spot_img
Jumat 3 Mei 2024
spot_img
More

    Belajar di rumah, Penggunaan Gawai Harus Disesuaikan

    JAKARTA, FOKUSJabar.id: Para Orangtua harus memerhatikan penggunaan gawai pada anak selama belajar di rumah (pembelajaran jarak jauh) agar disesuaikan dengan kebutuhan.  

    Demikian disampaikan Psikolog dari Universitas Indonesia (UI) Dr Rose Mini Agoes Salim di Jakarta, Kamis (11/6/2020).

    “Sekarang belajar di rumah banyak menggunakan konten internet, maka penggunaan gawai hendaknya sesuai dengan kebutuhan saja,” kata dia.

    Dr Rose menyarankan agar orangtua tidak meninggalkan anak begitu saja saat menggunakan gawai, karena berpotensi penyalahgunaan. Artinya, orangtua harus memerhatikan agar gawai digunakan sesuai porsinya.

    “Jangan nanti diam-diam kita berikan terus kita tinggal, itu yang tidak benar. Sebaiknya kebutuhan konten internet untuk anak disambungkan ke laptop atau komputer, hal itu pun demi kesehatan mata anak,”  kata dia.

    Tidak hanya itu, waktu penggunaan gawai pun sebaiknya dibuat aturannya,berapa lama digunakan dan untuk apa saja, sehingga anak disiplin memakai gawai.

    BACA JUGA: Alternatif Cegah Anak Ketergantungan Gawai Lewat Budaya Literasi

    Terkait materi pembelajaran yang diberikan guru saat belajar dari rumah, dia mengatakan sebenarnya itu tidak semestinya menjadi beban bagi anak ataupun orangtua. Sebab, materinya sudah diringkas atau tidak banyak. Begitu pula penggunaan aplikasi konferensi video tidak dilakukan setiap hari.

    Padahal, jika kegiatan pembelajaran jarak jauh tersebut dilakukan sesuai stimulasi dari guru yang telah disusun untuk mengasah kemampuan anak, sebenarnya tinggal menjalaninya saja.

    Untuk anak yang usianya sudah besar kemungkinan bisa diberi kesempatan untuk mencobanya sendiri, sementara untuk yang masih kecil bisa dibimbing atau dibantu terutama saat perlu menyambungkan ke konten internet misalnya zoom dengan gurunya.

    “Intinya semua bisa melakukan itu tanpa merepotkan orangtua. Tapi kadang orangtua yang menciptakan standar ganda, yakni tidak boleh salah sehingga anak disuruh ulang saat salah,” kata dia.

    Hal itulah yang terkadang memicu stres pada anak dengan standar-standar yang diberikan orangtua. Dengan kata lain, dapat memengaruhi sisi psikologis anak sedangkan saat di sekolah kemungkinan mereka tidak dituntut sebagaimana terjadi di rumah.

    (LIN/ANT)

    Berita Terbaru

    spot_img