spot_img
Sabtu 4 Mei 2024
spot_img
More

    Olah Limbah Air Kelapa, Wanita Difabel Hasilkan Rp 200 Juta Per Bulan

    TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Rintis Limbah Air Kelapa, wanita difabel Warga Kampung Citaman, Desa Cicapar Kec.Cijenjing Kab.Ciamis raup keuntungan hingga Rp 200 juta/bulan.

    Ditengah pandemi Covid-19 yang tidak juga usai sampai detik ini, tidak membuat seorang difabel bernama Enok Sri Kurniasih (47) tahun putus asa dalam menjalankan usaha pengolahan limbah air kelapa menjadi ladang pendapatan yang sangat luar biasa.

    Warga Kampung Citaman ini pun, menjelma menjadi pengusaha olahan air kelapa di kampungnya, dan bahkan mampu memberdayakan masyarakat disekitarnya.

    Ditemui di tempat usahanya Senin (09/11/2020) sore tadi, wanita lulusan S1 pertanian ini menceritakan awal mulanya merintis usaha pengolahan limbah air kelapa ini.

    awalnya saya mengalami kecelakaan yang membuat tangan kanan saya patah, selanjutnya lulus dari bangku kuliah saya melamar ke sana kemari tidak ada satupun yang menerima dan akhirnya saya berpikir untuk membuka usaha sendiri dari olahan air kelapa.

    BACA JUGA: Air Kelapa Disarankan Ahli Gizi untuk Berbuka

    karena di kampung sini banyak sekali warga memiliki kelapa namun limbah airnya tidak dimanfaatkan.

    “ujar Enok dihadapan Wartawan saat kegiatan kunjungan bersama Bank Indonesia (BI) Perwakilan Tasikmalaya Senin (09/11/2020).

    FOKUSJabar.id Limbah Air Kelapa

    Owner Naza De Coco Enok Sri Kurniasih (FOKUSJabar-Seda)

    “Saat awal merintis bersama suami Saat itu, saya ingat hanya mendapatkan keuntungan Rp 150 ribu, namun saat itu saya tidak putus asa dan justru saya bersama suami ingin maju dengan berpikir untuk mengelolanya lebih profesional dan lebih serius lagi.

    Dengan semangat kerja keras dan kerja ikhlas untuk maju, usahanya pun kini telah mampu menunjukkan taringnya dengan meraup keuntungan yang luar biasa.

    “Enok Mengungkapkan, ikhtiar saya bersama suami, awalnya hanya mampu memproduksi 4 kwintal, namun sekarang usaha yang diberi label Naza de coco ini sudah mampu memproduksi 4 ton perharinya.

    Usaha yang dilakoninya pun terus dilirik pasar regional, ditambah adanya dukungan dari Bank Indonesia (BI) yang selalu membantu dalam pola pengolahan dan pola pemasarannya.

    “ini saya bersyukur sekali, karena didukung penuh Bank Indonesia, saya dibantu dari cara-cara pengelolaan sampai pembinaan termasuk bantuan alat produksinya, ungkap Enok.

    “BI ini sebenarnya tidak memberikan bantuan modal berupa uang dalam istilahnya tidak memberikan ikannya, tapi kailnya.

    BI justru mengajarkan kami untuk berusaha berdisiplin dan fokus dalam mengelola dan menjalankan usaha seperti bagaimana tepat waktu mengirim ke pelanggan dan lainnya, “tuturnya.

    Enok pun mengaku, usaha yang dirintisnya puluhan tahun ini, sudah mampu membuatnya bertambah semangat karena sudah mampu menghasilkan keuntungan ratusan juta perbulan.

    “penghasilan per bulan sudah mencapai Rp 200 juta dengan jumlah pekerja sebanyak 46 orang, selanjutnya produk Naza de coco sudah di kirim ke pulau Sumatera, Bogor, Bekasi dan Cianjur serta daerah lainnya,”pungkasnya.

    (Seda)

    Berita Terbaru

    spot_img