Bawa Satu Poin dari Serui Pelatih Persib Bersyukur
Aher: Ekonomi Kerakyatan Dikelola Bersama untuk Kesejahteraan Rakyat
“Ekonomi kerakyatan adalah ekonomi konstitusi, ekonomi UUD 1945 baik skala besar, kecil maupun mikro yang keseluruhannya dikelola bersama-sama dan didedikasikan untuk kesejahteraan rakyat,” kata mantan Gubernur Jabar penyabet ratusan penghargaan itu dalam diskusi bersama Forum Pemuda Jawa Tengah (Jateng) di Kafe Martabak Pro, Jalan Singosari Raya, Kota Semarang, Kamis (12/7/2018).
Dalam diskusi yang bertajuk ‘Pentingnya Memilih Pemimpin yang Membangun Ekonomi Kerakyatan untuk Kesejahteraan Ummat’ itu, Aher meminta pengamat ekonomi tidak mengecilkan makna dan arti ekonomi kerakyatan hanya dengan UKM.
“Dengan demikian, rakyat secara langsung terlibat seluruhnya dalam pengelolaan ekonomi mulai dari yang berskala besar hingga mikro. Sehingga jumlah masyarakat yang masuk dalam golongan kaya, terbagi secara merata,” kata Aher.
Menurut Aher, yang diinginkan oleh para pendiri bangsa ini adalah sebuah ekonomi yang maju di negeri yang ini, dan pada saat bersamaan ada pemerataan ekonomi secara proporsional.
Dalam konsep ekonomi, kata dia, seharusnya ada kesempatan yang sama bagi siapa saja untuk bisa bersaing. Rakyat dengan ekonomi kecil pun berhak mendapatkan akses ekonomi yang layak.
“Semuanya memiliki akses yang sama, tidak ada yang ditutup-tutupi. Semuanya terbuka bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Kemudian bagi masyarakat yang tidak mempunyai akases, tentu akan mendapatkan advokasi dari negara. Dibantu sampai dia mendapatkan ekonomi yang layak,” jelas dia.
Dirinya ingin menepis pernyataan banyak pihak yang mengatakan bahwa seolah-olah ekonomi kerakyatan adalah hanya UKM. Kemudian, lanjutnya, pada saat yang sama golongan ekonomi yang besar diartikan bukan ekonomi kerakyatan.
“Itulah yang salah,” pungkasnya.
(Ibenk/LIN)
PPDB Kota Bandung Kerap Bermasalah, LBP2 dan GMBI Minta Aturan Direvisi
BANDUNG, FOKUSJabar.id : Lembaga Bantuan Pemantau Pendidikan (LBP2) Jawa Barat meminta revisi aturan dalam pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Bandung. Pasalnya, aturan yang saat ini diberlakukan, seperti sistem zonasi, belum siap diterapkan di Kota Bandung.
Koordinator LBP2 Jabar, Aa Maung menuturkan, permasalahan dalam pelaksanaan PPDB di Kota Bandung selalu terjadi setiap tahun yang diawali dengan keluarnya Perwal di tahun 2014. Namun pada pelaksanaan tahun ini, permasalahan yang terjadi dinilai lebih parah.
“Kalau dulu hanya siswa RMP yang gagal diterima yang menjadi masalah, tapi saat ini siswa yang punya prestasi bagus pun banyak yang tereliminasi akibat kalah dari sisi zonasi. Untuk itu, kami minta ada revisi aturan dan kalau bisa sistem zonasi itu ditolak karena Kota Bandung belum siap dari sisi infrastruktur maupun ketersediaan aekolah negeri,” ujar Aa saat ditemui di salah satu rumah makan di Jalan Burangrang Kota Bandung, Kamis (12/7/2018).
Saat ini, lanjutnya, masih banyak wilayah di Kota Bandung yang masuk dalam kategori padat penduduk yang tidak memiliki sekolah negeri setingkat SMP yang dekat. Hal tersebut membuat kesempatan anak berprestasi di wilayah tersebut untuk mengenyam pendidikan di sekolah negeri terancam.
“Kota Bandung ini kan gencar dalam membasmi gembel di jalanan, tapi jangan menciptakan gembel baru dengan membatasi kesempatan anak-anak bersekolah. Kalau begini apa bedanya dengan jaman penjajahan dulu,” tegasnya.
Pimpinan Distrik GMBI Kota Bandung, Mochamad Mashur menambahkan, persoalan di bidang pendidikan ini kerap terjadi sejak pergantian pimpinan Kota Bandung tahun 2013 lalu. Pihaknya sendiri sudah sering mengingatkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk memperbaiki sistem pendidikan di Kota Bandung dengan melakukan aksi damai.
“Dinas Pendidikan dan Pemkot Bandunh jangan menganggap persoalan pendidikan ini selesai setelah pelaksanaan PPDB usai. Persoalan ini bisa berdampak.pada mental anak-anak yang jadi malas bersekolah dan ogah belajar untuk menjadi anak pintar. Ini karena murid yang pintar tidak lagi jadi daya tarik siswa,” ujar Mashur.
Pihaknya pun meminta aturan terkait PPDB ini direvisi agar tidak lagi terjadi persoalan yang lebih besar terjadi setiap pelaksanaan PPDB. Tak hanya itu, pihaknya meminta para siswa yang sudah mendaftar di sekolah negeri dan tidak terakomodasi untuk diterima atau difasilitasi.
“Banyak orangtua yang tidak terlaku mengerti dengan sistem PPDB saat ini. Mulai dari ketentuan nilai SKHUN, zonasi, nilai rata-rata raport, hingga perhitungan lain. Ini kan membuka peluang untuk nepotisme. Jadi lebih baik aturannya dikembalikan lagi saja ke passing grade, lalu RMP jangan dihilangkan karena untuk memfasilitasi warga kurang mampu. Kami pun minta dilibatkan dalam merancang aturan baru terkait PPDB ini, sebodoh-bodohnya kami juga ingin berbuat baik bagi Kota Bandung,” pungkasnya.
(ageng/bam’s)
Proyek Bendungan Kuningan Capai 84 Persen
KUNINGAN, FOKUSJabar.id : Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Mochamad Iriawan berharap, proyek pembangunan Bendungan Kuningan, di Desa Randusari, Kecamatan Cibeureum bisa rampung pada akhir tahun 2018.
Berdasarkan hasil tinjauannya, Rabu (11/07/2018) kemarin, saat ini perkembangannya sudah mencapai 84 persen.
” Ini Waduk yang berada di wilayah Kuningan. Kebetulan berbatasan dengan Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah,” jelas Iriawan.
Iriawan menyebut pentingnya Bendungan Kuningan terkait dengan irigasi. Ada dua Daerah Irigasi (DI) yang akan diari. Yakni, DI Cileweung, Kabupaten Kuningan 1.000 hektar dan DI Jangkelok, Kabupaten Brebes, 2.000 hektar.
BACA JUGA: Terpeleset Saat Mencuci, Warga Ciamis Ini Ditemukan Tewas di Bendungan Kota Banjar
Bendungan Kuningan yang dikerjakan Kementerian PUPR bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung, memiliki manfaat reduksi banjir 68 persen, ketersediaan air baku 300 l/det, dan tenaga listrik 500 KW.
“Mudah-mudahan akhir tahun (Bendungan Kuningan) bisa terealisasi, memang target sih Mei 2019, tapi melihat progresnya yang sangat cepat mudah-mudahan bisa terealisasi secepatnya juga,” harapnya.
Bicara spesifikasi, Bendungan Kuningan memiliki volume tampung bendungan 25,9 juta meter kubik secara total. Dimana nantinya, akan membendung Sungai Cikaro, anak Sungai Cijalengkok.
Bendungan tipe urugan ini juga, memiliki panjang puncaknya 229 meter dan terdapat terowongan pengelak sepanjang 218,42 meter. Terkait biaya, sesuai kontrak awal, nilainya Rp491,4 milyar.
” Pembebasan sudah dilakukan sejak 2012-2013, karena ini masuk proyek strategis nasional pembebasan lahan dan pelaksanaan konstruksi bisa dilakukan secara stimultan,” pungkasnya.
(Bam’s)
Keberhasilan Zohri Harus Jadi Motivasi Atlet Lain
BANDUNG, FOKUSJabar.id: Keberhasilan sprinter muda Indonesia Lalu Muhammad Zohri mengharumkan nama bangsa Indonesia pada Kejuaraan Dunia Atletik U-20 ‘IAAF World U20 Championship’ tahun 2018 di Tampere, Finlandia, Rabu (11/7/2018) adalah sejarah baru. Tidak hanya bagi Indonesia, tapi juga bagi Asia.
Pada kejuaraan dunia atletik U20 tersebut, Zohri berhasil mencatatkan waktu terbaik 10,18 detik di nomor bergengsi lari 100 meter putra. Sprinter asal Lombok itu bersaing ketat dengan tujuh atlet sprinter lain yakni Daisuke Miyamoto (Jepang), Michael Stephens (Jamaika), Henrik Larsson (Swedia), Thembo Monareng (Afrika Selatan), Dominic Ashwell (Inggris), dan dua sprinter Amerika Serikat, Anthony Schwarts serta Eric Harrison.
Setelah mencatatkan waktu 10,24 detik di heat 1 semifinal, Zohri mampu memperuncing catatan waktunya menjadi 10,18 detik di babak final sekaligus memastikan medali emas pertama bagi Indonesia di ajang kejuaraan dunia tersebut.
Zohri pun memberikan kejutan bagi dunia, dimana menjadi sprinter pertama Indonesia dan Asia yang berhasil menjadi juara dunia sekaligus mematahkan dominasi negara sprinter dunia yakni Amerika Serikat dan Jamaica.
“Ini sejarah buat dunia atletik Indonesia, karena Indonesia sangat sulit bisa menembus babak final. Jangan kan Indonesia, negara lain di Asia pun sulit untuk lolos kualifikasi dan juara di kejuaraan dunia U20. Dengan hadirnya Zohri, kita bisa lihat bagaimana terkejutnya semua mata dunia melihat sang juara berada di lintasan 8 dan berasal dari Indonesia,” kata anggota Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) Pengprov Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Jawa Barat Dicky Gunawan saat dihubungi melalui telepon selularnya, Kamis (12/7/2018).
Keberhasilan Zohri di ajang kejuaraan dunia, lanjut Dicky, diharapkan menjadi modal kebangkitan atletik Indonesia, khususnya, dan olahraga Indonesia pada umumnya. Apa yang sudah dicapai Zohri di kejuaraan dunia, harus menjadi motivasi bagi seluruh atlet dan masyarakat Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia jika Indonesia bangsa yang besar dan bisa bersaing dengan negara-negara besar lain di dunia.
“Apalagi kita akan menghadapi perhelatan besar Asian Games 2018 bulan Agustus mendatang. Ini harus jadi motivasi kita untuk mencetak prestasi lebih baik,” kata mantan atlet nomor lari jarak menengah 800 meter dan 1500 meter ini.
Dia berharap, prestasi yang sudah diraih tidak lantas membuat si atlet, pelatih, maupun pengurus jemawa serta berpuas diri. sebaliknya harus memikirkan untuk tetap menjaga kondisi saat ini dan terus meningkatkan prestasi yang sudah diraih.
(Ageng/LIN)








