spot_img
Sabtu 4 Mei 2024
spot_img
More

    Jawa Barat Peringkat Pertama Penyebaran Omicron

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satuan Gugus Tugas (Satgas) Covid-19 Republik Indonesia, Letjen TNI Suharyanto mengatakan, Provinsi Jawa Barat kini telah menduduki rangking pertama dalam penyebaran Covid-19 varian Omicron di masyarakat.

    “Walaupun sudah 2 tahun kita bergulat melawan Covid-19 sampai awal tahun 2022 ini ternyata pertarungan kita belum berakhir. Yang terbaru adalah virus omicron, kita ketahui bersama, tiga hari terakhir Jabar menduduki rangking pertama terkait penambahan kasus konfirmasi positif, tapi itu jangan menjadikan kita semua kecil hati,” kata Suharyanto di Balai Kota Bandung Jalan Wastukencana Jabar Sabtu (19/2/2022).

    Oleh karna itu, pihaknya meminta Kota dan Kabupaten di Jawa Barat untuk segera melakukan langkah cepat. Agar penyebaran Covid-19 di Jabar kembali kondusif.

    BACA JUGA: BNPB: Omicron Tidak Lebih Berbahaya Dibandingkan Delta

    “Yang penting kota/kabupaten harus segera bersiap untuk kembali bekerja keras sehingga Jabar dapat kembali kondusif, memang trend nya seperti itu,”ucapnya.

    Selain di Jawa Barat, di beberapa daerah lainya seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan beberapa Provinsi di luar pulau Jawa, saat ini juga sedang mengalami lonjakan kasus Covid-19 di masyarakat.

    “Sekarang yang mulai ada penurunan adalah DKI, Banten, dan Bali, sedangkan yang sedang naik Jabar, Jateng, Jatim, Jogja, dan Provinsi di luar Jawa. Puncak kasus konfirmasinya sudah melebihi saat Juni 2021 yaitu saat terjadinya puncak varian Delta,” katanya

    Saat ini, kasus kematian akibat Covid-19 dinilai tidak separah varian Delta, Namun, kata dia, tingkat kefatalanya dan penyebarannya dirasa sangat tinggi.

    “Walaupun kematiannya tidak seperti Delta, sebagai gambaran, saat Delta itu kasus konfirmasinya 56 ribu per hari dan yang meninggal 2000 lebih, tapi sekarang kasus konfirmasi nasional itu 64 ribu tertinggi, yang meninggal dibawah 250 orang. Jadi artinya memang dari segi kefatalan, virus varian omicron ini tidak seberbahaya delta tapi banyak juga yang meninggal,” ujarnya.

    Suharyanto menambahkan, berdasarkan analisa data, kebanyakan masyarakat yang meninggal akibat Covid-19 varian omicron ini dikarenakan memiliki riwayat penyakit bawaan (Komorbit) dan Masyarakat lanjut usia (Lansia).

    BACA JUGA: Omicron Meningkat, Pemkab Kuningan Tracing di Tempat Wisata

    “Berdasarkan analisa evaluasi yang meninggal tu (akibat Covid-19 varian omicron) karena ada tiga hal, yaitu komorbid, belum vaksin, dan lansia,” katanya

    (Yusuf Mugni/Anthika Asmara)

    Berita Terbaru

    spot_img