spot_img
Sabtu 20 Desember 2025
spot_img
Beranda blog Halaman 6970

Bawa Satu Poin dari Serui Pelatih Persib Bersyukur 

0
Pelatih Persib Mario Gomez (foto Web)
Pelatih Persib Mario Gomez (foto Web)
SERUI, FOKUSJabar.id : Persib Bandung berhasil membawa pulang satu poin dari Serui, setelah bermain imbang dengan Perseru Serui tanpa gol di Stadion Marora, Serui, Kamis (12/7/2018).
Pelatih Persib, Mario Gomez mengaku bersyukur pasukannya bisa membawa pulang satu poin dari Serui. Pasalnya, sebelumnya tim kebanggaan Bobotoh ini sulit meraih poin di Serui.
Selain itu, pelatih asal Argentina ini mengapresiasi perjuangan yang ditampilkan anak asuhnya. Walaupun pada laga tersebut beberapa pemain absen, namun skuad Maung Bandung bisa menjawab kepercayaan yang diberikan olehnya dengan tampil maksimal.
“Kita telah memainkan laga yang cukup bagus. Karena tak mudah untuk bermain di sini. Tapi saya mengapresiasi para pemain saya. Karena hari ini kami memainkan sejumlah pemain muda,” kata Gomez dikutip laman Persib.
“Mungkin ini pertama kalinya bagi mereka bermain di sini, dan mereka memainkan laga yang bagus,” jelasnya.
Gomez menambahkan, hasil imbang di Serui ini akan menjadi modal untuk menghadapi pertandingan lainnya di Liga 1 2018.
“Saya tahu kita tak menang. Tapi satu poin adalah hasil yang cukup bagus,” jelasnya.
(Arif/DAR)

Aher: Ekonomi Kerakyatan Dikelola Bersama untuk Kesejahteraan Rakyat

0
SEMARANG, FOKUSJabar.id:  Mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menyebut bahwa ekonomi kerakyatan bukan hanya teng usaha kecil dan menengah (UKM), lebih luas lagi ekonomi kerakyatan lebih besar dari sekedar UKM).

“Ekonomi kerakyatan adalah ekonomi konstitusi, ekonomi UUD 1945 baik skala besar, kecil maupun mikro yang keseluruhannya dikelola bersama-sama dan didedikasikan untuk kesejahteraan rakyat,” kata mantan Gubernur Jabar penyabet ratusan penghargaan itu dalam diskusi bersama  Forum Pemuda Jawa Tengah (Jateng) di Kafe Martabak Pro, Jalan Singosari Raya, Kota Semarang, Kamis (12/7/2018).

Dalam diskusi yang bertajuk ‘Pentingnya Memilih Pemimpin yang Membangun Ekonomi Kerakyatan untuk Kesejahteraan Ummat’ itu, Aher meminta pengamat ekonomi tidak mengecilkan makna dan arti ekonomi kerakyatan hanya dengan UKM.

“Dengan demikian, rakyat secara langsung  terlibat seluruhnya dalam pengelolaan ekonomi mulai dari yang berskala besar hingga mikro. Sehingga jumlah masyarakat yang masuk dalam golongan kaya, terbagi secara merata,” kata Aher.

Menurut Aher, yang diinginkan oleh para pendiri bangsa ini adalah sebuah ekonomi yang maju di negeri yang ini, dan pada saat bersamaan ada pemerataan ekonomi secara proporsional.

Dalam konsep ekonomi, kata dia, seharusnya ada kesempatan yang sama bagi siapa saja untuk bisa bersaing. Rakyat dengan ekonomi kecil pun berhak mendapatkan akses ekonomi yang layak.

“Semuanya memiliki akses yang sama, tidak ada yang ditutup-tutupi. Semuanya terbuka bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Kemudian bagi masyarakat yang tidak mempunyai akases, tentu akan mendapatkan advokasi dari negara. Dibantu sampai dia mendapatkan ekonomi yang layak,” jelas dia.

Dirinya ingin menepis pernyataan banyak pihak yang mengatakan bahwa seolah-olah ekonomi kerakyatan adalah hanya UKM. Kemudian, lanjutnya, pada saat yang sama golongan ekonomi yang besar diartikan bukan ekonomi kerakyatan.

“Itulah yang salah,” pungkasnya.

(Ibenk/LIN)

PPDB Kota Bandung Kerap Bermasalah, LBP2 dan GMBI Minta Aturan Direvisi

0
(FOKUSJabar/Ageng)

BANDUNG, FOKUSJabar.id : Lembaga Bantuan Pemantau Pendidikan (LBP2) Jawa Barat meminta revisi aturan dalam pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Bandung. Pasalnya, aturan yang saat ini diberlakukan, seperti sistem zonasi, belum siap diterapkan di Kota Bandung.

Koordinator LBP2 Jabar, Aa Maung menuturkan, permasalahan dalam pelaksanaan PPDB di Kota Bandung selalu terjadi setiap tahun yang diawali dengan keluarnya Perwal di tahun 2014. Namun pada pelaksanaan tahun ini, permasalahan yang terjadi dinilai lebih parah.

“Kalau dulu hanya siswa RMP yang gagal diterima yang menjadi masalah, tapi saat ini siswa yang punya prestasi bagus pun banyak yang tereliminasi akibat kalah dari sisi zonasi. Untuk itu, kami minta ada revisi aturan dan kalau bisa sistem zonasi itu ditolak karena Kota Bandung belum siap dari sisi infrastruktur maupun ketersediaan aekolah negeri,” ujar Aa saat ditemui di salah satu rumah makan di Jalan Burangrang Kota Bandung, Kamis (12/7/2018).

Saat ini, lanjutnya, masih banyak wilayah di Kota Bandung yang masuk dalam kategori padat penduduk yang tidak memiliki sekolah negeri setingkat SMP yang dekat. Hal tersebut membuat kesempatan anak berprestasi di wilayah tersebut untuk mengenyam pendidikan di sekolah negeri terancam.

“Kota Bandung ini kan gencar dalam membasmi gembel di jalanan, tapi jangan menciptakan gembel baru dengan membatasi kesempatan anak-anak bersekolah. Kalau begini apa bedanya dengan jaman penjajahan dulu,” tegasnya.

Pimpinan Distrik GMBI Kota Bandung, Mochamad Mashur menambahkan, persoalan di bidang pendidikan ini kerap terjadi sejak pergantian pimpinan Kota Bandung tahun 2013 lalu. Pihaknya sendiri sudah sering mengingatkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk memperbaiki sistem pendidikan di Kota Bandung dengan melakukan aksi damai.

“Dinas Pendidikan dan Pemkot Bandunh jangan menganggap persoalan pendidikan ini selesai setelah pelaksanaan PPDB usai. Persoalan ini bisa berdampak.pada mental anak-anak yang jadi malas bersekolah dan ogah belajar untuk menjadi anak pintar. Ini karena murid yang pintar tidak lagi jadi daya tarik siswa,” ujar Mashur.

Pihaknya pun meminta aturan terkait PPDB ini direvisi agar tidak lagi terjadi persoalan yang lebih besar terjadi setiap pelaksanaan PPDB. Tak hanya itu, pihaknya meminta para siswa yang sudah mendaftar di sekolah negeri dan tidak terakomodasi untuk diterima atau difasilitasi.

“Banyak orangtua yang tidak terlaku mengerti dengan sistem PPDB saat ini. Mulai dari ketentuan nilai SKHUN, zonasi, nilai rata-rata raport, hingga perhitungan lain. Ini kan membuka peluang untuk nepotisme. Jadi lebih baik aturannya dikembalikan lagi saja ke passing grade, lalu RMP jangan dihilangkan karena untuk memfasilitasi warga kurang mampu. Kami pun minta dilibatkan dalam merancang aturan baru terkait PPDB ini, sebodoh-bodohnya kami juga ingin berbuat baik bagi Kota Bandung,” pungkasnya.

(ageng/bam’s)

Wali Kota Tasikmalaya Tak Puas

0
Tasikmalaya
Rapat evaluasi (ekspos) kinerja triwulan II Pemkot Tasikmalaya (fokusjabar-Seda)

TASIKMALAYA, FOKUSJabar.id : Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman menyoroti tingkat pencapaian target kinerja dan realisasi penggunaan anggaran di seluruh OPD yang tidak memenuhi target sesuai program yang sudah ditetapkan.

” Target kita dalam triwulan kedua tingkat pencapaian, baik pelaksanaan fisik maupun keterserapan anggaran yang dilaksanakan bisa mencapai 50 persen. Tapi kenyataannya, hingga saat ini masih dibawah target,” ungkap Budi Budiman seusai menggelar rapat evaluasi kinerja para OPD di lingkungan Pemkot Tasik, di Aula Rapat Balekota Tasikmalaya, Jalan Letnan Harun No1 Kecamatan Bungursari, Kamis (12/7/2018).

Menurutnya, kondisi tersebut perlu dievaluasi kinerja para Kepala OPD yang tidak mencapai target.

” Saya kecewa dan tidak puas dengan pencapaian sekaligus penyerapan anggaran yang tidak memenuhi target,” tegasnya.

BACA JUGA: Jelang New Normal, Wali Kota Tasikmalaya Pantau Kesiapan Objek Vital

Budiman menyebut, dirinya akan mengevaluasi untuk memaksimalkan kinerja di triwulan ketiga dan keempat.

” Saya minta para Kepala OPD dapat memaksimalkan kinerja sisa waktu triwulan III dan IV agar pencapaian tahun anggaran 2018 terlaksana,” pintanya.

Untuk diketahui, porsi Belanja Langsung (BL) yang meliputi belanja barang, jasa dan modal besarnya 50 persen dari total APBD Rp1,038 triliun. Sementara porsi Belanja Tidak Langsung (BTL) meliputi gaji pegawai, dana hibah, Bansos sebesar Rp897,810 milyar atau sekitar 46,38 persen dari APBD.

(Seda/Bam’s)

Tol Cisumdawu, Pembebasan Lahan Jadi Prioritas

0
Tol Cisumdawu
(HUMAS JABAR)

SUMEDANG, FOKUSJabar.id : Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Mochamad Iriawan berharap, pembangunan proyek jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) tidak melebihi target waktu yang telah ditentukan.

Menurut Iriawan, meski Cisumdawu merupakan proyek nasional namun Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Sumedang selaku yang mengetahui permasalahan di daerah pembangunannya, harus memastikan pembangunan berjalan sesuai harapan masyarakat.

“Ada beberapa seksi untuk Cisumdawu, yang jelas target 2020 harus selesai. Jadi tahapan- tahapan terus dilakukan, baik oleh Pemerintah maupun Swasta sehingga kita harapkan sesuai dengan target,” jelas Iriawan.

Tol Cisumdawu sendiri merupakan sebuah ruas jalan bebas hambatan sepanjang 61,6 kilometer yang memiliki terowongan (Tunnel) sepanjang 472 meter dengan diameter 14 meter.

Pembangunan tol tersebut terdiri dari enam seksi. Yakni, Seksi I Cileunyi-Rancakalong, Seksi II Rancakalong-Sumedang, Seksi III Sumedang-Cimalaka, Seksi IV Cimalaka-Legok, Seksi V Legok-Ujung Jaya, dan Seksi VI Ujung Jaya-Dawuan.

Pembangunan Cisumdawu, dikerjakan oleh Pemerintah yang bekerjasama dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Adapun Seksi I dan II dikerjakan oleh pemerintah. Sedangkan Seksi III-VI diambil oleh BUJT.

Pada perkembangannya saat ini, kendala yang dihadapi ada pada pembangunan terowongan. Itu dikarenakan kondisi tanah yang rawan mengalami keruntuhan, sehingga pekerja harus berhati-hati.

Selain itu, Iriawan menambahkan, bahwa persoalan lahan menjadi prioritasnya saat ini. Karena, masih ada beberapa seksi yang masih membutuhkan pembebasan tanah lahan.

BACA JUGA: Tol Cisumdawu Beroperasi, Dishub Wacanakan Larangan Truk Lewat Tanjungsari

Misalnya pada seksi 2 phase II (Ciherang- Sumedang) sepanjang 10,70 kilometer, baru 88,47 persen tanah yang bebas. Dalam hal ini, pergantian lahan milik TNI berupa jalan, tengah dalam proses. Adapun target pengadaan lahan yakni bulan September 2018. Dengan nilai kontrak mencapai Rp. 3.485.999.660.965.

Sementara itu, pada seksi 1 phase III (Cileungi- Rancakalong) sepanjang 11,45 kilometer progres tanah bebasnya baru mencapai angka 37,43 persen. Lahan bebas di dua desa sepanjang -+ 1,7 kilometer siap dilaksanakan konstruksi.

Sebagai upaya tindak lanjut, pada seksi 2 phase II, tepatnya pada pembebasan lahan ‘main road’, dimana terdapat 70 bidang lahan yang belum bebas dari 1.100 bidang lahan.

“Proses pembebasan lahan 70 bidang tanah akan segera dilakukan konsinyasi,” tegas Iriawan.

Adapun, pembebasan lahan di desa Girimukti, Sinarmulya, Mulyasari, Sukamaju, Margamukti, sedang dalam proses pengukuran.

“Status saat ini PPK Lahan telah mendaftarkan lima desa tersebut ke BPN Kabupaten Sumedang. Disini dibutuhkan koordinasi dengan BUJT untuk kepastian ketersediaan anggaran untuk pembebasan di lima desa tersebut,” katanya.

(Bam’s)

Proyek Bendungan Kuningan Capai 84 Persen

0
Bendungan
(HUMAS JABAR)

KUNINGAN, FOKUSJabar.id : Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Mochamad Iriawan berharap, proyek pembangunan Bendungan Kuningan, di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum bisa rampung pada akhir tahun 2018.

Berdasarkan hasil tinjauannya, Rabu (11/07/2018) kemarin, saat ini perkembangannya sudah mencapai 84 persen.

” Ini Waduk yang berada di wilayah Kuningan. Kebetulan berbatasan dengan Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah,” jelas Iriawan.

Iriawan menyebut pentingnya Bendungan Kuningan terkait dengan irigasi. Ada dua Daerah Irigasi (DI) yang akan diari. Yakni, DI Cileweung, Kabupaten Kuningan 1.000 hektar dan DI Jangkelok, Kabupaten Brebes, 2.000 hektar.

BACA JUGA: Terpeleset Saat Mencuci, Warga Ciamis Ini Ditemukan Tewas di Bendungan Kota Banjar

Bendungan Kuningan yang dikerjakan Kementerian PUPR bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung, memiliki manfaat reduksi banjir 68 persen, ketersediaan air baku 300 l/det, dan tenaga listrik 500 KW.

“Mudah-mudahan akhir tahun (Bendungan Kuningan) bisa terealisasi, memang target sih Mei 2019, tapi melihat progresnya yang sangat cepat mudah-mudahan bisa terealisasi secepatnya juga,” harapnya.

Bicara spesifikasi, Bendungan Kuningan memiliki volume tampung bendungan 25,9 juta meter kubik secara total. Dimana nantinya, akan membendung Sungai Cikaro, anak Sungai Cijalengkok.

Bendungan tipe urugan ini juga, memiliki panjang puncaknya 229 meter dan terdapat terowongan pengelak sepanjang 218,42 meter. Terkait biaya, sesuai kontrak awal, nilainya Rp491,4 milyar.

” Pembebasan sudah dilakukan sejak 2012-2013, karena ini masuk proyek strategis nasional pembebasan lahan dan pelaksanaan konstruksi bisa dilakukan secara stimultan,” pungkasnya.

(Bam’s)

Keberhasilan Zohri Harus Jadi Motivasi Atlet Lain

0
Foto: web

BANDUNG, FOKUSJabar.id: Keberhasilan sprinter muda Indonesia  Lalu Muhammad Zohri mengharumkan nama bangsa Indonesia pada Kejuaraan Dunia Atletik U-20 ‘IAAF World U20 Championship’ tahun 2018 di Tampere, Finlandia, Rabu (11/7/2018) adalah  sejarah baru. Tidak hanya bagi Indonesia, tapi juga bagi Asia.

Pada kejuaraan dunia atletik U20 tersebut, Zohri berhasil mencatatkan waktu terbaik 10,18 detik di nomor bergengsi lari 100 meter putra. Sprinter asal Lombok  itu bersaing ketat dengan tujuh atlet sprinter lain yakni Daisuke Miyamoto (Jepang), Michael Stephens (Jamaika), Henrik Larsson (Swedia), Thembo Monareng (Afrika Selatan), Dominic Ashwell (Inggris), dan dua sprinter Amerika Serikat, Anthony Schwarts serta Eric Harrison.

Setelah mencatatkan waktu 10,24 detik di heat 1 semifinal, Zohri mampu memperuncing catatan waktunya menjadi 10,18 detik di babak final sekaligus memastikan medali emas pertama bagi Indonesia di ajang kejuaraan dunia tersebut.

Zohri pun memberikan kejutan bagi dunia, dimana menjadi sprinter pertama Indonesia dan Asia yang berhasil menjadi juara dunia sekaligus mematahkan dominasi negara sprinter dunia yakni Amerika Serikat dan Jamaica.

“Ini sejarah buat dunia atletik Indonesia, karena Indonesia sangat sulit bisa menembus babak final. Jangan kan Indonesia, negara lain di Asia pun sulit untuk lolos kualifikasi dan juara di kejuaraan dunia U20. Dengan hadirnya Zohri, kita bisa lihat bagaimana terkejutnya semua mata dunia melihat sang juara berada di lintasan 8 dan berasal dari Indonesia,” kata anggota Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) Pengprov Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Jawa Barat Dicky Gunawan saat dihubungi melalui telepon selularnya, Kamis (12/7/2018).

Keberhasilan Zohri di ajang kejuaraan dunia, lanjut Dicky, diharapkan menjadi modal kebangkitan atletik Indonesia, khususnya, dan olahraga Indonesia pada umumnya. Apa yang sudah dicapai Zohri di kejuaraan dunia, harus menjadi motivasi bagi seluruh atlet dan masyarakat Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia jika Indonesia  bangsa yang besar dan bisa  bersaing dengan negara-negara besar lain di dunia.

“Apalagi kita akan menghadapi perhelatan besar Asian Games 2018 bulan Agustus mendatang. Ini harus jadi motivasi kita untuk mencetak prestasi lebih baik,” kata mantan atlet nomor lari jarak menengah 800 meter dan 1500 meter ini.

Dia berharap, prestasi yang sudah diraih tidak lantas membuat si atlet, pelatih, maupun pengurus jemawa serta berpuas diri. sebaliknya harus memikirkan untuk tetap menjaga kondisi saat ini dan terus meningkatkan prestasi yang sudah diraih.

(Ageng/LIN)