spot_img
Sabtu 4 Mei 2024
spot_img
More

    Bonus Demografi, Tantangan 75 Tahun Merdeka

    BANDUNG,FOKUSJabar.id: Indonesia sudah berusia 75 tahun merdeka. Bukan waktu yang sebentar hingga negeri ini dapat bertahan. Dan tentu, perjalanan yang panjang ini penuh liku, sejak masa penjajahan dan perjuangan kemerdekaan.

    Para pahlawan harus berdarah-darah membela tanah air tak lain agar setiap anak bangsa dapat melangsungkan kehidupannya dengan baik dan damai. Lalu, anak bangsa itu pun kini diproyeksikan berjumlah hingga 260 juta lebih jiwa.

    Dari periode ke periode hingga 75 tahun merdeka, Indonesia juga telah dipimpin oleh presiden yang memiliki gaya kepemimpinannya masing-masing. Dari masa Presiden Soekarno ke Presiden Joko Widodo, masyarakat dapat melihat bagaimana roda pemerintahan Indonesia ini dijalani oleh setiap elit pemimpin. Dan sejarah akan selalu mencatat bagaimana nasib warga Negara ini diperlakukan oleh sang penguasa.

    BACA JUGA: UPI Terima 4.883 Mahasiswa Melalui Jalur SBMPTN 2020

    Dalam hal ini, tugas setiap elit pemimpin semakin tak mudah ketika zaman terus berubah. Tantangan terdepan dan terdekat bagi Indonesia menjelang 75 tahun merdeka adalah bonus demografi yang sudah sangat terasa.

    Penduduk di Jawa Barat, misalnya, oleh Badan Pusat Statistik Jawa Barat diperkirakan pada 2019 sebanyak 49,32 juta jiwa. Hal ini ternyata menjadikan Jawa Barat sebagai provinsi terbesar di Indonesia dalam hal jumlah penduduk. Jumlah penduduk meningkat, maka hadir pula berbagai kebutuhan dan persoalan. Dan ini perlu dirumuskan dan diselesaikan dengan serius oleh pemangku kepentingan.

    Tentu, bonus demografi sangat diharapkan benar-benar menjadi bonus bagi bangsa yang akan merayakan 75 tahun kemerdekaannya. Bukan menjadi malapetaka yang membuat Negara Indonesia semakin terpuruk, begitu pun Provinsi Jawa Barat. Hal yang penting diperhatikan dari bonus demografi ini juga adalah tentang orang-orang mudanya.

    Data BPS menunjukkan, penduduk Jawa Barat yang berusia 15 tahun atau lebih pada tahun 2019 mencapai 36,58 juta orang. Jumlah angkatan kerja sebanyak 23,8 juta orang, dan 21,9 juta orang diantaranya bekerja di berbagai sektor usaha. Dan data lain menunjukkan, di wilayah yang tanahnya subur makmur ini pun masih menyisakan 1,9 juta orang yang masih menganggur. Fakta ini adalah pekerjaan rumah besar yang harus diberikan solusi untuk menyelesaikannya oleh setiap pihak.

    fokusjabar.id bonus demografi 75 tahun merdeka
    Bonus Demografi di 75 tahun Indonesia Merdeka. (Ilustrasi/WEB)

    Di sisi lain, kualitas sumber daya manusia khususnya di Jawa Barat masih memprihatinkan. Data pun memperlihatkan, bahwa para pekerja di Jawa Barat didominasi oleh lulusan sekolah dasar (SD), yakni mencapai 40,23 persen. Dan persentase angkatan kerja ini terhadap penduduk usia kerja yang tamat SD sebesar 63,19 persen.

    Kemudian, untuk pekerja lulusan perguruan tinggi ternyata baru mencapai 11,5 persen. Kondisi ini harus menjadi pecutan bagi setiap pemimpin daerah untuk bekerja lebih keras dan cerdas.

    Kemudian harus dimulai dari mana dan bagaimana untuk menghadapi bonus demografi ini? Jawaban dari pertanyaan tersebut akan sangat relevan dengan menyatakan bahwa kunci kemajuan bangsa ini tak terkecuali Provinsi Jawa Barat adalah dengan memprioritaskan pembangunan generasi muda.

    Perhatian besar para elit pemimpin terhadap pemuda sangat dibutuhkan agar mereka orang-orang yang dalam usia produktif dan segar benar-benar dapat menjadi ujung tombak dalam memajukan tanah air. Dimulai dari Presiden, Gubernur, Bupati, Walikota, Camat, Kepala Desa, Ketua Rukun Warga, dan hingga Ketua Rukun Tetangga harus dipastikan benar merangkul pemuda untuk membuat gerakan kemajuan dalam berbagai sektor. Sehingga, gerakan yang dibangun dari tingkat nasional, bahkan di tingkat kampung menjadi satu kesatuan yang utuh.

    Lebih jauh, para pemimpin di setiap lini perlu memiliki rasa kepedulian yang besar terhadap tumbuh kembangnya pemuda-pemudi. Tidak sekedar soal kebutuhan lahiriah yang selalu dipenuhi, tetapi kebutuhan pembangunan karakter, mental, etos, intelektual, dan integritas yang kuat harus menjadi program utama dalam pembangunan generasi muda.

    Apalagi di era digital dan munculnya wabah Covid-19 di tahun 2020 ini, generasi muda sangat penting untuk diberdayakan agar lebih mandiri. Hal ini pun untuk mendorong kreativitas generasi muda dalam menghadapi dan menanggulangi permasalahan baik ekonomi, sosial, budaya, politik, pendidikan, pertanian, teknologi dan agama yang dalam keadaan gelombang kekacauan.

    BACA JUGA: Paskibraka Kota Bandung 2020 Dikukuhkan Wakil Wali Kota

    Karena itu, peran pemuda harus lebih terdepan dalam membuat gerakan perubahan yang lebih baik dan solutif. Dan ini akan berjalan dengan begitu lancar jika pola komunikasi pemimpin di setiap lini dapat diterima baik oleh generasi muda. Keberpihakan pemimpin terhadap generasi muda menjadi mutlak jika ingin kemajuan bangsa ini terwujud.

    Sebab, sejarah pun mencatat, 75 tahun merdeka diperoleh karena hasil dari perjuangan para pemuda yang rela berkorban. Mereka lah, orang-orang muda unggul yang diberi kepercayaan besar olah rakyat Indonesia. Dan mereka menunjukkan kemampuannya dengan paripurna. Gerakan ini tidak hanya berbasis proyek saja, melainkan bisa memberikan dampak signifikan di masyarakat untuk jangka waktu yang panjang.

    (Ageng)

    Berita Terbaru

    spot_img