spot_img
Jumat 3 Mei 2024
spot_img
More

    Persempit Celah Mudik agar COVID-19 Semakin Terjepit

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Mencegah risiko lonjakan kasus penularan COVID-19, pemerintah daerah melalui Satgas Penanganan COVID-19 sejak tanggal 6-17 Mei 2021 terus berupaya menghalau kerumunan, salah satunya melalui larangan mudik Lebaran. Bukan tanpa alasan, kebijakan itu dilakukan agar penyebarannya tidak terjadi melalui pemudik.

    Bahkan pemerintah menjalankan kebijakan berupa pengetatan perjalanan yang diberlakukan sejak 22 April hingga 5 Mei 2021 dan 18-24 Mei mendatang.

    Ketentuan peniadaan mudik dan pengetatan perjalanan itu telah tertuang pada Surat Edaran Satgas Penanganan COVID-19 Nomor 13 Tahun 2021 yang menyatakan, setiap anggota masyarakat dilarang melakukan perjalanan antarkota/kabupaten/provinsi/negara untuk tujuan mudik. Kebijakan itupun berlaku di Jawa Barat.

    di Jabar, seperti di kawasan Cileunyi Kabupaten Bandung sudah disiapkan delapan titik pos penyekatan mudik yang dijaga langsung polisi, TNI dan perangkat daerah. Wilayah itu dijaga karena menjadi akses keluar masuk kendaraan yang padat menjelang Lebaran.

    “Di sini (Cileunyi) perlu pengawasan 24 jam,” kata Anggota Komisi IV DPRD Jabar Daddy Rohanady.

    BACA JUGA: Pasien Covid-19 Mudik ke Tasikmalaya Diciduk

    Penyekatan super ketat itu dilakukan agar tidak terjadi lonjakan kasus COVID-19 dari para pemudik, yang belum tentu di daerah itu memiliki fasilitas penanganan COVID-19 yang memadai.

    Tidak hanya itu, di lokasi wisata yang semula dibuka saat libur lebaran, akhirnya pemerintah memberlakukan penutupan sejak Minggu 16 Mei 2021 pukul 00.00 WIB. Hal itu menyusul membludaknya kerumunan di hampir semua destinasi wisata. Saat itu yang menjadi sorotan adalah Batu Karas Kabupaten Pangandaran dan Ciwidey Kabupaten Bandung.

    Keputusan penutupan dilakukan setelah rapat koordinasi Pemprov Jabar dengan Pemkab Pangandaran. Selain penutupan, penyekatan pun dilakukan di kawasan Kalipucang dan gerbang masuk Pangandaran demi mencegah penularan COVID-19.

    “Tingkat kunjungan tinggi dan ini respon yang harus dilakukan, kami mengerti momen ini, namun protokol kesehatan sangat penting karena masih dalam situasi pandemi,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar Dedi Taufik.

    Tidak hanya ditutup dan disekat, Pemprov Jabar pun tetap mengantisipasi pergerakan masyarakat menuju destinasi wisata. Salah satunya dengan menyiapkan 15 ribu rapid test antigen dan mengetes secara acak di destinasi wisata yang berpotensi mendatangkan banyak wisatawan.

    (Solihin)

     

    Berita Terbaru

    spot_img