spot_img
Rabu 12 November 2025
spot_img
Beranda blog Halaman 7145

Jamkrida Jabar Bakal Jamin Kredit PD BPR Kota Bandung

0
ilustrasi (web)

BANDUNG, FOKUSJabar.id : Direktur Utama Jamkrida Jabar, Tri Budhi Muljawan mengungkapkan, pihaknya telah melakukan penandatanganan perjanjian kerjasama dengan PD BPR Kota Bandung terkait penjaminan kredit modal kerja konstruksi dan pengadaan barang dan jasa.

“Kredit tersebut merupakan kredit modal kerja konstruksi dan pengadaan barang dan jasa yang dibiayai berdasarkan anggaran negara atau daerah,” kata Tri kepada wartawan di Hotel Podomoro Jalan Dipenogoro, Rabu (28/3/2018).

Selain itu, Jamkrida jabar juga melakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) dengan lima Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Barat untuk jaminan kredit pembiayaan proyek -proyek.

” Ini baru lima kabupaten. Kota Bandung, Bandung, Bandung Barat, Cianjur dan Garut. Nantinya kita akan lebih memperluasnya untuk daerah lainnya di Jawa Barat, ” pungkasnya.

(budi/bam’s)

Bio Farma Gelar Sosialisasi dan Penandatanganan Pakta Integritas untuk Wujudkan Tata Kelola Perusahaan

0
Penandatanganan Pakta Integritas untuk Wujudkan GCG di Bio Farma. (foto istimewa)

BANDUNG, FOKUSJabar.id : Tim Wushu Jawa Barat yang berlaga di Kejurnas Wushu Senior dan Junior Piala Presiden 2018 yang digelar di GOR Among Rogo, Yogyakarta, berangkat tanpa bantuan dana dari pihak KONI Jabar. Kejurnas yang sekaligus menjadi bagian dari seleksi Asian Games 2018 sendiri sudah dimulai hari ini Rabu (28/3/2018) dan berakhir pada Kamis (3/4/2018) mendatang.

Ketua Umum Pengprov WI Jabar, Edwin Sendjaya mempertanyakan bantuan dana dari KONI Jabar untuk keikutsertaan tim wushu Jabar pada kejurnas tersebut. Tim wushu Jabar sendiri sudah berangkat menuju Yogyakarta pada Senin (26/3/2018) kemarin.

“Kami sendiri sudah jauh-jauh hari menyampaikan proposan bantuan dana ke KONI Jabar untuk mendukung keikutsertaan tim wushu Jabar ke ajang kejurnas tersebut. Namun hingga hari keberangkatan tim, kami belum menerima bantuan dari KONI Jabar sebagai induk organisasi cabang olahraga,” ujar Edwin saat ditemui di Grha DPRD Jabar, Jalan Sukabumi Kota Bandung, Rabu (28/3/2018).

Tidak adanya bantuan dari KONI Jabar, diakui Edwin, sangat berpengaruh terhadap persiapan tim untuk berlaga di kejurnas tersebut. Untuk itu, pihaknya sangat menyesalkan dengan kondisi yang terjadi pada saat ini.

“Tapi kami ogah untuk mundur dan menyerah meski dengan dukungan dana seadanya. Kami tetap berangkatkan tim menuju kejurnas dan berharap bisa mencetak prestasi maksimal. Kami tetap optimistis dan semangat menatap kejurnas yang pertama kali digelar PB WI dibawah kepemimpinan Airlangga Hartanto,” terangnya.

Untuk Kejurnas Wushu Senior dan Junior Piala Presiden 2018 sendiri, lanjutnya, pihaknya mengirimkan sebanyak 106 atlet. Mereka akan berlaga di tiga kelompok usia yakni pra-junior, junior dan senior di dua kategori yakni taolu atau jurus dan sanda atau tarung.

“Untuk nomor taolu, kita turunkan 15 atlet putra dan putri di kelompok senior serta 72 atlet putra dan putri untuk kelompok usia pra-junior. Sedangkan untuk nomor sanda, kita kirim 8 atlet putra dan putri di kelompok usia senior, serta 7 atlet putra dan putri di kelompok usia junior. Terakhir di kelompok pra-junior nomor sanda, kita kirim 2 atlet putra dan 2 atlet putri. Mereka didampingi 2 orang pelatih taolu, 4 pelatih sanda, dan satu manajer tim,” paparnya

Terkait target yang ingin dicapai pada kejurnas tersebut, Pengprov WI jabar berharap bisa meraih enam medali emas. Peluang tersebut diharapkan bisa diraih dari nomo sanda senior, nomor sanda junior, dan nomor sanda pra-junior.

“Selain atlet yang khusus kita kirim, di pelatnas Asian Games 2018 pun ada tiga atlet kita disana. Yakni Monica Pransisca Sugianto, Selviah Pertiwi, dan Yudi Cahyadi. Semoga para atlet wushu Jabar yang akan tampil di kejurnas tersebut bisa tampil maskimal dan memberikan kebanggaan bagi warga Jabar meski tanpa dukungan dana KONI Jabar,” tegasnya.

(ageng/bam’s)

Tim Wushu Berangkat ke Kejurnas Tanpa Dukungan Dana dari KONI Jabar

0
Ketua Umum Pengprov WI Jabar, Edwin Sendjaya. (FOKUSJabar/Ageng)

BANDUNG, FOKUSJabar.id : Tim Wushu Jawa Barat yang berlaga di Kejurnas Wushu Senior dan Junior Piala Presiden 2018 yang digelar di GOR Among Rogo, Yogyakarta, berangkat tanpa bantuan dana dari pihak KONI Jabar. Kejurnas yang sekaligus menjadi bagian dari seleksi Asian Games 2018 sendiri sudah dimulai hari ini Rabu (28/3/2018) dan berakhir pada Kamis (3/4/2018) mendatang.

Ketua Umum Pengprov WI Jabar, Edwin Sendjaya mempertanyakan bantuan dana dari KONI Jabar untuk keikutsertaan tim wushu Jabar pada kejurnas tersebut. Tim wushu Jabar sendiri sudah berangkat menuju Yogyakarta pada Senin (26/3/2018) kemarin.

“Kami sendiri sudah jauh-jauh hari menyampaikan proposan bantuan dana ke KONI Jabar untuk mendukung keikutsertaan tim wushu Jabar ke ajang kejurnas tersebut. Namun hingga hari keberangkatan tim, kami belum menerima bantuan dari KONI Jabar sebagai induk organisasi cabang olahraga,” ujar Edwin saat ditemui di Grha DPRD Jabar, Jalan Sukabumi Kota Bandung, Rabu (28/3/2018).

Tidak adanya bantuan dari KONI Jabar, diakui Edwin, sangat berpengaruh terhadap persiapan tim untuk berlaga di kejurnas tersebut. Untuk itu, pihaknya sangat menyesalkan dengan kondisi yang terjadi pada saat ini.

“Tapi kami ogah untuk mundur dan menyerah meski dengan dukungan dana seadanya. Kami tetap berangkatkan tim menuju kejurnas dan berharap bisa mencetak prestasi maksimal. Kami tetap optimistis dan semangat menatap kejurnas yang pertama kali digelar PB WI dibawah kepemimpinan Airlangga Hartanto,” terangnya.

Untuk Kejurnas Wushu Senior dan Junior Piala Presiden 2018 sendiri, lanjutnya, pihaknya mengirimkan sebanyak 106 atlet. Mereka akan berlaga di tiga kelompok usia yakni pra-junior, junior dan senior di dua kategori yakni taolu atau jurus dan sanda atau tarung.

“Untuk nomor taolu, kita turunkan 15 atlet putra dan putri di kelompok senior serta 72 atlet putra dan putri untuk kelompok usia pra-junior. Sedangkan untuk nomor sanda, kita kirim 8 atlet putra dan putri di kelompok usia senior, serta 7 atlet putra dan putri di kelompok usia junior. Terakhir di kelompok pra-junior nomor sanda, kita kirim 2 atlet putra dan 2 atlet putri. Mereka didampingi 2 orang pelatih taolu, 4 pelatih sanda, dan satu manajer tim,” paparnya

Terkait target yang ingin dicapai pada kejurnas tersebut, Pengprov WI jabar berharap bisa meraih enam medali emas. Peluang tersebut diharapkan bisa diraih dari nomo sanda senior, nomor sanda junior, dan nomor sanda pra-junior.

“Selain atlet yang khusus kita kirim, di pelatnas Asian Games 2018 pun ada tiga atlet kita disana. Yakni Monica Pransisca Sugianto, Selviah Pertiwi, dan Yudi Cahyadi. Semoga para atlet wushu Jabar yang akan tampil di kejurnas tersebut bisa tampil maskimal dan memberikan kebanggaan bagi warga Jabar meski tanpa dukungan dana KONI Jabar,” tegasnya.

(ageng/bam’s)

Biaya Pendaftaran Pernikahan di Garut Langgar PP No. 48 Tahun 2014?

0
(FOKUSJabar/Andian)

GARUT,FOKUSJabar.id: Biaya pendaftaran pernikahan di Kabupaten Garut Rp1 hingga 1,2 juta. Padahal, di Kantor Urusan Agama (KUA) telah dipasang spanduk dimana biayanya sebesar Rp600 ribu.

Kepala KUA Sukawening, Fathi Ridwan Badrudin mengatakan, tarif pendaftaran biaya pernikahan adalah Rp600 ribu jika di luar KUA dan gratis jika di KUA.

” Sesuai PP No48 Tahun 2014 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), biaya pendaftaran nikah sebesar Rp. 600 ribu,” kata Fathi kepada FOKUSJabar.id, Rabu (27/3/2018).

Ditambahkan Fathi, pihaknya tetap mengacu pada PP no 48 tahun 2014. Adapun biaya yang melampaui biasanya melibatkan pihak ketiga.

BACA JUGA:

Perekonomian Jabar Meningkat di Triwulan Pertama 2024

” Masyarakat terbiasa dengan Lebe atau P3N untuk mengurusi pendaftaran nikah,” imbuhnya.

Padahal lanjut dia, pendaftaran nikah harusnya dilakukan oleh yang bersangkutan atau pihak keluarga.

” Persyaratan tidak susah dan kami akan mempermudah pendaftaran,” terangnya.

Harus diketahui bersama imbuhnya, keberadaan P3N (Lebe) kini tengah di moratorium hingga batas waktu yang tidak di tentukan.

” Jadi, saya sarankan bagi masyarakat yang akan menikahkan putra putrinya agar mengurus pendaftarannya sendiri. Jangan melalui pihak ketiga,” pungkasnya.

(Andian/Bam’s)

IPSI Kota Bandung Minta Jabar Jaga Atlet Tak Tampil di Porda Jabar XIII Karena Batasan Usia

0
ilustrasi (web)

BANDUNG, FOKUSJabar.id : Pengurus Cabang (Pengcab) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Bandung berharap IPSI Jabar maupun KONI jabar bisa mengikat para atlet pencak silat yang tidak bisa tampil di Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jabar XIII pada Oktober 2018 mendatang di Kabupaten Bogor. Harapan tersebut diungkapkan seiring dengan akan dilantiknya kepengurusan provinsi IPSI Jabar masa bakti 2017-2021 di Hotel Horison, Jalan Lingkar Selatan Kota Bandung, Rabu (28/3/2018) petang ini.

Ketua Pengcab IPSI Kota Bandung, Cece Muharam menuturkan, program kerja dari kepengurusan IPSI Jabar masa bakti 2017-2021 setidaknya harus ada kesinambungan dalam pembinaan olahraga pencak silat di Jawa Barat dengan kepengurusan sebelumnya. Salah satunya terkait aturan dan ketentuan yang diterapkan di ajang Porda Jabar XIII, dimana kepengurusan IPSI Jabar dibawah pimpinan Phinera Wijaya ini setidaknya harus melanjutkan aturan serta ketentuan yang sudah ditetapkan oleh kepengurusan lama dibawah pimpinan Daday Hudaya.

“Salah satunya terkait aturan pembatasan usia atlet pencak silat yang bisa berlaga di Porda Jabar XIII untuk membela daerahnya yakni maksimal 21 tahun. Dan aturan tersebut setidaknya membuat beberapa atlet pencak silat yang masih memiliki kualitas mumpuni, tidak bisa bermain. Termasuk lima atlet pencak silat asal Kota Bandung yakni Wewey Wita, Selly Andriani, Ahmad Zulfikar, Eka Yulianto, dan Eri Budiona,” ujar Cece saat ditemui di sekretariat IPSI Kota Bandung, GOR Bandung, Jalan Jakarta Kota Bandung, Rabu (28/3/2018).

Cece menambahkan, dengan tidak bisa bermainnya kelima atlet tersebut, Kota Bandung pun dipastikan akan kehilangan peluang untuk meraih lima medali emas dari atlet yang bersangkutan. Meski demikian, pihaknya secara bijak akan melihat keputusan pembatasan usia atlet di Porda Jabar XIII menjadi sesuatu yang baik untuk pembinaan olahraga pencak silat Jabar kedepan.

“Namun kita pun ingin menegaskan dan meminta pihak yang lebih tinggi yakni IPSI Jabar dan KONI Jabar untuk bisa menjaga dan memelihara para atlet tersebut karena mereka masih punya peluang yang sangat besar untuk meraih medali emas pada PON XX tahun 2020 di Papua. Setidaknya, IPSI jabar dan atau KONI Jabar bisa mengikat mereka sehingga tidak hengkang ke provinsi lain,” terangnya.

Meski demikian, Cece menilai jika jiwa ksatria dan rasa kedaerahan dari para atlet pencak silat ini cukup tinggi. Namun segala kemungkinan terkait pindahnya para atlet pencak silat tersebut ke daerah lain pada saat PON XX tahun 2020 di Papua pun masih bisa terjadi.

“Jadi semua itu tergantung pada pribadi masing-masing atlet, meski saya cukup percaya kalau jiwa ksatria mereka bisa diandalkan. Tapi kalau mereka merasa tidak diperhatikan, dijaga atau bahkan meresa tersingkirkan karena ‘dilarang’ bermain di Porda Jabar XIII, kemungkinan hengkang ke provinsi lain bisa saja terjadi. Jadi saya tegaskan sekali lagi, butuh tindakan nyata dari IPSI Jabar maupun KONI Jabar dalam menjaga dan memperhatikan atlet-atlet tersebut untuk tetap di Jabar. Dan salah satunya dengan pengikatan pasti atlet tersebut melalui program pelatda jangka panjang atau pemberian insentif bulanan sehingga mereka merasa tetap diperhatikan,” pungkasnya.

(ageng/bam’s)

FKUB Nilai Hasanah Paling Responsif

0

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pasangan Cagub-Cawagub Jabar TB Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasanah) dinilai paling responsif menangkap aspirasi dari para tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Barat.

Demikian disampaikan Ketua FKUB Jabar M Rafani Ahyar dalam kegiatan Silaturahim Tokoh Lintas Agama bersama Paslon Hasanah, di Hotel Grand Asrilia, Kota Bandung, Rabu (28/3/2018).

Rafani mengatakan, dalam moment tersebut dirinya ingun menghubungkan setiap calon pemimpin Jabar dengan para tokoh lintas agama di FKUB.

BACA JUGA:

Perekonomian Jabar Meningkat di Triwulan Pertama 2024

“Dan Pasangan Hasanah lebih responsif menangkap aspirasi yang disampaikan oleh FKUB Jabar,” kata dia.

Menurut dia Jabar membutuhkan pemimpin yang mampu melindungi dan memberikan rasa aman kepada setiap warganya di tengah keberagaman yang ada.

Dia menilai bahwa Paslon Hasanah memiliki kriteria pemimpin yang dibutuhkan rakyat Jabar, serta mampu membawa kemaslahatan dan keberkahan bagi rakyatnya.

“FKUB Jabar menginginkan, siapapun yang jadi gubernur, adalah gubernur untuk semua golongan dan mengayomi semua keberagaman yang ada di Jawa Barat,” tegas dia.

Sementara itu, Hasan menyampaikan bahwa NKRI tidak dibentuk oleh suatu golongan tertentu, tetapi seluruh lapisan masyarakat yang tergabung dalam Bhineka Tunggal Ika.

Hasan meyakinkan bahwa kepemimpinannya kelak, akan berkeadilan bagi seluruh masyarakat Jabar tanpa melihat etnis, suku atau agamanya. Yang jelas menjaga kondusifitas, keamanan dan menguatkan toleransi di wilayah Jabar masuk didalamnya.

“Saya akan menjadi pemimpin bagi seluruh rakyat Jawa Barat, etnis apapun, agama apapun, suku apapun dia. Masyarakat Jawa Barat harus hidup rukun berdampingan karena agama apapun mengajarkan hal itu,” tegas dia.

Berbekal pengalaman sebagai prajurit, kata dia, keamanan dan kenyamanan maayarakar Jabar akan terjamin serta fokus membangun Jabar ke arah lebih baik lagi.

“Cita-cita kami adalah memberikan kehidupan yang aman dan nyaman bagi rakyat Jawa Barat hilang dari rasa takut, hilang dari rasa waswas,” pungkas dia.

(LIN)

Sadar Lingkungan Menjadi Indikator Cagub Demokrat Membangun Jawa Barat

0
Deddy Mizwar
BANJAR, FOKUSJabar.id : Calon Gubernur (Cagub) Jawa Barat dari Partai Demokrat, Deddy Mizwar melakukan kunjungan ke pasar induk Banjar. Kedatangan dia merupakan rangkaian kampanye terbuka dan tatap muka dengan masyarakat.
Dalam kunjunganya, Deddy menawarkan empat strategi dalam membangun Jawa Barat. Yakni, budaya bersih dan sadar lingkungan hidup, membangun desa berdasar pada kearifan lokal. Juga hak setiap orang memiliki akses pendidikan dan menjadikan central pembangunan Jawa Barat berbasis budaya.
“Empat program ini harus menjadi sebuah kultur budaya yang terbangun baik di tingkat masyarakat Jawa Barat. Sadar lingkungan, pendidikan, potensi daerah, semua berdasar pada kearifan lokalnya,” ucap dia, Rabu (28/03/2018).
Dia menambahkan, kesadaran bersih lingkungan di daerah pasar Banjar adalah salah satu indikator kenyamanan melakukan kegiatan perekonomian. Bila pasar bersih maka pertumbuhan ekonomi di pasar Banjar akan meningkat.
“Dalam sisi pengelolaan sampah. Tidak semua sampah di buang ke tempat akhir. Ada sampah yang bisa diolah menjadi bahan yang lebih ekonomis. Maka perlu adanya tingkat kesadaran terhadap pentingnya lingkungan hidup,” tambah dia.
(Boip/Bam’s)