spot_img
Kamis 25 April 2024
spot_img
More

    Viral Satu Keluarga Asal Gombong Nekat Mudik Berjalan Kaki Ke Bandung

    CIAMIS,FOKUSJabar,id: Satu keluarga asal Gombong, Jawa Tengah nekat mudik dengan berjalan kaki ke Soreang, Kabupaten Bandung.

    Keluarga tersebut rela berjalan kaki dari Gombong Jawa Tengah ke Soreang Kabupaten Bandung agar bisa berkumpul dengan keluarga tercinta.

    Melansir dari Detik.com, satu keluarga tersebut telah sampai di Kabupaten Ciamis tepatnya di jalan Ahmad Yani pada hari, Jumat (7/5/2021). Setelah berjalan kaki selama 6 hari dari Gombong Jawa Tengah.

    BACA JUGA: Dua Hari Larangan Mudik 22 Ribu Kendaraan Diputar Balikan

    Anggota keluarga tersebut berjumlah 4 orang, diantaranya, Dani (39), Masitoh istri Dani (36), dan juga dua anaknya Manta 3 tahun, Hanum 1,5 tahun.

    FOKUSJabar.id Nekat Mudik
    pemudik yang berjalan kaki dari Gombong Jawa Tengah ke Soreang, Bandung, Jawa Barat. (Foto: Web)

    Dani mengungkapkan bahwa dirinya bersama anggota keluarganya mulai berangkat dari Gombong, Jawa Tengah pada hari Minggu, sore hari.

    “Saya hanya membawa uang sebesar Rp 120.000 gak berpikir panjang saya langsung berjalan kaki dari Gombong menuju Soreang” katanya, Jumat (7/5/2021).

    Dani mengaku nekat untuk berjalan kaki lantaran sudah tidak mempunyai pekerjaan di Gombong, dikatakan Dani, sebelumnya ia sempat bekerja sebagai buruh di perusahaan konveksi namun karena bangkrut, Dani pun memutuskan untuk pulang ke kampung halaman di Soreang, Kabupaten Bandung dengan berjalan kaki.

    “Di Gombong saya sudah tidak memiliki pekerjaan, tidak mempunyai lagi apa-apa jadi saya memutuskan untuk pulang kampung ke Soreang, Bandung dan gak akan pergi ke Gombong lagi” ucap Dani

    Bukan tanpa alasan, Dani nekat berjalan kaki dari Jawa Tengah ke Jawa Barat karena tidak mempunyai uang untuk membayar mode transportasi, diketahui saat ini juga pemerintah telah melarang seluruh armada untuk mengangkut penumpang yang hendak mudik.

    “Gaji saya pada saat bekerja di tempat konveksi hanya mampu untuk membayar kontrakan dan makan sehari-hari saja. Saya hanya bawa uang Rp 120.000 saja untuk makan dan minum selama dijalan” kata Dani.

    Selama diperjalanan, Dani mengaku bahwa banyak orang-orang yang simpati kepadanya. Dani juga memanfaatkan pom bensin dan masjid ketika dirinya hendak istirahat bersama keluarganya di malam hari.

    “Saya sangat bersyukur, dalam perjalanan saya banyak orang yang peduli kepada saya, ada yang kasih makan, minum ada juga yang kasih snack, perjalannya Alhamdulillah lancar gak ada hambatan” ungkapnya.

    (Fauza)

    Berita Terbaru

    spot_img