spot_img
Sabtu 18 Mei 2024
spot_img
More

    Pulihkan Mental, NasDem Jabar Bersama Gerakan Titik Koma Gelar Konseling Gratis

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Gerakan Titik Koma bersama DPW NasDem Jabar menggelar konsling gratis untuk warga yang kesehatan mentalnya terganggu. Acara yang digelar secara online itu dilakukan di Kantor DPW NasDem Jabar, Jalan Cipaganti, Kota Bandung, Sabtu (4/9/2021).

    Konseling online yang diikuti ribuan warga dari berbagai kalangan itu menghadirkan enam psikolog dan pembicara lainnya, termasuk Gubernur Jabar Ridwan Kamil (Emil).

    Emil mengatakan bahwa saat ini banyak masyarakat yang mentalnya terganggu. Gangguan kesehatan mental ini, kata dia, tidak memiliki segmen tertetu, mulai dari anak-anak hingga pemimpin.

    “Selama 1,5 tahun, agenda saya COVID-19. Tiap hari, tiap minggu, tiap bulan, bahkan saya mimpi pun COVID,” kata Emil .

    Dia mengakui, di saat pandemi seperti saat ini, jumlah warga Jabar yang mengalami gangguan kesehatan mental bertambah 60 persen, bahkan 80 persen di antaranya sudah memasuki fase depresi. Dari konsultasi, 80 persen sudah menyatakan level depresi.

    “Orangtua nggak bisa ajari anak (belajar daring). Orangtua kena PHK. Bansos nggak sesuai harapan. Makanya perceraian di Jabar naik. Kami meluncurkan berbagai program untuk membantu warga yang mentalnya terganggu,” kata dia.

    NAsdem
    Emil memotivasi warga Jabar agar punya tujuan hidup untuk bahagia (foto IST)

    BACA JUGA: NasDem Inisiasi Vaksinasi untuk 100 PKL Tangkuban Parahu

    Dalam kesempatan itu, Emil memotivasi peserta yang hadir agar tetap optimistis menjalani hidup. Salah satunya dengan menganjurkan warga memiliki tujuan hidup, terlebih hidup yang bahagia, kata dia, adalah hidup yang memiliki tujuan.

    “Kebahagiaan tidak ditunggu, tapi diciptakan. Kejar kebahagiaan. Ada enam kiat agar hidup bahagia, yakni memiliki waktu tidur yang cukup, diet, menjaga pola makan, olahraga, mengonsusi air putih, self respect dan punya tempat mencurahkan hati agar beban berkurang,” kata Emil.

    Emil pun menyambut baik Gerakan Titik Koma yang ingin menjangkau mereka yang mungkin memendam stres, galau, dan cemas.

    Penggagas Gerakan Titik Koma Zahra Najwa mengatakan, pihaknya fokus membantu menangani kesehatan mental masyarakat. Terlebih di masa krisis seperti saat ini semakin banyak masyarakat yang kesehatan jiwanya terganggu.

    Ini terlihat dari banyaknya pendaftar layanan konseling untuk mengobati penyakit mental yang diderita.

    “Hanya dalam dua hari setelah kami membuka pendaftaran, ada 1.000 pendaftar. Akun medsos kami yang baru berusia dua minggu juga langsung diikuti 50 ribu (warganet),” kata Najwa.

    Selain akibat merosotnya kondisi ekonomi, menurut dia gangguan mental pun terjadi karena semakin berkurangnya interaksi di antara masyarakat. Alhasil, berbagai tekanan hidup yang dialami masyarakat hanya dipendam sendiri sehingga semakin memberatkan beban psikis mereka.

    “Selain penderita sulit menemukan solusi, beban psikisnya semakin berat. Jika tidak segera ditangani, para penderita akan melakukan hal-hal yang mengkhawatirkan seperti menyakiti diri sendiri hingga orang lain.

    Bisa ke mana-mana. Pikiran bunuh diri, narkoba, alkohol, termasuk berontak mengancam keselamatan orang lain,” kata dia.

    Najwa memastikan kegiatannya ini hadir untuk memberikan layanan konseling gratis bagi masyarakat yang mentalnya terganggu. Selain menyediakan konseling gratis bagi penderita, gerakan yang berkolaborasi dengan DPW Partai NasDem Jabar ini bertujuan mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap kondisi kejiwaan orang sekitar.

    “Semakin banyak warga terasarkan, maka akan semakin mudah bagi penderita gangguan mental untuk mencurahkan keluh kesah. Selama ini mereka merasa tabu bercerita, bahkan ke keluarganya sendiri,” kata Najwa.

    Sementara itu, Ketua DPW Partai NasDem Jabara Saan Mustopa sangat mendukung gerakan sosial tersebut. Dia menyadari saat ini layanan pemerintah untuk mengatasi persoalan ini tergolong minim.

    Pihaknya berharap pemerintah bisa memperbanyak layanan konseling gratis. Karena masyarakat tidak mampu sangat sulit untuk mengakses psikolog.Terlebih, saat ini semakin banyak masyarakat yang kejiwaannya tertekan akibat pandemi.

    “Seperti di Purwakarta, ada tiga anak yang kehilangan orangtuanya karena virus korona. Selain membantu dari sisi ekonomi, layanan konseling sangat diperlukan,” kata Saan.

    Adapun dalam kolaborasi dengan Prosemicolon saat ini, pihaknya membantu memfasilitasi tempat untuk konseling, termasuk yang dilakukan seccara daring dengan jangkauan 1000 warga yang membutuhkan pendamping.

    “Semoga ke depan program ini bisa menjadi kegiatan rutin. Sehingga semakin banyak masyarakat kita yang merasakan manfaatnya,” kata dia.

    (LIN)

    Berita Terbaru

    spot_img