JAKARTA,FOKUSJabar.id: Saham perusahaan distribusi gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) milik Tommy Soeharto, yakni PT GTS Internasional Tbk (GTSI) anjlok hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) di hari pertama melantai di pasar modal atau IPO.
Analis CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, penurunan harga saham yang terjadi pada GTSI tersebut hanya bagian dari dinamika pasar, meskipun jarang terjadi di hari pertama IPO.
“Kalau soal harga saham yang turun, saya melihat bagian dari dinamika pasar di mana hari ini banyak terjadi aksi jual, sehingga saham GTSI pun ikut terkena imbasnya. Sebenarnya kalau dibilang normal, ya jarang juga sih kejadian seperti itu. Pas kebetulan aja marketnya kurang oke jadinya kena imbas,” kata Reza, Rabu (8/9/2021).
BACA JUGA: BEI Catatkan Rekor SID Saham Baru Dalam 44 Tahun Diaktifkan Pasar Modal Indonesia
Perusahaan milik Tommy Soeharto ini bergerak di bidang usaha Floating Storage Regasification Unit (FSRU) di Indonesia yang memiliki layanan terintegrasi. GTSI juga bergerak di bidang distribusi gas alam dan buatan, transportasi laut dalam negeri dan luar negeri untuk barang khusus dan aktivitas perusahaan holding.
Reza mengatakan, dengan adanya kebutuhan akan pengolahan gas dan distribusinya maka kebutuhan akan kapal untuk kegiatan FSRU akan semakin meningkat.
“Mereka ini kan termasuk penyedia kapal ya, shipping & logistic. Nanti yang bisa diperhatikan ke depannya ialah sustainability kontraknya untuk menjamin kinerja ke depannya,” kata dia.
Ditanya soal prediksi berapa lama kondisi ARB ini akan bertahan di GTSI, Reza menyatakan tak dapat memprediksikan karena kondisi pasar saham yang dinamis. Akan tetapi, menurutnya, pasar akan sangat menantikan pemberitaan positif dari perushahaan milik Tommy Soeharto ini untuk menilai prospek saham ke depan.
“Tentunya pasar juga menantikan pemberitaan positif dari GTSI untuk menilai ke depan masih layak investasi atau tidak. Oleh karena itu, balik lagi ke fundamentalnya mereka. Kalau ke depan kontrak mereka bisa memberikan nilai tambah, maka GTSI akan layak menjadi salah satu target invest para pelaku pasar,” pungkasnya.
BACA JUGA: Tommy Soeharto Resmi Jadi Ketum Partai Berkarya
(Agung)