spot_img
Jumat 29 Maret 2024
spot_img
More

    Ramai di Tiktok Lagu Genjer genjer, Kritik, Politik dan Kisah di Dalamnya

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Belakangan ini viral di sosial media Lagu yang berjudul genjer genjer, banyak pengguna sosial media Tiktok yang menggunakan lagu tersebut sebagai instrumen untuk konten yang mereka sajikan.

    Selain itu, banyak juga warganet yang mengait ngaitkan lagu tersebut dengan peristiwa kelam G-30 S PKI.

    Oleh pengguna aplikasi TikTok, lagu genjer-genjer sering diperdengarkan kepada orang-orang yang sudah tua, untuk melihat bagaimana reaksi mereka ketika mendengar lagu yang penuh akan histori tersebut.

    Berdasarkan pantauan Fokusjabar.id. Di aplikasi TikTok sampai hari ini, Sabtu (06/02/2021) malam WIB. User yang menggunakan hastag #genjergenjer sudah mencapai 10.5 juta user.

    Lalu apa sih Lagu Genjer Genjer itu?

    Melansir Wikipedia, pada tahun 1940 ada seorang seniman asal Banyuwangi yang bernama, Muhammad Arief, yang menciptakan syair lagu berbahasa Osing (bahasa asli Banyuwangi) dan pada masanya lagu tersebut sangat populer di kalangan masyarakat Banyuwangi.

    Diketahui, syair dari lagu Genjer-genjer tersebut diangkat oleh Muhammad Arief dari lagu dolanan “Tong Alak Gentak” salah satu lagu yang menceritakan kehidupan rakyat Banyuwangi yang kemudian ditambahkan syair baru seperti syair yang terdapat dalam lagu Genjer-genjer.

    Muhammad Arief merupakan seniman yang tergabung dengan Angklung Banyuwangi, pada 1942, syair yang dipopulerkan oleh Muhammad Arief tersebut mulai dikembangkan oleh alunan musik angklung Banyuwangi yang populer dengan judul Genjer-Genjer.

    @nisaenpe_Diseneni aku😭♬ Genjer Genjer – DJ Topeng

    Tujuan diciptakan syair lagu Genjer – Genjer.

    Lagu genjer-genjer diciptakan dengan maksud untuk menyindir pemerintahan Jepang sewaktu menjajah Indonesia, kala itu, kondisi rakyat Indonesia semakin terpuruk dibawah jajahan Jepang.

    Seperti diketahui Genjer merupakan tanaman yang tumbuh di rawa-rawa dan biasanya dijadikan sebagai pakan bebek dan itik. Namun, pada masa penjajahanan Jepang, genjer dijadikan bahan pokok makanan yang lezat oleh masyarakat Indonesia karena tidak mampu membeli daging.

    Upaya yang dilakukan Muhammad Arief tersebut dinilai telah sesuai dengan fungsi sastra lisan, yaitu syair lagu genjer-genjer tersebut ditujukan untuk kritikan sosial, menyindir para penguasa, dan sebagai alat perjuangan.

     

    Lalu, Apakah lagu genjer genjer memiliki keterkaitan dengan G-30 S PKI?

    Pada tahun 1959 – 1966 Partai Komunis Indonesia (PKI) menggemborkan kampanye besar besaran untuk mendongkrak popularitasnya.

    Lagu genjer-genjer yang menggambarkan keterpurukan masyarakat Indonesia ciptaan Muhammad Arief tersebut mulai sering dinyanyikan dan dijadikan sebagai lagu Propaganda yang sering dinyanyikan dalam berbagai acara. Imbasnya banyak orang yang beranggapan bahwasannya lagu tersebut merupakan “lagu PKI”.

     

    Meninggalnya Pencipta Lagu genjer-genjer Sewaktu Masa Orde Baru.

    Pada masa pemerintahan Orde Baru lagu genjer-genjer dilarang di edarluaskan. Ada berbagai versi mengenai pelarangan peredaran lagu tersebut. Menurut Versi TNI, sewaktu peristiwa penculikan dan pembunuhan para Jenderal, para anggota Pemuda Rakyat dan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) menyanyikan lagu genjer-genjer sebagai penghormatan terakhir.

    Selepas terkuaknya pembunuhan para Jenderal, banyak anggota komunis yang dibantai oleh TNI dan orang-orang yang pro orde baru.

    Sementara itu, sang pencipta lagu genjer genjer, Muhammad Arief meninggal dunia saat terjadi pembersihan anggota PKI di seluruh wilayah Indonesia. Pasalnya, Muhammad Arief dianggap terlibat dalam organisasi massa onderbouw PKI.

     

    3 Alasan Pelarangan Lagu genjer genjer pada masa Orde Baru.

    Mengutip Dalam jurnal Genjer-Genjer: Fungsi dan Peran (2010) oleh Ruddy Eppata Cahyono, ada tiga alasan mengenai pelarangan penyebaran lagu genjer genjer.

    1. Memiliki keterkaitan dan kedekatan dengan PKI, yang secara langsung menanamkan dampak dari lagu tersebut.

    2. Banyaknya Stigma dari masyarakat luas mengenai lagu genjer genjer yang dianggap memiliki ciri Komunis, selain itu terdapat juga isu isu yang berkembang ditengah masyarakat. baik isu yang dibangun pemerintah, masyarakat luas, atau orde baru. Tentu saja pada waktu itu hal tersebut semakin menguatkan pemerintah dan masyarakat untuk menarik peredaran dan menghilangkan lagu genjer genjer secara Nasional.

    3. Syair atau lirik yang terdapat dalam lagu genjer-genjer dianggap merupakan sebuah simbol, dan memiliki makna ganda.

    Tiga hal tersebutlah yang menjadi acuan pelarangan di bawakannya lagu genjer genjer pada masa orde baru.

     

    Dicabutnya larangan lagu genjer genjer.

    Pada tahun 1998 pasca runtuhnya orde baru pelarangan terhadap lagu genjer-genjer mulai ditarik. Lagu tersebut mulai beredar luas dikalangan masyarakat Indonesia. Tetapi, pro dan kontra masih terjadi, banyak orang yang mengecam akan peyebaran lagu itu.

    Pada tahun 2016 lalu, tepatnya pada tanggal 9 Mei. Mesin Sampink, sebuah grup band bergenre musik Reggae asal Mojokerto ditangkap oleh kepolisian akibat menyanyikan lagu yang berjudul genjer genjer. Namun menurut Pihak grup band tersebut, pembawaan lagu genjer genjer dalam konser mereka tidak dimaksudkan untuk menyebar Komunis di Tanah Air.

    Baca Juga:  Cara mengedit Video Tiktok Agar Menarik Perhatian Viewer

    Lirik Lagu Genjer Genjer.

    Berikut ini lirik lagu genjer genjer seperti dilansir dari berbagai sumber.

    Versi Original sesuai yang sesuai dengan ejaan dari Bahasa Osing Banyuwangi.

    “Génjér-génjér nong kedokan pating kelélér,

    Génjér-génjér nong kedokan pating kelélér,

    Emaké thulik teka-teka mbubuti génjér,

    Emaké thulik teka-teka mbubuti génjér,

    Ulih sak tenong mungkur sedhot sing tulih-tulih,

    Génjér-génjér saiki wis digawa mulih.

    Génjér-génjér isuk-isuk didol ning pasar,

    Génjér-génjér isuk-isuk didol ning pasar,

    Dijéjér-jéjér diuntingi padha didhasar,

    Dijéjér-jéjér diuntingi padha didhasar,

    Emaké jebeng padha tuku nggawa welasah,

    Génjér-génjér saiki wis arep diolah.

    Génjér-génjér mlebu kendhil wédang gemulak,

    Génjér-génjér mlebu kendhil wédang gemulak,

    Setengah mateng dientas ya dienggo iwak,

    Setengah mateng dientas ya dienggo iwak,

    Sega sak piring sambel jeruk ring pelanca,

    Genjer-genjer dipangan musuhe sega”

     

    Lirik Versi Bahasa Indonesia. (Terjemahan).

    “Genjer-genjer di petak sawah berhamparan

    Genjer-genjer di petak sawah berhamparan

    Ibu si bocah datang mencabuti genjer

    Ibu si bocah datang mencabuti genjer

    Dapat sebakul dia berpaling begitu saja tanpa melihat

    Genjer-genjer sekarang sudah dibawa pulang

    Genjer-genjer pagi-pagi dijual ke pasar

    Genjer-genjer pagi-pagi dijual ke pasar

    Ditata berjajar diikat dijajakan

    Ditata berjajar diikat dijajakan

    Ibu si gadis membeli genjer sambil membawa wadah-anyaman-bambu

    Genjer-genjer sekarang akan dimasak

    Genjer-genjer masuk periuk air mendidih

    Genjer-genjer masuk periuk air mendidih

    Setengah matang ditiriskan untuk lauk

    Setengah matang ditiriskan untuk lauk

    Nasi sepiring sambal jeruk di dipan

    Genjer-genjer dimakan bersama nasi”

     

    Lagu genjer-genjer pernah masuk dalam 105 Lagu Indonesia Terbaik.

    Pada tahun 1965 Penyanyi asal Indonesia, Bing Slamet bersama orkes Irama Jack Lesmana menambahkan Lagu genjer genjer dalam albumnya yang bertajuk ‘Mari Bersuka Ria’.

    Lagu genjer genjer versi cover Bing Slamet tersebut menduduki peringkat ke-150 dalam jajaran lagu terbaik Indonesia versi majalah ternama yaitu, Rolling Stone Indonesia. Yang diterbitkan dalam edisi ke 56 pada, Desember 2009 lalu.

    genjer genjer

    Selain itu ada pula penyanyi lain yang mengcover lagu tersebut, seperti penyanyi wanita Indonesia, pada tahun 1965, Lilis Suryani mengcover lagu genjer genjer dan memasukannya dalam album miliknya, ‘Ia Tetap Diatas’.

    genjer genjer

    Lalu, pada tahun 2010, salah satu grup band bergenre Musik Rock asal Paman Syam, Dengue Fever, yang kerap menciptakan lagu yang berbahasa Khmer (bahasa Kamboja) mendaur ulang lagu genjer-genjer tersebut dengan bahasa Kamboja.

    (Fauza/Erwin) dari berbagai sumber

    Berita Terbaru

    spot_img