spot_img
Sabtu 27 Desember 2025
spot_img
Beranda blog Halaman 7046

Gomez Akan Kembali Datangkan Pemain Seleksi

0
ilustrasi (web)

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pelatih Persib Bandung, Mario Gomez masih membutuhkan waktu untuk menilai pemain seleksi. Sehingga, dia belum bisa memberikan keputusan mengenai nasib pemain seleksi.

Saat ini ada tiga pemain yang mengikuti seleksi, ketiga yakni Wildan Ramdhani, Ariya Nugraha yang merupakan jebolan Persib U-19 dan mantan pilar Persija Jakarta dan Persita Tangerang Rafid Chadafi Lestaluhu.

Gomez menuturkan, nasib ketiga pemain tersebut akan ditentukan pada pekan depan. “Belum ada keputusan, mungkin minggu depan,” kata Gomez di Stadion Sport Jabar Arcamanik, Kota Bandung, Selasa (26/6/2018).

BACA JUGA:

Tim Damkar Rancah Berhasil Evakuasi Anak Meninggal di Dalam Gorong-gorong

Meski belum menentukan nasib ketiga pemain tersebut, Gomez berencana mendatangkan pemain lain untuk diseleksi. Karena Persib saat ini sedang membutuhkan pemain tambahan untuk putaran kedua.

“Ya mungkin pekan depan ada dua atau tiga pemain lainnya untuk trial. Saya ingin melihat kemampuan mereka,” ucapnya.

(Arif)

Pemkot Bandung Siapkan Hadiah bagi TPS untuk Tingkatkan Partisipasi Pemilih

0
ilustrasi (web)

BANDUNG, FOKUSJabar.id : ‎Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bertekad menjadikan gelaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018 di Kota Bandung sebagai hajatan yang menggembirakan layaknya sebuah festival. Pemkot Bandung menyiapkan hadiah bagi Tempat Pemilihan Suara (TPS) yang dibagi dalam tiga kategori.

Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil menuturkan, pelaksanaan pesta demokrasi lima tahunan di Kota Bandung harus menjadi contoh bagi kota/kabupaten lain yang menggelar Pilkada Serentak 2018. Salah satunya dari sisi kreatifitas dan keunikan TPS ‎untuk meningkatkan partisipasi pemilih.

‎”Kita ingin mengajak partisipasi warga tinggi maka akan ada hadiah bagi TPS dengan partisipasi pemilih tertinggi. Juga ada perlombaan TPS yang paling kreatif dan unik agar bergembira, serta lomba TPS aksesibilitas sehingga pemilih disabilitas bisa menyalurkan hak politiknya,” ujar Emil usai kegiatan Bandung Menjawab di Taman Sejarah, Jalan Aceh Kota Bandung, Selasa (26/6/2018).

Untuk itu, Emil pun berharap tingkat golput pada saat Pilkada Serentak 2018 di Kota Bandung rendah dan tingkat partisipasi pemilih meningkat. ‎Pada gelaran Pilwalkot Bandung tahun 2013 lalu, tingkat partisipasi pemilih di Kota Bandung mencapai 60,47 persen.

“Untuk Pilwalkot Bandung tahun 2018 ini, kita berharap angka partisipasi pemilih di Kota Bandung bisa melebihi angka 70 persen dari total warga Kota Bandung yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 1.659.000 pemilih,” terangnya.

Upaya lain yang dilakukan Pemkot Bandung dalam meningkatkan partisipasi pemilih, yakni mendukung penetapan hari libur nasional ‎pada Rabu (27/6/2018) besok oleh Pemerintah Pusat dengan mengeluarkan surat edaran wali kota. Bahkan bagi perusahaan yang tidak meliburkan karyawan/pegawai untuk menyalurkan hak politiknya pada Rabu (27/6/2018) besok, akan ada sanksi yang diterapkan.

“Saya sudah teken surat edaran tersebut dan meminta setiap perusahaan di Kota Bandung meliburkan pegawainya pada besok hari untuk bisa menyalurkan hak pilihnya. ‎Kalaunya ada bisnis lain yang emergency sehingga harus menerapkan sistem shift bagi pegawainya, yang terpenting semua hak politik warga Kota Bandung bisa tersalurkan pada esok hari,” tegasnya.

Pada Pilkada Serentak 2018, warga Kota Bandung akan menetapkan dua pilihan pada Rabu (27/26/2018) besok. Yakni untuk memilih wali kota dan wakil wali kota Bandung di Pilwalkot Bandung serta memilih gubernur dan wakil gubernur Jabar di Pilgub Jabar. Warga sendiri akan mencoblos di 4.419 TPS yang tersebar di 151 kelurahan di 30 kecamatan di Kota Bandung.

(Ageng)

Mantan Sekda Banjar Mendapat Bingkisan Teror

0
(FOKUSJabar/Boip)

BANJAR,FOKUSJabar.id: Mantan Sekda Kota Banjar, Yayat Supriyatna medapatkan bingkisan teror dari orang tak dikenal.

Teror berbentuk bingkisan berisikan darah dan pisau juga kalimat ancaman tersebut diterima Yayat pada Selasa (26/06) pukul 18.45 WIB.

“Jelas kaget kenapa saya jadi sasaran teror,” ungkapnya.

Menurut dia, bingkisan teror tersebut sama seperti teror yang dikirimkan kepada salah satu calon Wali Kota Banjar, Maman Suryaman beberapa waktu lalu.

BACA JUGA:

Tim Damkar Rancah Berhasil Evakuasi Anak Meninggal di Dalam Gorong-gorong

Maka dia berkeyakinan ini merupakan rangkaian teror menjelang pencoblosan yang akan dilakukan pada Rabu (27/06) esok.

Terpantau hingga berita ini diturunkan Yayat Supriyatna melaporkan kejadian teror tersebut ke Polres Banjar.

(Boip)

Isu Pergantian Pemimpin Nasional Picu Pergeseran Ektrim Pemilih ke Asyik

0

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Isu pergantian nasional membawa pasangan calon (Paslon) Gubernur Jawa Barat nomor urut tiga Sudrajat – Ahmad Syaikhu (Asyik) mengungguli dua Paslon lain yang dianggap memiliki elektabilitas paling tinggi sebelumnya, yakni Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil-UU.

Asyik dianggap sukses membuat pergeseran ektrim, sehingga menggenjot elektabilitas paslon itu setelah pada debat publik kedua Pilgub Jabar mengangkat isu pergantian pemimpin nasional dengan membawa kaos #2018asyikmenang #2019gantipresiden.

Lembaga Survei Independen Nasional (LSIN) merilis survei yang menyatakan bahwa pasangan Asyik menerima ‘sumbangan’ suara dari isu tersebut sebanyak 30 persen.

BACA JUGA:

Tim Damkar Rancah Berhasil Evakuasi Anak Meninggal di Dalam Gorong-gorong

Direktur Eksekutif LSIN Muhammad Yasin Mohammad mengatakan, pihaknya melakukan survei selama satu bulan di bulan Mei atau pasca-debat kedua di Universitas Indonesia Depok beberapa waktu lalu. Dalam survei ny, elektabilitas Asyik mencapai 30 persen, disusul Deddy-Dedi 26 persen, Rindu 25 persen dan TB Hasanuddin-Anton Charliyan 9 persen, dan yang belum menentukan pilihan sebanyak 11 persen.

“Kita memotret perilaku pemilih, emosi publik, misalnya kenapa memilih Asyik dan kenapa tidak memilih Asyik dan paslon lainnya. Hasilnya, pergeseran pemilih itu terjadi karena faktor politik yang diusung. Saat debat kedua itu, hanya Asyik yang berani mengangkat isu nasional, sedangkan yang lain tidak,” kata Yasin di Bandung, Senin (25/6/2018) malam.

Adapun pergeseran ekstrim suara pemilih, terjadi di sejumlah kota besar, terlebih yang berdekatan dengan ibukota, yakni Depok, Bekasi, Karawang, Bogor, Sukabumi, Indramayu dan Cirebon. Pengaruh besar yang paling ekstrim itu adalah kota yang ada berdekatan dengan Jakarta karena akses informasi yang cepat.

Yasin menyebut bahwa dalam survei yang dilakukannya, koresponden tampak tidak memikirkan program kerja yang ditawarkan, justru isu pergantian pemimpin nasional lah yang menggiring pemilih ke salah satu pasangan calon.

“Jadi isu yang dipertahankan oleh Asyik hingga masa akhir kampanye sangat berpengaruh kepada koresponden,” ucapnya.

Kendati begitu, dia tidak bisa memastikan bahwa Asyik yang akan memenangkan Pilgub Jabar, terlebih selisih dengan pasangan lain hanya terpaut 3 persen. Dengan kata lain, perubahan pergeseran masih bisa terjadi.

Untuk diketahui, survei yang dilakukan LSIN digelar bulan Mei 2018 sejak minggu pertama hingga ketiga, dengan jumlah responden sebanyak 1200 orang yang tersebar di 27 kabupaten/kota.

Survei LSIN menggunakan metode face to face (wawancara langsung) secara terbuka dan tertutup dengan margin error 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

(LIN)

Jelang Pelaksanaan Pilkada, Pelayanan Publik Harus Ditingkatkan

0
Bupati Garut, Rudy Gunawan

GARUT, FOKUSJabar.id : Pascacuti kampanye Pemilihan Bupati (Pilbup) Garut, Rudy Gunawan pimpin apel perdana, Senin (25/6/2018).

Rudy berpesan, para Aparatur Sipil Negara (ASN) harus tetap bersikap netral dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 27 Juni 2018 mendatang.

” Para ASN harus bersikap netral. Silahkan pilih calon pemimpin yang disukai tapi tidak boleh mengajak. Terlebih, ikut kampanye,” sebut Rudy Gunawan.

Rudy menegaskan, dia dan Helmi Budiman tidak pernah mengajak ASN untuk memilih Paslon No1.

” Kami tidak pernah memaksa ASN untuk memilih kami. Silahkan saja gunakan hak pilih sesuai pilihan mereka,” tegasnya.

Rudy juga berpesan agar pelayanan publik harus terus ditingkatkan. Khususnya, Disdukcapil.

” KTP sangat diperlukan saat ini. Jadi Disdukcapil harus bekerja ekstra keras,” pungkasnya.

(Andian/Bam’s)

Anggota DPRD Garut NasDem Ini Pertanyakan Penyaluran CSR Ramayana

0
Yusep Mulyana, (FOKUSJabar/Andian)

GARUT, FOKUSJabar.id : Anggota DPRD Garut dari Partai Nasional Demokrat (NasDem), Yusep Mulyana mempertanyakan penyaluran Corporate Social Responsibility (CSR) Ramayana terhadap lingkungan masyarakat.

” CSR adalah kewajiban perusahan terhadap masyarakat sekitar,” kata Yusep kepada FOKUSJabar.id, Senin (25/6/2018) malam.

Menurutnya, CSR Ramayana harus benar-benar sampai ke tangan masyarakat. Artinya, jangan sampai dimanfaatkan oleh segelintir atau sekelompok orang.

” Ramayana harus berani membuka kemana saja CSR tersebut disalurkan. Jangan sampai timbul gejolak dan menimbulkan konflik,” imbuh Yusep.

Dia optimistis, Ramayana sudah menjalankan kewajibannya. Namun pertanyaannya, kemana dan oleh siapa disalurkannya.

” Saya akan memanggil pihak Ramayana guna mempertanyakan penyaluran CSR,” pungkasnya.

(Andian/Bam’s)

Tinjau Kesiapan Pencoblosan, Iriawan Tidak Bosan Ingatkan Netralitas ASN

0
Penjabat Gubernur Jawa Barat Komjen Iriawan saat mengunjungi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat, Selasa (19/6/2018). (FOKUSJabar/Ibenk)

BANDUNG, FOKUSJabar.id : Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Komjen Mochamad Iriawan berpesan kepada penyelenggara pemilu dan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk menjaga netralitas. Dia mengatakan hal itu saat meninjau persiapan logistik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018 di Kecamatan Sumur Bandung, Senin (25/6/2018),

Iriawan mengaku tidak pernah bosan untuk mengingatkan ASN maupun penyelenggara pemilu agar bertindak sesuai aturan saat Pilkada Serentak 2018.

“Terus saya tidak bosan untuk mengingatkan netralitas ini. Agar semua bisa dipatuhi,” kata Iriawan di Kantor Kecamatan Sumur Bandung, Senin (25/6/2018).

Dia mengaku, sampai saat ini belum ada informasi ASN yang diduga melanggar aturan. Mungkin, jelasnya, ASN di Jabar sudah mengerti akan tugas, wewenang, dan kewajibannya serta sanksi yang akan diterima apabila melanggar netralitas ASN.

“Itu kan yang melakukan, tidak netral, jangan dibilang ASN. Tapi oknum, kalau ASN kan keseluruhan. Kalau ada (ASN tidak netral) itu kan pasti kita punishment, berikan sanksi pada jabatannya,” kata Iriawan.

Dia menjelaskan beberapa sanksi kepada oknum ASN yang tidak netral diantanya, pencopotan jabatan, demosi, serta apabila oknum ASN itu ingin melanjutkan pendidikannya akan dia pertimbangkan kembali.

“Dan saya tekankan kembali semuanya penyelenggara pemilu dan ASN ini harap netral,” pungkasnya.

(Ibenk/DAR)