spot_img
Rabu 24 April 2024
spot_img
More

    Kasus Covid-19 Meningkat, Kota Tasikmalaya Belum Terapkan PSBM

    TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Seiring peningkatan kasus Covid-19, tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya mengimbau masyarakat berhati-hati dan waspada dengan penyebaran virus mematikan ini. Meski demikian, Kota Tasikmalaya belum terapkan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM).

    Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengatakan, kasus virus corona di banyak daerah mengalami peningkatan. Termasuk di Kota Tasikmalaya.

    Saat ini, kasus Covid-19 Kota Tasikmalaya naik drastis. Dari 50 kasus melonjak hingga 78 kasus dan enam orang diantaranya meninggal dunia.

    “Kemarin baru ada kejadian kasus Covid-19 klaster keluarga. Mereka sekeluarga baru pulang bepergian dari luar daerah, meski kita sudah mengingatkan masyarakat untuk tidak bepergian ke luar kota atau luar daerah bila tidak ada keperluan yang terlalu penting sekali,” ujar Budi Budiman di Balekota Tasikmalaya, Jalan Letnan Harun Kota Tasikmalaya, Selasa (22/9/2010).

    BACA JUGA: PSBM Tetap Diberlakukan di Cimahi

    Untuk itu, lanjut Budi, pihaknya mengingatkan dan mengimbau warga Kota Tasikmalaya untuk tidak bepergian ke luar daerah terlebih dahulu. Pasalnya, beberapa daerah sudah dinyatakan sebagai zona merah Covid-19 seperti Jakarta, Surabaya termasuk Bandung.

    “Lebih baik beraktivitas di dalam kota saja kalau tidak terlalu penting untuk keluar kota,” kata Wali Kota Tasikmalaya itu.

    Pihaknya pun mulai intensif melakukan antisipasi penyebaran virus dengan melakukan pemeriksaan tes Covid-19 secara masif melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya. Hal ini seiring dengan bantuan mesin PCR untuk melakukan tes Covid-19 dari BNPB Pusat dan Pemerintah Provinsi Jabar,.

    “Ini akan lebih cepat diketahui dan segera dilakukan antisipasinya agar virus tidak menular,” Budi menambahkan.

    Terkait pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayah Kota Tasikmalaya, diakui Budi belum terlalu mendesak untuk diterapkan. Namun jika kasus Covid-19 terus mengalami penambahan, Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) bisa diterapkan untuk memutus rantai penyebaran.

    “Kalau PSBB sejauh ini belum mendesak, hari ini posisinya masih terkendali. Namun kita meminta masyarakat jangan kendor untuk mematuhi protokol kesehatan, karena kuncinya ada di diri kita sendiri. Masyarakat harus patuh serta berdisiplin diri,” kata dia.

    Budi mengatakan, penyebaran Covid-19 belum selesai dan justru semakin masif penyebarannya. Hal tersebut membuat pihaknya tidak mengizinkan proses pembelajaran dengan sistem tatap muka di sekolah, khususnya SD dan SMP, diterapkan.

    “Kita tidak mau gegabah dengan mengambil resiko tinggi. Kondisi sampai saat ini belum clear, tidak aman, kasus Covid-19 posisi lagi memuncak. Kita tunggu dulu situasi mulai aman baru sekolah (bisa) tatap muka,” ujar Budi.

    (Seda/Ageng)

    Berita Terbaru

    spot_img