secara besar-besaran berbagai persenjataan kepada militer Ukraina.

    Lavrov mengatakan, risiko konflik nuklir tidak boleh diremehkan dan bahwa inti dari setiap kesepakatan untuk mengakhiri konflik di Ukraina akan sangat bergantung pada situasi militer di lapangan.

    BACA JUGA: Inggris, AS, Kanada Walk-Out dari G20 Gegara Rusia

    Dia secara lantang menuduh NATO dan sekutunya berusaha untuk menggertak Rusia di panggung internasional.

    Lavrov mengatakan, bahwa ketegangan antara AS dan sekutu dengan Rusia dikabarkan lebih buruk daripada selama krisis rudal Kuba pada puncak Perang Dingin, dilansir Daily Mail UK.

    Saat ditanya langsung tentang kemungkinan perang nuklir, Lavrov dengan tegas menjawab resiko perang nuklir sangat nyata.

    “Risikonya sangat signifikan. Saya tidak ingin bahaya dibesar-besarkan secara artifisial (tetapi) ini serius, nyata. Itu tidak bisa diremehkan,” kata dia, seperti dilansir IDN.

    Wawancara tersebut ditayangkan beberapa jam setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, dan Menteri Pertahanan, Lloyd Austin, mengunjungi Kiev dan menjanjikan lebih banyak bantuan militer ke Ukraina.

    Selama wawancara, Lavrov ditanya tentang pentingnya menghindari Perang Dunia III dan perbandingan dengan krisis rudal Kuba pada tahun 1962, yang merupakan titik terendah dalam hubungan AS-Soviet.

    “Ini (menghindari Perang Dunia III) adalah posisi kunci kami di mana kami meletakkan segalanya. Risikonya sekarang cukup besar,” kata dia, dikutip dari Al Jazeera.

    Sebagai informasi, negara-negara Barat dan Rusia telah meratifikasi Treaty on the Prohibition of Nuclear Weapons (TPNW) yang melarang penggunaan senjata nuklir.

    Invasi Rusia dua bulan ke Ukraina, serangan terbesar di negara Eropa sejak 1945, telah menyebabkan ribuan orang tewas dan terluka.

    Berbagai bangunan kota telah menjadi puing-puing dan memaksa lebih dari 5 juta orang mengungsi ke luar negeri.

    Rusia menyebut tindakannya sebagai operasi militer khusus, demi melucuti senjata Ukraina dan melindunginya dari NAZI. Berbagai negara menyebut alasan Rusia tidak masuk akal.

    (Agung)

    Berita Terbaru

    spot_img