spot_img
Rabu 24 April 2024
spot_img
More

    Hadapi Babak Kualifikasi PON XX, Tim Tenis Meja Jabar Gelar Sentralisasi

    BANDUNG, FOKUSJabar.id: Tim Tenis Meja Jawa Barat akan memulai sentralisasi Pelatda guna menghadapi babak kualifikasi PON XX/2010 pada 7-9 November 2019 di Samarinda, Kalimantan Timur.

    Sentralisasi sendiri akan dilaksanakan di GOR Tenis Meja, ITB Jatinangor, Sumedang, Selasa (1/10/2019).

    Ketua Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Jawa Barat, Ade Koesjanto menuturkan, babak kualifikasi menjadi pintu awal bagi setiap atlet untuk bisa tampil berlaga pada ajang PON XX tahun 2020 di Papua.

    Untuk itu, waktu satu bulan ke depan menjelang babak kualifikasi PON XX bakal dimaksimalkan untuk meningkatkan performa para atlet.

    ” Untuk babak kualifikasi, kita siapkan 4 atlet putra dan 4 atlet putri yang akan digembleng oleh pelatih dengan latar belakang mantan pemain. Mereka punya nilai lebih karena memahami terkait keinginan atlet dan sistem permainan,” ujar Ade.

    Ade menambahkan, meski pelaksanaan sentralisasi Pelatda baru digelar, namun 8 atlet yang saat ini masuk dalam tim Tenis Meja Jabar sudah melakukan latihan intensif di klub dan atau daerah masing-masing. Bahkan, performa para atlet terus meningkat. Buktinya, mereka merebut berbagai gelar juara di beberapa turnamen yang diikutinya.

    “Jadi di luar Pelatda, banyak kegiatan kejuaraan yang diikuti para atlet untuk menambah dan mengasah kemampuan sekaligus menambah jam terbang menghadapi lawan dengan berbagai tipe permainan,” tambahnya.

    Untuk babak kualifikasi PON XX sendiri, Ade mengaku, pihaknya tidak membebani atlet untuk bisa meraih medali. Yang terpenting, setiap atlet bisa lolos dan tampil di PON XX tahun 2020 di Papua.

    ” Step by step saja dulu. Kita loloskan dulu atlet di babak kualifikasi ini. Baru berpikir target di PON XX. Kita tidak bebani mereka,” tuturnya.

    Terkait daerah pesaing, Ade menyebut,  peta kekuatan saat ini di setiap provinsi terbilang merata. Pasalnya, untuk PON XX, dilakukan pembatasan usia atlet maksimal 25 tahun.

    ” Pembatasan usia ini berdampak pada tidak bermainnya atlet-atlet tenis meja top dan penghuni tim nasional yang usianya sudah diatas 25 tahun (Dahlan, Yon Mardiono, Ficky Supit, dan David Yacob). Jadi saat ini kekuatan bisa dibilang merata dan semua provinsi punya peluang yang sama,” pungkasnya.

    (ageng/bam’s)

    Berita Terbaru

    spot_img