spot_img
Sabtu 20 April 2024
spot_img
More

    Indonesia Perlu Industri Kimia

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Indonesia perlu industri kimia, terlebih negeri ini memiliki bahan baku dan sumber daya manusia yang juga mumpuni. Saat ini hampir semua kebutuhan kimia dalam negeri dipenuhi dari luar negeri (impor).Salah satunya soda ash yang merupakan bahan baku produk-produk yang dibutuhkan masyarakat, seperti deterjen;pasta gigi; kaca beserta produk turunannya seperti gelas, cermin, dan lain-lain.

    Presiden Direktur PT Kaltim Parna Industri Hari Supriyadi mengatakan, banyak produk yang dibutuhkan masyarakat berbahan baku soda ash yang pemenuhannya didominasi impor.

    Selain sejumlah produk tersebut, kendaraan listrik yang disebut-sebut merupakan transportasi masa depan pun membutuhkan soda ash untuk pembuatan baterainya.

    “Jadi sangat banyak turunan dari soda ash. Tapi kenapa Indonesia masih impor,” kata dia dalam konferensi pers lomba esai nasioal peringatan 80 tahun pendidikan tinggi teknik kimia Indonesia secara virtual, Senin (21/6/2021).

    Dalam setahun Indonesia membutuhkan 1,2 juta ton soda ash, dan 90 persen jumlah tersebut dipenuhi dari hasil impor. Kebutuhan di ASEAN 2,9 juta ton.

    BACA JUGA:Kimia Farma Targetkan Penjualan 4 Milyar

    Kebutuhan tersebut, kata dia, akan terus meningkat terlebih jika penggunaan kendaraan listrik sudah semakin banyak. Dia mencontohkan kebutuhan soda ash di tiongkok yang meningkat hingga 2 juta ton per tahun.

    “Kita rindu memiliki industri kimia soda ash. Kami berharap Indonesia mampu memenuhi kebutuhan soda ash sendiri, sehingga tidak perlu impor,” kata Hari.

    Hari menilai bahwa Indonesia mampu mewujudkan hal itu, terlebih bahan baku dan sumber daya manusia yang kompeten di bidang itu ada semua di sini.

    Apalagi saat ini di Batang Jateng ada pabrik kaca terbesar yang membutuhkan soda ash dalam jumlah besar. Akan lebih baik jika pabrik kaca itu soda ash nya disuplai dari dalam negeri, sehingga memberi nilai tambah, menghemat devisa, membuka lapangan kerja dan keuntungan lainnya.

    Dia menyebut bahwa industri kimia termasuk soda ash pernah dibangun pada 1990-an. Namun sempat terkendala krisis ekonomi 1998. Kemudian dibangun juga di NTT yang dekat dengan sumber garam (bahan baku soda ash). Hal ini membuktikan bahwa Indonesia kaya akan bahan baku soda ash.

    Ketua panitia 80 tahun Pendidikan Tinggi Teknik Kimia di Indonesia Tirto Prakoso
    Brodjonegoro mengatakan, meski produknya sering digunakan dalam keseharian, namun keberadaan dan fungsi soda ash atau soda abu kurang dikenal masyarakat.

    Lomba esai ini sekaligus menjadi wadah sosialisasi industri kimia di Indonesia. Dia berharap lomba esai ini bisa membangkitkan
    kesadaran dan kepedulian akan industri kimia di Indonesia.

    “Selain sebagai wadah sosialisasi akan industri soda ash dan manfaatnya, lomba esai ini diharapkan bisa menjadi pendorong pembangunan industri di dalam negeri,” kata Tirto.

    Untuk diketahui, lomba esai ini terbuka bagi seluruh warga negara Indonesia, baik mahasiswa, pelaku industri, pendidik, maupun masyarakat umum. Siapa pun dapat mengirimkan karya esainya melalui email [email protected].

    Lomba yang memperebutkan hadiah total Rp100 juta ini akan dinilai oleh juri dari civitas akademi dan pelaku industri, seperti Dirjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Muh. Khayam, Kementerian Perindustrian RI Johnny Darmawan, Wakil Ketua Umum Bidang Perindustrian, KADIN Indonesia Heru Dewanto, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia Hari Supriyadi, dan guru besar Teknik Kimia ITB Dwiwahju Sasongko.

    (LIN)

    Berita Terbaru

    spot_img