spot_img
Rabu 1 Mei 2024
spot_img
More

    Warga Indonesia Fokus Tata Kesehatan dan Keuangan

    JAKARTA,FOKUSJabar.id: Warga Indonesia optimistis bahwa akan ada akhir dari pandemi. Hasil penelitian baru dari Manulife, sebagian besar masyarakat Indonesia akan lebih fokus pada kesehatan dan perencanaan keuangan setelah merasakan pendapatan berkurang selama pandemi.

    Di antara masyarakat Indonesia yang menjadi bagian dari Asia Care Survey Manulife ketiga, 66 persen responden di Indonesia meyakini COVID-19 akan berakhir setahun ke depan dan lebih dari 59 persen berpendapat bahwa pembatasan kegiatan masyarakat akan selesai dalam kurun waktu yang sama.

    Kendati pandangan itu termasuk yang lebih optimis, 35 persen responden menyatakan kekhawatiran tentang ekonomi lokal yang membutuhkan waktu lama untuk pulih.

    Sebesar 58 persen dari mereka mengalami penurunan pendapatan dengan satu dari sepuluh orang, atau 13 persen di antanya kehilangan pekerjaan selama pandemi.

    BACA JUGA: “Ditemukan” di Pecel Lele, Gadis Indonesia Jajal Panggung Model Dunia

    Presdir dan CEO Manulife Indonesia Ryan Charland mengatakan, selain hasil survei yang menyebutkan tingginya atensi terhadap sisi finansial dan kesehatan, masyarakat Indonesia pun semakin memegang kendali atas keuangan mereka dan menemukan beragam cara untuk mengurangi dampak COVID-19.

    Indonesia juga semakin memegang kendali atas perencanaan keuangan mereka dan menemukan beragam cara untuk mengurangi dampak pandemi.

    “Meskipun banyak keluarga mengalami tantangan dan menghadapi ketidakpastian dari sisi keuangan, kesehatan dan masa depan, minat lebih tinggi terhadap proteksi melalui asuransi bisa dikatakan sebagai salah satu cara menyesuaikan diri dengan situasi di tengah COVID-19,” kata Ryan.

    Kebiasaan finansial yang baik menyeimbangkan kekurangan dana jangka pendek

    Hasil survei menunjukan bahwa kebiasaan perencanaan keuangan di antara responden Indonesia yaitu menyeimbangkan antara upaya mengatasi tantangan keuangan saat ini dengan upaya menciptakan masa depan mapan.

    Manulife Indonesia dan IPB Teken MoU Penyaluran Wakaf

    Sebanyak 57 persen responden mengatakan, mereka mengelola keuangan secara aktif karena pandemi, jauh lebih tinggi dibanding responden yang mengikuti survei di semua negara Asia lain, yakni 42 persen.

    “Menariknya, 32 persen dari responden telah mendirikan usaha milik pribadi untuk mendukung pekerjaan utama bahkan menggantikan. 37 persen responden di Indonesia pun memiliki tabungan yang akan bertahan lebih dari satu tahun jika diperlukan,” kata dia.

    Untuk mengurangi risiko ekonomi yang disebabkan COVID-19, 25 persen responden berinvestasi, sementara 36 persen mengurangi pengeluaran yang tidak perlu.

    Pada saat yang sama, pentingnya asuransi dan perencanaan pensiun makin disadari secara luas. Setidaknya 83 persen responden melihat pentinya asuransi dan 84 persen memikirkan hal yang sama tentang perencanaan pensiun.

    “Hasil survei juga menunjukkan 76 persen dari mereka berencana membeli asuransi dalam 12 bulan ke depan,” kata Ryan.

    Dari seluruh responden Indonesia, 60 persen diantaranya sudah memiliki asuransi, yakni 35 persen asuransi kesehatan, dan 29 persen asuransi jiwa. Hal itu, kata dia, menunjukkan bahwa Indonesia pasar terendah yang tercakup dalam Asia Care Survey yang juga mencerminkan rendahnya tingkat penetrasi asuransi di Indonesia.

    “Dari survei tersebut, ada peluang luar biasa bagi kami untuk melayani nasabah di Indonesia, mengingat tingkat penetrasi asuransi masih rendah dan kesenjangan perlindungan masih tinggi. Di Manulife, kami berupaya memperkecil kesenjangan itu dan membantu kehidupan nasabah untuk semakin hari semakin baik.

    Saran dan solusi untuk mewujudkan keamanan finansial kami lakukan, terlebih kami memberdayakan kesehatan dan kesejahteraan berkelanjutan melalui produk yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah kami,” kata dia.

    Menyesuaikan gaya hidup untuk kesehatan fisik dan mental 

    Secara umum, pertimbangan masyarakat Indonesia terhadap asuransi tidak lepas dari aspek kesehatan. Hal itu terlihat dari responden yang menyesuaikan gaya hidup demi menurunkan dampak COVID-19.

    Kesediaan responden Indonesia untuk mengenakan masker menjadi yang tertinggi, yakni 82 persen di kawasan, begitupun dengan tingkat keaktivan fisik yang mencapai 69 persen. Bahkan 52 persen meningkatkan intensitasnya berolahraga sejak pandemi berlangsung, seperti jogging (72 persen) dan bersepeda (54 persen).

    Persepsi mereka tentang kondisi kesehatannya pun termasuk yang tertinggi di kawasan Asia, 81 persen responden mengatakan bahwa mereka dalam kesehatan fisik sangat baik, dan 78 persen kesehatan mental sangat baik.

    Angka-angka tersebut, kata dia, justru lebih rendah untuk wanita single, hanya 65 persen yang merasa dalam kondisi fisik sangat baik dan 60 persen dalam kondisi kesehatan mental sangat baik.

    Sementara pria umumnya merasa lebih baik terhadap kesehatannya. Tidak hanya itu, satu dari empat responden menyatakan kekhawatiran akan kesehatan keluarga, meski pada saat yang sama mengabaikan kesehatannya sendiri.

    Terkait masalah kesehatan yang menjadi perhatian utama responden di Indonesia, penyakit jantung menempati urutan pertama, yakni 41 persen, kemudian stroke 35 persen, kanker 35 persen dan diabetes 31 persen. Kemudian responden Indonesia paling nyaman menggunakan aplikasi kesehatan dan well-being sebesar 86 persen atau tertinggi di kawasan Asia.

    Memahami dampak kecemasan finansial akibat COVID-19, Manulife telah menyediakan beragam solusi perlindungan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Di antara solusi yang ditawarkan, yakni Mismart Insurance Solution (MiSSION).

    Asuransi tambahan yang pertama, yaitu MiSmart Medicare Plus (MiSMP) yang memberikan manfaat rawat inap hingga tertanggung berusia 80 tahun. Selanjutnya asuransi tambahan perlindungan jiwa MiSmart Payor Benefit Plus (MiSPBP).

    (LIN)

    Berita Terbaru

    spot_img