spot_img
Senin 18 Agustus 2025
spot_img
Beranda blog Halaman 61

Jembatan Leuwi Asba Terancam Ambruk, Jalur Ciamis-Kuningan dalam Bahaya

0
Ketpot: Tembok penahan air jembatan Leuwi Asba di Ciamis yang jebol
Ketpot: Tembok penahan air jembatan Leuwi Asba di Ciamis yang jebol

CIAMIS,FOKUSJabar.id: Jembatan Leuwi Asba, penghubung vital antara Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, kini dalam kondisi mengkhawatirkan.

Jembatan Leuwi Asba membentang di atas Sungai Cijolang terancam ambruk setelah tembok penahan air di kedua sisinya terkikis parah oleh derasnya aliran sungai.

Insiden ini terjadi tepatnya di wilayah Desa Jangalaharja, Kecamatan Rancah, Ciamis, terjadi pada Minggu malam, 20 Juli 2025.

Baca Juga: Hujan Deras Robohkan Rumah Lansia di Ciamis, BPBD Salurkan Bantuan Darurat

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, Ani Supiani, menyatakan pihaknya telah segera melakukan asesmen di lokasi kejadian.

“Tadi tim BPBD sudah melakukan asesmen di lokasi,” ujar Ani, Senin (21/7/2025).

“Berdasarkan hasil asesmen, tembok penahan air di sisi kiri dan kanan jembatan Leuwi Asba sudah jebol diterjang aliran Sungai Cijolang. Kondisi ini sangat mengancam struktur bangunan jembatan,” jelas Ani.

Kerusakan ini menimbulkan kekhawatiran serius akan keselamatan pengguna jalan dan potensi terputusnya akses vital antara dua kabupaten. Pihak berwenang diharapkan segera mengambil tindakan untuk mencegah ambruknya jembatan ini.

(Husen Maharaja)

Hujan Deras Robohkan Rumah Lansia di Ciamis, BPBD Salurkan Bantuan Darurat

0
Ketpot: Rumah Karti (84) warga Kecamatan Pamarican Ciamis yang ambruk
Ketpot: Rumah Karti (84) warga Kecamatan Pamarican Ciamis yang ambruk

CIAMIS,FOKUSJabar.id: Nasib pilu menimpa Karti (84), warga Dusun Ciporian, Desa Sidaharja, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis. Ia terpaksa mengungsi ke rumah anaknya setelah kediaman pribadinya ambruk dan tak layak huni lagi. Peristiwa ini dilaporkan terjadi pada Minggu malam, 20 Juli 2025.

Menurut Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, Ani Supiani, penyebab ambruknya rumah Karti karena struktur bangunan yang sudah sangat tua dan lapuk termakan usia, terlebih guyuran hujan deras yang terus-menerus melanda wilayah Kecamatan Pamarican.

Baca Juga: Omzet Jualan Bendera Menurun, Pedagang Tradisional di Ciamis Terdampak Tren Penjualan Online

“Setelah menerima laporan dari pemerintah Kecamatan Pamarican, tim BPBD langsung mendatangi lokasi untuk melakukan asesmen,” terang Ani, Senin (21/7/2025).

“Dari hasil asesmen, diketahui bahwa kondisi bangunan memang sudah sangat rapuh dan tidak pernah direhabilitasi,” tambah Ani.

Akibat kejadian ini, Nenek Karti mengalami kerugian materiil yang ditaksir mencapai sekitar Rp 5 juta. Sebagai respons cepat, Pemerintah Kabupaten Ciamis melalui BPBD telah menyalurkan bantuan logistik kedaruratan kepada Karti.

“Kami berharap bantuan yang disalurkan ini dapat sedikit meringankan beban keluarga yang tertimpa musibah ini,” pungkas Ani.

(Husen Maharaja)

Omzet Jualan Bendera Menurun, Pedagang Tradisional di Ciamis Terdampak Tren Penjualan Online

0
Ketpot: Husni Pedagang Bendera warga Desa Cimari Ciamis
Ketpot: Husni Pedagang Bendera warga Desa Cimari Ciamis

CIAMIS,FOKUSJabar.id: Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, para pedagang bendera merah putih, umbul-umbul, dan aksesoris kemerdekaan di Kabupaten Ciamis mengeluhkan penurunan omzet yang cukup drastis. Penurunan ini diduga kuat akibat maraknya penjualan secara online yang semakin mendominasi pasar.

Salah satu pedagang, Husni (49), warga Desa Cimari, Kecamatan Cikoneng, menyebut bahwa sejak tren penjualan digital berkembang, usahanya tak lagi seramai dulu. Padahal, ia sudah puluhan tahun menggantungkan hidup dari menjual bendera merah putih menjelang bulan Agustus.

Baca Juga: Kokam Ciamis Kirim 100 Anggota ke Apel Akbar Satyatama Prabu di Sleman

“Dulu sebelum marak jualan online, usaha bendera ini sangat menjanjikan. Tapi sekarang omset terus turun,” ujar Husni saat ditemui, Senin (21/7/2025).

Husni menuturkan, ia mulai berjualan sejak usia muda, mengikuti jejak pamannya yang lebih dulu berjualan bendera dan perlengkapan kemerdekaan. Kini, meski usianya hampir kepala lima, usaha musiman ini tetap ia lakoni setiap menjelang perayaan HUT RI.

“Saya sudah jualan bendera dari zaman masih muda. Tapi sejak beberapa tahun terakhir, hasilnya makin turun, apalagi setelah COVID-19,” tuturnya.

Karena hasil dari berjualan bendera tidak lagi mencukupi kebutuhan sehari-hari, Husni kini juga merintis usaha produksi Dodol Garut sebagai pendapatan utama. Ia berharap ada perhatian serius dari pemerintah untuk menghidupkan kembali sektor ekonomi musiman seperti usaha bendera menjelang Agustusan.

“Saya harap ada kebijakan dari pemerintah, misalnya mewajibkan kantor-kantor, sekolah, dan warga beli bendera ke pedagang lokal. Jadi bisa bantu ekonomi kami juga,” harapnya.

Meski menghadapi tantangan, Husni tetap bersemangat menjalani tradisi berdagang bendera yang telah digelutinya selama puluhan tahun. Ia percaya, semangat kemerdekaan seharusnya juga menjadi semangat untuk menjaga keberlangsungan usaha rakyat kecil.

(Husen Maharaja)

KMHDI Soroti Transparansi KKMP: Jangan Sampai Jadi Proyek Kosmetik Tanpa Dampak Nyata

0
Bendahara Umum PP Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Gde Bayu Pangestu AW
Bendahara Umum PP Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Gde Bayu Pangestu AW

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) menegaskan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) agar tidak mengulangi kegagalan program koperasi di masa lalu. Hal itu disampaikan menyusul peluncuran program KKMP secara nasional oleh pemerintah pusat.

Bendahara Umum Pengurus Pusat KMHDI, Gde Bayu Pangestu AW, menyatakan bahwa koperasi merupakan instrumen penting dalam memperkuat ekonomi berbasis komunitas. Namun, tanpa pengawasan ketat dan keterlibatan masyarakat, koperasi dikhawatirkan hanya akan menjadi program simbolis tanpa dampak nyata.

Baca Juga: Pemkot Bandung Dukung 151 KKMP, Siap Perkuat Ekonomi Warga Kelurahan

“Kami mendukung semangat pembentukan Koperasi Merah Putih, namun pelaksanaannya harus dikawal agar tidak menjadi formalitas belaka, seperti yang terjadi pada banyak koperasi masa lalu dan program MBG yang implementasinya masih bermasalah,” ujar Bayu, Senin (21/7/2025).

KMHDI menilai, keterlibatan aktif masyarakat, khususnya generasi muda desa, merupakan kunci keberhasilan KKMP. Mereka tidak boleh hanya menjadi objek program, tapi juga aktor utama dalam pengelolaan koperasi.

“Koperasi harus dikelola profesional dan terbuka terhadap keterlibatan pemuda desa sebagai penggerak utama. Ini penting agar ada regenerasi dan adaptasi terhadap tantangan ekonomi digital,” tegasnya.

Desak Pengawasan Dana dan Audit Sosial di Tingkat Akar Rumput

KMHDI juga menyoroti perlunya keterbukaan dalam pengelolaan dana dan pelaporan pertanggungjawaban. Bayu mengingatkan agar koperasi tidak menjadi beban keuangan desa tanpa kontribusi ekonomi yang jelas.

“Kami mendesak adanya audit sosial di tingkat masyarakat dan platform evaluasi berkala dari pemerintah. Jangan sampai mengulang kegagalan koperasi ala Orde Baru,” tegasnya.

KMHDI Tawarkan Sinergi Strategis: Libatkan Kampus dan KKN Tematik

Sebagai bentuk kontribusi konkret, KMHDI menawarkan kemitraan strategis kepada pemerintah. Salah satu usulan KMHDI adalah sinergi dengan kampus melalui pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik koperasi, serta penguatan koperasi percontohan di tiap provinsi dengan pendampingan intensif.

“Perlu dibangun fondasi yang kuat sebelum mengejar angka besar. Pemerintah harus fokus pada kualitas, mulai dari kesiapan SDM, transparansi dana, hingga pelaporan yang bisa diakses publik,” ujar Bayu.

Menurutnya, jika tidak dikawal sejak dini, koperasi-koperasi tersebut hanya akan menjadi proyek jangka pendek tanpa keberlanjutan dan kehilangan makna dari semangat ekonomi gotong royong.

“Tanpa pengelolaan yang serius, Koperasi Merah Putih hanya akan jadi nama tanpa isi. Padahal, koperasi seharusnya menjadi alat kedaulatan ekonomi rakyat,” tandasnya.

KMHDI Siap Kawal dan Edukasi Masyarakat Soal Tata Kelola Koperasi

Sebagai organisasi mahasiswa tingkat nasional, KMHDI menyatakan kesiapan untuk ikut terlibat dalam pengawasan dan edukasi masyarakat terkait tata kelola koperasi, agar tujuan besar koperasi sebagai penggerak ekonomi gotong royong dapat tercapai maksimal.

“KMHDI secara kelembagaan siap mendampingi masyarakat untuk mewujudkan tata kelola koperasi yang sehat, transparan, dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat,” pungkas Bayu.

(Yusuf Mugni)

Pemkot Bandung Dukung 151 KKMP, Siap Perkuat Ekonomi Warga Kelurahan

0
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan bersama Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, Sekretaris Daerah Kota Bandung, Iskandar Zulkarnain dan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bandung mengikuti Peluncuran Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) Secara Daring Senin (21/7/2025) -Ist-
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan bersama Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, Sekretaris Daerah Kota Bandung, Iskandar Zulkarnain dan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bandung mengikuti Peluncuran Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) Secara Daring Senin (21/7/2025) -Ist-

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kota Bandung secara resmi meluncurkan 151 Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) sebagai bagian dari program nasional 80.081 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang diinisiasi oleh Presiden RI, Prabowo Subianto.

Peluncuran nasional tersebut digelar di Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7/2025), dan diikuti secara daring oleh Wali Kota Bandung Muhammad Farhan, Wakil Wali Kota Erwin, Sekretaris Daerah Kota Bandung Iskandar Zulkarnain, serta jajaran Forkopimda dari Bandung Command Center, Balai Kota Bandung.

Baca Juga: Pemkot Bandung Siap Bantu Perbaikan Rumah Korban Kebakaran di Cikutra

Dalam keterangannya, Farhan menyampaikan bahwa pembentukan KKMP bukan sekadar koperasi simpan pinjam biasa, melainkan bagian dari upaya memperkuat fondasi ekonomi kerakyatan di tingkat kelurahan.

“Koperasi ini berbasis pada setoran wajib dan simpanan sukarela, serta bertujuan untuk mendorong pemberdayaan usaha kecil dari tingkat akar rumput,” jelas Farhan.

Pembentukan 151 KKMP di Bandung melalui musyawarah kelurahan yang berlangsung pada 19–27 Mei 2025, dan seluruh koperasi telah resmi berbadan hukum per 20 Juni 2025.

Farhan berharap KKMP Bandung bisa menjadi percontohan nasional dalam membangun ekonomi lokal yang tangguh dan berbasis komunitas.

“Kami akan lanjutkan dengan pelatihan dan bimtek bagi para pengurus dan pengawas koperasi. Agar mereka memiliki kapasitas manajerial dan tata kelola yang baik,” tambahnya.

Pelatihan tersebut akan berjalan dalam dua angkatan, masing-masing untuk 40 koperasi, baik pengurus maupun pengawas. Selain itu, pemerintah juga membuka akses pendanaan hingga Rp5 miliar per koperasi melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) dengan jangka waktu pinjaman maksimal 10 tahun.

Prabowo: Ini Bukan Sekadar Program, Tapi Gerakan Nasional

Presiden Prabowo Subianto dalam sambutannya menekankan, peluncuran koperasi ini merupakan tonggak kebangkitan koperasi Indonesia. Harapannya menjadi tulang punggung ekonomi berbasis komunitas di seluruh penjuru negeri.

“Ini adalah hari bersejarah. Kita mulai sebuah gerakan besar dengan meluncurkan 80.081 koperasi desa dan kelurahan Merah Putih,” tegasnya.

Ia menggambarkan koperasi sebagai simbol persatuan kaum kecil yang jika bersatu akan menjadi kekuatan besar, layaknya seikat lidi.

“Orang kuat bikin holding. Tapi koperasi menyatukan yang lemah agar kuat bersama,” ujarnya.

Prabowo menambahkan, koperasi ini harapannya tak hanya menjadi lembaga simpan-pinjam. Tetapi juga sebagai pusat distribusi, produksi, dan instrumen pemerataan ekonomi nasional.

“Ini bukan sekadar program pemerintah, melainkan gerakan rakyat yang harus kita semua jaga, kawal, dan kuatkan bersama,” tutup Prabowo.

(Yusuf Mugni)

Aksi Ekstrem Debus Warnai Hajat Bumi di Pangandaran, Penonton Menjerit Takjub

0
Poto: Suasana saat pertunjukan Debus memainkan api di Pangandaran
Poto: Suasana saat pertunjukan Debus memainkan api di Pangandaran

PANGANDARAN,FOKUSJabar.id: Perayaan Hajat Bumi yang digelar di Bojong Karekes, Desa Babakan, Kecamatan Pangandaran, menyuguhkan pertunjukan ekstrem yang memukau sekaligus menggetarkan nyali, kesenian Debus, yang sarat dengan nilai spiritual dan budaya lokal, menjadi sajian utama dalam acara tersebut.

Pertunjukan ini menampilkan aksi luar biasa yang tampaknya melampaui batas kemampuan manusia biasa. Para peserta Debus mempertontonkan kekuatan fisik dan spiritual mereka: memakan bara api, mandi air mendidih, ditusuk serta ditebas golok tajam, tidur di atas pecahan kaca, bahkan dipukul dengan bambu hingga hancur. Tidak berhenti di situ, aksi paling menegangkan datang saat seorang peserta “dipotong” dengan mesin senso di depan mata ratusan penonton.

Baca Juga: Libur Usai, Pelaku Usaha ATV Pangandaran Kembali Sepi Pengunjung

Meski tampak mengerikan, para peserta justru tampil tenang dan tanpa luka sedikit pun, bahkan terlihat menikmati setiap adegan.

Sebelum pertunjukan dimulai, para pelaku Debus menjalani ritual khusus. Mereka dibasuh dengan air bunga yang telah dibacakan doa-doa dan jampi-jampi, kemudian ditiup doa oleh pimpinan kelompok. Setelah prosesi itu, peserta menari mengikuti irama musik tradisional, sebagai pembuka pertunjukan.

Penonton pun dibuat bergidik ngeri sekaligus takjub. Banyak yang mengabadikan momen melalui ponsel, namun tak sedikit pula yang memilih memalingkan muka karena tak sanggup melihat aksi-aksi berbahaya itu.

Salah satu adegan yang menyedot perhatian adalah ketika seorang peserta tidur di atas pecahan kaca tanpa mengenakan atasan, lalu tubuhnya dinaiki oleh peserta lain yang sedang memakan api. Sorakan dan jeritan penonton pun tak terhindarkan.

Aksi Paling Ekstrem Debus Pangandaran

Lebih mengejutkan lagi, seorang penonton yang mengenakan seragam ASN tiba-tiba naik ke panggung untuk ikut mandi air mendidih. Setelah diberikan doa khusus, ia pun tampak mampu menjalani aksi itu tanpa cedera, membuat penonton makin terpukau.

Di akhir pertunjukan, suasana memuncak ketika aksi paling ekstrem yakni memotong tubuh manusia menggunakan mesin senso. Jeritan kengerian terdengar dari kerumunan, meski berakhir dengan tepuk tangan riuh karena semua peserta tetap selamat.

Ketua Galuh Sadulur sekaligus tokoh budayawan Sunda, Raden Koko Koswara, menyebut bahwa Debus merupakan kesenian bela diri warisan leluhur Tatar Sunda yang menggabungkan kekuatan fisik, spiritual, dan seni pertunjukan.

“Debus adalah bagian dari seni bela diri Sunda yang telah ada sejak zaman dulu. Sayangnya, semakin jarang tampil. Untuk itu perlu dukungan media agar warisan ini tidak tenggelam oleh budaya asing,” ujar Koko.

Ia mengingatkan pentingnya menjaga budaya lokal agar tidak punah. “Kalau kata orang Sunda, ‘Ulah nepi ka jati kasilih ku junti’. Jangan sampai akar budaya kita tergantikan oleh hal-hal yang tidak sepadan,” tegasnya.

(Sajidin)

Pemkot Bandung Siap Bantu Perbaikan Rumah Korban Kebakaran di Cikutra

0
Wakil Wali Kota Bandung Erwin Saat Meninjau Korban Kebakaran di kawasan Jalan Asep Berlian, Gang Bapa Aen, RT 04 RW 11, Kelurahan Cikutra, Kota Bandung Senin (21/7/2025) -Ist-
Wakil Wali Kota Bandung Erwin Saat Meninjau Korban Kebakaran di kawasan Jalan Asep Berlian, Gang Bapa Aen, RT 04 RW 11, Kelurahan Cikutra, Kota Bandung Senin (21/7/2025) -Ist-

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kota Bandung menyatakan komitmennya untuk membantu perbaikan rumah warga yang terdampak kebakaran di kawasan Jalan Asep Berlian, Gang Bapa Aen, RT 04 RW 11, Kelurahan Cikutra, Kota Bandung.

Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, turun langsung ke lokasi kejadian pada Senin (21/7/2025) untuk melihat kondisi warga yang terdampak sekaligus menyampaikan kepastian bantuan dari Pemkot.

Baca Juga: Pemkot Bandung Evaluasi Event Besar, Soroti Kemacetan di Arah Bandung Timur

“Insyaallah, rumah-rumah yang terbakar akan kita bantu perbaiki. Fokus utama kita adalah memastikan rumah ini bisa segera kembali dihuni,” ujar Erwin saat meninjau lokasi.

Ia menegaskan, penyelesaian persoalan ini akan dilakukan melalui kolaborasi lintas dinas serta semangat gotong royong bersama warga.

“Kita kedepankan semangat kolaborasi. Semua bergerak bersama, bukan hanya mengandalkan satu pihak,” tambahnya.

Selain bantuan perbaikan bangunan, Pemkot Bandung melalui Dinas Sosial juga menyalurkan bantuan darurat berupa bahan makanan, selimut, kue, dan kebutuhan dasar lainnya. Perhatian juga diberikan pada kebutuhan pendidikan anak-anak, termasuk bantuan seragam sekolah.

“Untuk seragam sekolah, kami juga akan bantu. Intinya, jangan sampai anak-anak berhenti sekolah karena musibah ini,” tegas Erwin.

Ia juga mengimbau warga untuk segera mengurus dokumen administrasi agar penyaluran bantuan bisa dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

“Silakan segera diproses, niatkan ini sebagai bentuk ibadah. Kami akan bantu sesuai regulasi,” ujarnya.

Berdasarkan data sementara, kebakaran tersebut berdampak pada empat rumah, dengan satu di antaranya mengalami kerusakan sebagian. Total terdapat 9 kepala keluarga (KK) atau 31 jiwa yang terdampak dalam kejadian tersebut.

(Yusuf Mugni)