spot_img
Selasa 4 November 2025
spot_img
Beranda blog Halaman 7213

Panwaslu Banjar Dukung Proses Hukum atas Kasus Gratifikasi di Pilbup Garut

0
BANJAR,FOKUSJabar.id: Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Irfan Saeful Rohman mengaku prihatin dengan ditangkapnya rekan sejawatan Ketua Panwaslu Garut Heri Hasan Basri dan Komisioner KPU Garut  Ade Sudrajad atas dugaan suap Pilkada Serentak 2018.

Menurut dia, kejadian itu menjadi sangat berdampak, terlebih pandangan publik tentang kinerja Panwaslu akan berubah.

“Sangat prihatin atas kasus yang mencederai demokrasi yang sedang berjalan di Kabupaten Garut itu,” kata tersebut yang mencederai proses demokrasi yang sedang berjalan di Kabupaten Garut,” kata Irfan, Rabu (28/02/2017).

BACA JUGA:

Hari Ini Demokrat Garut Rapat Pengarahan Struktur di 5 Kecamatan

Pihaknya pun sangat mendukung langkah penegak hukum untuk memerosesnya hingga tuntas.

Lebih lanjut dia berharap publik bisa menanggapi peristiwa itu secara obyektif. Karena persoalan itu muncul atas ulah personal bukan secara kelembagaan.

 (Boip/LIN)

Polres Ciamis Amankan Penyebar Berita Hoax

0
Polres Ciamis Amankan Penyebar Berita Hoax. (FOKUSJabar/Husen Maharaja)

CIAMIS,FOKUSJabar.id: Satuan Reskrim Polres Ciamis amankan seorang penyebar berita bohong (hoax), Rabu (28/2/2018).

Pelaku bernama Bambang Yudiana warga Dusun Cibulakan, Desa Sirnajaya, Kecamatan Rajadesa Kabupaten Ciamis itu diamankan karena telah menyebarkan berita tentang penangkapan orang yang diduga gila.

Polisi saat meminta keterangan pelaku terkait berita hoax di Mapolres Ciamis, Rabu (28/2/2018). (Foto Husen)
Polisi saat meminta keterangan pelaku terkait berita hoax di Mapolres Ciamis, Rabu (28/2/2018). (Foto Husen)

“Saat ada kejadian santri mengamankan orang diduga gila tersangka ini mengapload poto orang yang diduga gila,” kata Kasat Reskrim Polres Ciamis AKP Hendra Virmanto di Mapolres Ciamis.

Saat mengunduh foto Omorang diduga gila itu, pelaku membubuhkan keterangan dengan kata-kata yang bisa memicu keresahan di masyarakat.

” Padahal kejadian sebenarnya tidak seperti yang ditulis pelaku,” jelas Hendra.

Karena dianggap bisa memicu keresahan di masyarakat, polisi pun mengamankan pelaku sesuai aturan hukun yang berlaku.

“Pelaku dijerat pasal 14 ayat 1 dan 2 atau pasal 15 UU Ri nomor 1 tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana,” tegas dia.

(Husen Maharaja/LIN)

BNN Ungkap Pencucian Uang Rp6,4 Trilyun Geng Freddy Budiman

0
ilustrasi (web)

JAKARTA, FOKUSJabar.id: Badan Narkotika Nasional (BNN) menungkap Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) hasil kejahatan narkotika senilai Rp6,4 trilyun.

Jumlah ini diperoleh dari hasil pengembangan kasus jaringan narkotika mendiang Freddy Budiman dan anak buahnya, yakni Togiman serta Haryanto Candra yang masih mendekam di penjara.

Deputi Pemberantasan BNN Inspektur Jenderal Arman Depari mengatakan bahwa penyidik menangkap tiga orang tersangka dari hasil TPPU yakni Devi Yuliana, Hendi Ramli, dan Fredi Hero.

“Ketiganya kami tangkap di Jakarta pada 14 Februari lalu,” kata Arman di gedung BNN Jakarta, Rabu (28/2/2018).

Arman menjelaskan modus yang digunakan pelaku adalah menggunakan enam perusahaan fiktif yang bergerak di bidang ekspor-impor untuk melakukan transaksi keuangan dari sejumlah bandar narkotika.

“Jadi modusnya seolah-olah impor barang, namun itu tidak benar. Mereka hanya menerbitkan invoice fiktif, kemudian uang hasil tindak pidana itu dikirim ke sana dengan alasan membayar barang-barang yang dibeli melalui proses impor tadi,” tambahnya, seperti dilansir CNN.

Dari data BNN terdapat 14 negara yang menjadi tempat penerimaan transfer uang di antaranya yakni Cina, India, Jepang, Jerman, dan Australia. Tercatat sejak 2014 hingga 2016 transaksi yang dilakukan mencapai Rp6,4 trilyun.

Atas perbuatannya, ketiga tersangka dijerat UU 35/2009 tentang Narkotika dan UU 8/2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan TPPU dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara hingga hukuman mati.

(Agung/LIN)

Hari Ini Jokowi Pilih Pengganti Kepala BNN Budi Waseso

0
ilustrasi (web)

JAKARTA, FOKUSJabar.id: Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memutuskan pengganti Komisaris Jenderal Budi Waseso (Buwas) sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) hari ini, Rabu (28/2/2018). Nama-nama yang diajukan Polri telah sampai di meja Presiden.

“Tadi pagi saya konfirmasi kemungkinan hari ini sudah diputuskan Presiden,” kata Juru Bicara Presiden Johan Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, seperti dilansir CNN.

Jokowi disebut akan memilih satu dari tiga nama yang diajukan Polri. Johan mengaku tidak mengetahui nama-nama yang sampai kepada Presiden.

Sebelumnya, beberapa nama yang disebut akan menjadi pengganti Buwas antara lain Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Moechgiyarto dan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Ari Dono Sukmanto.

Johan menuturkan, pemilihan nantinya berdasarkan masukan yang diterima Jokowi dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan pertimbangan-pertimbangan lainnya.

“Kriteria yang paling baik seperti profesional, berintegritas tinggi, bagus, berani, saya kira begitu,” kata Jubir KPK itu.

Meski akan dipilih hari ini, Johan menuturkan belum mengetahui rencana pelantikan kepala BNN yang akan menggantikan Buwas yang akan pensiun awal Maret.

(Agung/LIN)

KPK Tangkap Tangan Wali Kota Kendari

0
ilustrasi (web)

JAKARTA,FOKUSJabar.id: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Wali Kota Kendari Adriatma Dwi Putra dalam operasi tangkap tangan (OTT), Rabu (28/2) dini hari.

Adriatma ditangkap bersama sejumlah orang lainnya di lingkungan Pemkot Kendari, Sulawesi Tenggara.

“Iya benar (OTT Wali Kota Kendari),” seperti dilansir CNN Indonesia.com.

BACA JUGA:

Hari Ini Demokrat Garut Rapat Pengarahan Struktur di 5 Kecamatan

Dari informasi yang dihimpun, Adriatma diduga terlibat suap-menyuap dengan pihak swasta. Namun, belum diketahui secara pasti suap tersebut terkait proyek apa dan berapa nilai suapnya.

Saat ini orang nomor satu di Kendari dan sejumlah pihak lainnya masih menjalani pemeriksaan di Polda Sulawesi Tenggara. Tim KPK juga masih berada di lapangan mencari bukti-bukti lain yang terkait kasus ini.

KPK belum memberikan keterangan resmi terkait operasi senyap Wali Kota Kendari ini.

(Agung/LIN)

Dubes RI Sesalkan Aksi Saat Sa’i, GP Ansor Minta Maaf

0

ARAB SAUDI, FOKUSJabar.id: Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel menyesalkan aksi yang tidak biasa oleh sejumlah jemaah umroh Indonesia saat melakukan ibadah sa’i.

Pernyataan itu disampaikan Kedubes RI Arab Saudi menjawab kabar soal protes keras dari Pemerintah Arab Saudi terkait fenomena jemaah Indonesia yang melantunkan Ikrar Pancasila dan Nasyid Ya Lal Wathan ketika melakukan ibadah Sa’i.

Ibadah sa’i adalah salah satu rukun haji dan umrah yang dilakukan dengan berlari – lari kecil pulang balik sebanyak 7 kali dari Bukit Safa ke Bukit Marwah (Al Mas’a).

“Terkait video viral tentang saudara-saudara kita yang melakukan aksi ‘tak lazim’ di pelataran tempat sa’i (mas’a), saya belum dipanggil (semoga tidak), dan belum digempur dengan ‘nota protes’, tetapi baru pada fase via telepon, dan Alhamdullilah setelah saya jelaskan kepada kerajaan Aran Saudi, mereka mulai bisa memahami, meski mereka meluncurkan seabreg pertanyaan yang harus dijawab,” kata Agus Maftuh lewat akun Facebook-nya.

Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Yaqut Cholil Qoumas yang turut dalam rombongan tersebut menyatakan syair Ya Lal Wathan yang dikumandangkan Banser di Mas’a (tempat sa’i) adalah tindakan spontanitas.

“Spontanitas yang muncul dari kebiasaan yang selama ini terus dilakukan oleh sahabat-sahabat Banser di Tanah Air yang terus dirasakan mengancam persatuan bangsa,” kata Yaqut kepada CNN, Rabu (28/2/2018).

Meski begitu, jika memang hal tersebut dianggap mengganggu hubungan diplomatik dua negara, Yaqut minta maaf.

“Ada spirit kebangsaan dan spirit membawa Islam ramah dan rahmah sebagaimana yang dipraktikkan oleh muslim di Indonesia ke seluruh belahan dunia termasuk di Saudi,” kata Yaqut.

(Agung/LIN)

Baku Tembak Pecah di Hari Pertama Gencatan Senjata Ghouta Suriah

0
Baku tembak pecah di Ghouta timur, Suriah, tepat di hari pertama gencatan senjata selama lima jam yang diusulkan Rusia pada Selasa (27/2). (AFP Photo/Hamza Al-Ajweh)

SURIAH, FOKUSJabar.id: Baku tembak pecah di Ghouta timur, Suriah, tepat di hari pertama gencatan senjata selama lima jam yang diusulkan Rusia pada Selasa (27/2/2018) waktu setempat.

Kepala Pusat Rekonsiliasi Rusia di Suriah Yuri Yevtushenko melaporkan bahwa baku tembak itu bermula saat pasukan pemberontak melancarkan serangan pada siang hari.

“Aksi tersebut disertai tembakan artileri dan pistil yang intensif,” kata Yevtushenko kepada kantor berita Interfax, sebagaimana dikutip Reuters.

Baku tembak ini terjadi tak lama setelah gencatan senjata dimulai pada 09.00 dan direncanakan selesai pukul 14.00 waktu setempat. Gencatan senjata ini dicanangkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin agar aparat dapat membentuk koridor kemanusiaan sehingga warga sipil bisa keluar dari medan tempur.

Ketika baku tembak kembali terjadi, juru bicara urusan kemanusiaan PBB Jens Laerke mendesak semua pihak untuk menuruti gencatan senjata yang disepakati dewan keamanan agar bantuan bisa masuk.

“Kami menerima laporan pagi ini masih ada pertempuran di Ghouta timur.Situasi di lapangan ini membuat konvoi dan evakuasi medis tidak bisa keluar,” kata Jens seperti dikutip CNN.

(Agung/LIN)