spot_img
Selasa 23 April 2024
spot_img
More

    Pemkot Bandung Rancang Semua Layanan Dalam 1 Kanal

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan, tengah merancang konsep pengintegrasian layanan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Sehingga masyarakat lebih mudah mengakses layanan pemerintah.

    Menurutnya, pengintegrasian layanan ini yakni menyediakan semua layanan hanya dalam satu kali akses. Bahkan, satu data adminitrasi yang dimiliki masyarakat bisa dipakai untuk beragam keperluan layanan.

    “Di tahun ini kami minta Diskominfo mengintegrasikan semua aplikasi yang ada. Sehingga semua bisa dengan satu kali input sudah terintegrasi semua,” kata Yana di Kota Bandung Jabar.

    BACA JUGA: Perpustakaan Harus Mengawal Perkembangan Pengetahuan Petani Indonesia

    Saat ini, kata dia, Pemkot Bandung telah memiliki modal besar dengan beragam layanan yang tersedia dalam kanal digital. Hanya saja, masih sebatas masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

    Meski begitu, pihaknya meminta agar semua layanan dari berbagai OPD tersebut disatukan dalam sebuah kanal. Sehingga masyarakat yang membutuhkan layanan pemerintah, cukup mengakses ke satu saluran saja.

    “Pengembangan aplikasi awalnya hanya untuk kepentingan dinas. Sekarang kita minta diintegrasikan. Jadi untuk satu layanan, datanya juga bisa terkoneksi untuk layanan yang lainnya,” ungkapnya.

    Yana menilai, ketika pandemi Covid-19 menerpa Kota Bandung. OPD tak kesulitan saat diarahkan memindahkan layanannya secara daring. Bukan hanya sebatas memudahkan layanan, tapi sekaligus menjadi langkah untuk menekan penyebaran virus.

    “Di tengah pandemi, kami mendorong semua dinas untuk meminimalisir pertemuan antara yang memberi pelayanan dan yang diberi pelayanan. Sehingga interaksi jarang terjadi dan itu semua membutuhkan aplikasi,” ucap Yana.

    Selain pengintegrasian layanan serta optimalisasi kanal digital, dia juga akan terus menggugah pandangan soal konsep smart city. Yakni, tidak hanya sebatas teknologi semata. Melainkan harus didukung perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

    “Smart city bukan berarti sekadar terintegrasi. Tapi bagaimana warga masyarakatnya menghargai kotanya. Seperti contohnya itu tidak buang sampah sembarangan itu wujud smart people,” pungkasnya.

    (Yusuf Mugni/Bambang)

    Berita Terbaru

    spot_img