BANDUNG,FOKUSJabar.co.id: Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung Tedy Rusmawan mewajibkan adanya simulasi sebelum pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM). Hal tersebut merupakan upaya agar mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi selama PTM berlangsung di tengah pandemi Covid-19.
“Sebelum dibuka, wajib hukumnya simulasi. Kita tetap mendorong pemerintah kota Bandung harus melakukan simulasi, protokol kesehatannya, ketika mereka di dalam kelas, mereka bermain, kemudian ketika akan pulang betul-betul harus dilakukan simulasi,” kata Teddy, Jumat (26/3/2021).
Menurutnya, Pemkot Bandung melalui dinas terkait harus melakukan simulasi sama halnya ketika relaksasi ekonomi diberikan.
“Itu (simulasi) kita juga ingin melihat ketika prosesnya, sama dengan ketika Pemkot membuka mal membuka tempat-tempat hiburan, ada simulasi. Mudah-mudahan tidak dalam waktu yang lama bisa melakukan simulasi tatap muka ini,” kata dia.
BACA JUGA: BPK Akan Periksa LPJ Pemkot Bandung, Oded: Demi Pemerintahan Transparan dan Bebas KKN
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, awal penerapan PTM tidak akan dilakukan 100 persen. Sehingga terdapat beberapa skenario yang telah disiapkan.
“Kita kemarin menanyakan terkait dengan sistem sekolah ternyata tatap muka ada beberapa tipe. Ada yang shift pagi, ada shift siang, ini kemungkinan yang dipakai seperti ini. Tapi ada alternatif lagi sepekan belajar, sepekan nggak. Pasti kurikulumnya yang biasanya jam tujuh, keluar setengah tiga, pasti ada pengurangan target-target. Ini kita minta dimatangkan,” Teddy menuturkan.
Tedy menilai, orang tua memiliki peran penting dalam keberlangsungan PTM apabila kembali digelar pada Juli 2021 mendatang.
“Peran serta orang tua untuk anak pakai masker kemudian maskernya yang standar, itu penting sekali. Secara (sarana) kemarin dari pihak sekolah yang kita kunjungi mereka siap,” kata Teddy.
(Yusuf Mugni/Ageng)
