spot_img
Jumat 29 Maret 2024
spot_img
More

    WHO Ungkap Fakta Terbaru Asal Mula Virus Corona di Cina

    CINA,FOKUSJabar.id: Tim ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyelesaikan misi untuk asal mula kemunculan dan penyebaran virus corona di Wuhan, Cina, Senin (15/2/2021).

    Tim WHO berada di Wuhan sejak 14 Januari lalu dengan tetap diawasi ketat oleh pihak berwenang Cina.

    Namun, Banyak pihak kecewa lantaran hasil penyelidikan tim WHO dinilai gagal menjawab pertanyaan utama yakni bagaimana virus Covid-19 bisa muncul dan menyebar di Kota Wuhan.

    Meski begitu, tim yang terdiri dari 17 ilmuwan WHO dan 17 ilmuwan Cina itu juga dikabarkan telah mengumpulkan beberapa fakta baru.

    Berikut beberapa hasil temuan investigasi tim WHO di Wuhan:

    Bukan dari Kebocoran Lab

    Ilustrasi. (web)

    Tim WHO membantah kemungkinan virus Corona berasal dari kebocoran laboratorium seperti sejumlah rumor yang selama ini beredar.

    Kepala tim peneliti WHO, Peter Ben Embarek mengatakan kemungkinan kebocoran laboratorium tidak memerlukan penelitian lebih lanjut.

    Meski gagal mengidentifikasi hewan sumber virus corona, tim WHO meyakini bahwa kelelawar menjadi hewan utama yang pertama menularkan Covid-19 ke manusia. Selain kelelawar, hewan mamalia lain juga dinilai bisa berpotensi menularkan corona ke manusia.

    Namun, hingga kini tim WHO belum dapat menemukan bukti penular inang perantara.

    Makanan Beku

    Ilustrasi. (web)

    WHO menyatakan virus Corona bisa terbawa dari makanan beku yang terkontaminasi oleh virus tersebut. Hal itu juga membuka kemungkinan baru bahwa virus corona bisa jadi berasal dari luar Kota Wuhan.

    “Kemungkinan jalur dari spesies hewan apapun sampai ke pasar Huanan, Wuhan, membutuhkan waktu yang sangat panjang dan berbelit-belit yang juga melibatkan pergerakan di perbatasan,” kata Embarek, seperti dilansir CNN.

    Pasar Huanan adalah pasar seafood dan hewan liar yang sebelumnya diduga menjadi tempat pertama kemunculan dan penyebaran virus corona.

    Embarek menyebut identifikasi asal virus corona memang mengerucut pada sumber alami kelelawar, tetapi ia menganggap kecil kemungkinannya ada di Wuhan.

    Embarek mengatakan tim sudah mengidentifikasi penyuplai produk makanan hewan beku termasuk hewan liar di Cina sebagai langkah awal penelitian lebih lanjut.

    “Jadi ada potensi melanjutkan petunjuk ini dan melihat lebih jauh rantai pasokan dan hewan yang disuplai ke pasar,” kata Embarek.

    Embarek mengatakan, virus corona memang bisa bertahan pada kondisi ekstrem dingin dan beku. Meski begitu, ia dan timnya belum bisa memastikan apakah virus corona yang terdapat pada kondisi seperti itu bisa menular ke manusia.

    Beberapa waktu lalu, pemerintah Cina pernah mengatakan transmisi virus bisa terjadi melalui makanan beku. Beijing bahkan berulang kali melakukan inspeksi dan pemeriksaan corona terhadap pelabuhan dan makanan impor setelah menemukan jejak virus corona pada beberapa kemasan makanan beku impor.

    Penularan 5 Kali Lebih Besar

    Ilustrasi. (web)

    Tim WHO memperkirakan jumlah orang yang terinfeksi corona di Wuhan 5 kali lebih besar dari laporan pemerintah Cina di awal virus itu menyebar sekitar Desember 2019.

    Berdasarkan laporan para ahli Cina saat melakukan inspeksi, terdapat 174 kasus Covid-19 di Wuhan pada Desember 2019. Namun, Embarek dan timnya memperkirakan kemungkinan virus itu sudah menjangkiti lebih dari 1.000 warga Wuhan di waktu tersebut.

    “Virus itu beredar luas di Wuhan pada Desember, ini adalah temuan baru,” kata dia.

    Tim investigasi juga sempat berbicara dengan pasien pertama Covid-19. Pasien pertama ini adalah seorang pekerja kantoran berusia 40-an tahun, tanpa catatan riwayat perjalanan, dan dilaporkan terinfeksi pada 8 Desember.

    Temuan tersebut semakin memperkuat spekulasi yang menganggap Covid-19 menyebar di China jauh sebelum pertengahan Desember 2019.

    Embarek dan timnya juga berhasil mengumpulkan 13 urutan genetik berbeda dari virus SARS-COV-2 sejak Desember 2019.

    Pemeriksaan urutan genetik ini bakal dicocokkan dengan data pasien yang lebih luas di China sepanjang 2019. Sehingga, bisa memberi petunjuk bagaimana dan kapan virus ini menular sebelum Desember.

     

    (Agung)

     

    Berita Terbaru

    spot_img