spot_img
Senin 22 Desember 2025
spot_img
Beranda blog Halaman 51

DPRD Garut: Perketat Verifikasi Tingkat Desa dan KUA

0
dprd garut fokusjabar.id
Kantor DPRD Garut (foto: web)

GARUT, FOKUSJabar.id: Ketua DPRD Garut, Aris Munandar mengatakan, pernikahan dini (perkawinan anak) merupakan isu serius yang menghambat pembangunan.

Untuk itu, pihaknya menyatakan dukungan terhadap pengawasan ketat pada proses administrasi.

BACA JUGA:

Kolaborasi Lintas Sektor Ikhtiar Garut Putus Rantai Pernikahan Bawah Umur

Aris menekankan pentingnya peran desa dan KUA dalam melakukan verifikasi data sebelum perkara sampai ke pengadilan. Hal itu untuk menekan angka pernikahan di bawah umur.

dprd garut fokusjabar.id
Ketua DPRD Garut, Aris Munandar

“Kami selalu mengingatkan bahwa batas minimal pernikahan itu 19 tahun. Kami menekankan kepada Pemerintah Desa (Pemdes) dan KUA agar melakukan verifikasi data dengan benar dan jujur sebelum proses pernikahan dilanjutkan,” kata Aris kepada FOKUSJabar.

Wakil Ketua DPRD Garut, Dila Nurul Fadilah menambahkan, dukungan legislatif mencakup penguatan melalui Peraturan Daerah (Perda) dan alokasi APBD.

Politisi Partai Gerindra ini berkomitmen menjalankan fungsi pengawasan melalui monitoring berjenjang dari tingkat desa hingga kabupaten.

“Kami mendukung penuh program Stop Kabur yang digagas Dinas P2KBPPPA. Fokus kami adalah pemberdayaan masyarakat, peningkatan kualitas pendidikan serta edukasi di setiap sekolah mengenai bahaya pernikahan dini guna menekan angka kematian ibu dan bayi,” ungkap Dila.

wakil ketua dprd garut fokusjabar.id
Wakil Ketua DPRD Garut, Dila Nurul Fadilah

Data Dispensasi Kawin, Tren dan Ketegasan Hakim

Berdasarkan data resmi Pengadilan Agama (PA) Garut, permohonan dispensasi kawin menunjukkan angka yang fluktuatif, namun tetap signifikan dalam tiga tahun terakhir.

Tahun 2023 tercatat 438 perkara masuk dan 411 dikabulkan. Tahun 2024 391 perkara masuk, 368 dikabulkan) dan tahun 2025 sebanyak 283 perkara masuk, 252 dikabulkan. Total terdapat 1.112 perkara masuk.

BACA JUGA:

Bupati Garut Tegaskan Pengetatan Disiplin ASN Lewat Absensi Digital

Data tersebut setelah PA Garut melakukan seleksi ketat melalui pencabutan perkara (total 57 perkara dicabut) dan penolakan jika tidak memenuhi syarat urgensi.

Selain itu, terdapat data Isbat Nikah dengan total 1.130 perkara dalam periode yang sama.

Isbat Nikah mencerminkan upaya legalitas pernikahan di masyarakat.

Ketua Pengadilan Agama (PA) Kabupaten Garut,  Ayip mendukung semangat Stop Kabur dengan tidak memudahkan pemberian dispensasi kawin.

Sesuai UU No16 Tahun 2019, batas usia minimal adalah 19 tahun.

“Jika belum cukup usia, harus ada penolakan dari KUA dulu baru ke PA. Hakim akan memeriksa dengan detail. Mulai dari kesiapan lahir batin, kemampuan ekonomi hingga edukasi kehamilan,” tegasnya.

Dia menambahkan, hakim memiliki kewenangan penuh untuk menolak permohonan jika dianggap tidak memenuhi syarat urgensi.

BACA JUGA:

Tingginya Pernikahan di Bawah Umur, Jadi Sorotan Bupati Garut

“Kami juga memberikan nasihat kepada orang tua calon mempelai agar mereka ikut bertanggung jawab atas kualitas rumah tangga anaknya,” kata Ayip.

dprd garut fokusjabar.id

Melalui program  Stop Kabur, pengawasan ketat dari DPRD, edukasi kesehatan yang dilakukan organisasi  perempuan seperti ‘Aisyiyah, serta seleksi yudisial di PA, Kabupaten Garut kini bergerak dalam satu barisan untuk menyelamatkan generasi muda dari risiko pernikahan di bawah umur.

(Y.A. Supianto) 

Kolaborasi Lintas Sektor Ikhtiar Garut Putus Rantai Pernikahan Bawah Umur

0
pernikahan bawah umur fokusjabar.id
Ilustrasi (foto: web)

GARUT, FOKUSJabar.id: Fenomena pernikahan di bawah umur masih menjadi tantangan besar bagi Pemerintah Kabupaten Garut. Padahal, berbagai upaya sosialisasi telah dilakukan.

Hingga kini angka permohonan dispensasi kawin di Pengadilan Agama tetap menjadi sorotan.

BACA JUGA:

Teras Cimanuk Disoal Pemkab Garut, Pengelola Minta Dokumen Kepemilikan Tanah

Isu tersebut memicu kekhawatiran karena berdampak langsung pada angka stunting, kemiskinan ekstrem hingga tingginya angka putus sekolah.

Terkait hal itu, Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan organisasi perempuan dalam menekan angka pernikahan dibawah umur serta kematian ibu dan bayi di Garut.

Menurut Syakur, tantangan yang dihadapi Kabupaten Garut yakni, rendahnya pendidikan perempuan, tingginya angka pernikahan dibawah umur serta masalah kesehatan ibu dan bayi.

Semua tantangan tersebut tidak dapat diselesaikan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) sendirian.

“Masyarakat kita banyak, masalah yang dihadapi Garut juga kompleks. Tidak mungkin hanya diselesaikan oleh Pemda saja. Itulah mengapa kolaborasi sangat krusial,” kata Bupati.

Faktor-faktor Tinginya Pernikahan Bawah Umur

Menurut Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Garut, Yayan Waryan, tingginya angka pernikahan bawah umur disebabkan oleh kombinasi faktor ekonomi, pendidikan, kondisi sosial-budaya serta kelemahan dalam edukasi/pencegahan.

BACA JUGA:

Disabilitas Bukan Hanya Jadi Objek Bantuan, Tapi Subjek Pembangunan Produktif

“Untuk mengatasi ini dibutuhkan pendekatan menyeluruh. Di antaranya, pendidikan, pemberdayaan ekonomi keluarga, kampanye kesadaran tentang dampak negatif pernikahan dini dan layanan konseling/persiapan menikah yang efektif,” ujar Yayan.

pernikahan bawah umur fokusjabar.id
Kepala DPPKBPPPA Kabupaten Garut, Yayan Waryan

Menurut catatan DPPKBPPPA Garut, setidaknya ada 771 kasus dari total 21.370 pernikahan. 33,1 persen dari total pernikahan pada 2024 adalah pernikahan usia dini.

Yayan mengungkapkan, Program KB dengan Kampung KB-nya diyakini bisa sangat membantu. Terutama dalam hal mengubah pola pikir (kesadaran pentingnya KB), mengendalikan fertilitas dan mendukung kualitas hidup keluarga.

“Syaratnya jika dilaksanakan dengan komprehensif dan sesuai konteks desa,” kata Dia.

Dia menyebut, di Kabupaten Garut sendiri telah terbentuk Kampung KB di 442 Desa dan Kelurahan.

Untuk  memaksimalkan efektivitas, program KB di desa perlu dipadukan dengan aspek pemberdayaan ekonomi, pendidikan, peningkatan akses layanan kesehatan dan sosialisasi ke generasi muda.

Sehingga KB bukan semata soal jumlah anak, tapi tentang kualitas keluarga yang diintervensi melalui kelompok Bina Ketahanan Keluarga.

“Perlu juga memperhatikan aspek partisipasi pria, keterlibatan tokoh lokal, adaptasi terhadap budaya lokal dan pemberdayaan masyarakat agar program tidak cuma top-down tapi “milik” masyarakat desa,” tegasnya.

Sebagai langkah konkret, Pemkab Garut mengandalkan program Stop Kabur (Strategii Terpadu Optimalisasi Pencegahan Kawin Anak Bawah Umur).

Program tersebut dirancang untuk melakukan intervensi hingga ke tingkat Rukun Warga (RW).

Stop Kabur diklaim bukan sekadar slogan. Melainkan gerakan masif untuk mengedukasi masyarakat mengenai risiko sosial, ekonomi dan kesehatan akibat pernikahan di bawah umur.

BACA JUGA:

Tingginya Pernikahan di Bawah Umur, Jadi Sorotan Bupati Garut

Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Garut, Eti Nurul Hayati menyoroti risiko medis yang menjadi alasan mengapa program pencegahan harus berhasil.

“Dampaknya nyata, terjadi angka kematian ibu dan bayi (AKI/AKB). Jika ibu masih dalam masa tumbuh kembang, ia akan berbagi nutrisi dengan anaknya. Jika anaknya sehat, ibunya tidak tumbuh baik. Sebaliknya jika ibunya sehat, anaknya berisiko stunting,” jelas Eti.

Aisyiyah bergerak melalui komunitas BSA (Balai Sakinah Aisyiyah) di desa lokus stunting untuk membina korban pernikahan anak hingga perempuan dhuafa agar memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

(Y.A. Supianto)

Tas Custom Kian Diminati, Industri Konveksi Lokal Kebanjiran Permintaan

0
Tas Custom Kian Diminati, Industri Konveksi Lokal Kebanjiran Permintaan, Foto by https://www.eureka.id/
Tas Custom Kian Diminati, Industri Konveksi Lokal Kebanjiran Permintaan, Foto by https://www.eureka.id/

FOKUSJabar.id: Tren penggunaan tas custom sebagai media promosi perusahaan terus menunjukkan peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Banyak pelaku usaha menilai konveksi tas memiliki nilai guna yang lebih panjang sekaligus mampu memberikan eksposur merek secara berkelanjutan. Kondisi ini membuat layanan konveksi lokal, terutama yang menawarkan produksi sesuai desain dan identitas visual perusahaan, mengalami kenaikan permintaan yang cukup drastis.

Perubahan strategi komunikasi brand menjadi salah satu pendorong utamanya. Berbeda dengan merchandise sekali pakai, tas dinilai lebih fungsional dan memiliki peluang digunakan berulang kali oleh penerimanya.

Efek penggunaan jangka panjang inilah yang membuat banyak perusahaan beralih ke tas custom sebagai media promosi, baik untuk kegiatan internal, acara korporasi, seminar, maupun aktivitas pemasaran eksternal.

Data dari berbagai pelaku industri kreatif menunjukkan permintaan terbesar datang dari sektor perbankan, teknologi, pendidikan, hingga instansi pemerintah.

Mereka umumnya memesan tas dalam jumlah besar untuk kebutuhan seminar, onboarding karyawan baru, hingga program branding tahunan. Selain memberikan manfaat praktis, tas custom juga mampu membangun citra profesional di mata publik.

Kondisi tersebut mendorong banyak vendor lokal memperkuat kapasitas dan standar produksi. Salah satunya Eureka Indonesia, perusahaan konveksi yang menawarkan layanan terintegrasi mulai dari desain, pemilihan material, hingga quality control.

Permintaan Tas Custom Terus Meningkat Setiap Tahun

Mereka mengklaim permintaan tas custom terus meningkat setiap tahun. Terutama dari perusahaan yang ingin memperkuat identitas brand melalui produk fisik yang mudah konsumen kenali.

Pengamat industri kreatif memprediksi tren ini masih akan terus berkembang dalam beberapa tahun ke depan. Selain dianggap efektif untuk aktivitas branding offline, tas custom juga menjadi media promosi yang relevan di tengah kebutuhan perusahaan untuk memiliki strategi pemasaran yang konsisten dan berkelanjutan. Produsen lokal pun semakin kompetitif dari sisi kualitas, inovasi desain, hingga ketepatan produksi.

Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan mendapat tantangan untuk memilih media promosi yang tidak hanya mencerminkan identitas brand, tetapi juga memiliki manfaat nyata bagi pengguna. Tas custom menjadi salah satu pilihan paling populer karena menggabungkan unsur fungsi, estetika, dan efektivitas brand exposure dalam satu produk.

Ade Sugianto Kembali Pimpin DPC PDI Perjuangan Kabupaten Tasikmalaya Periode 2025–2030

0
Ade Sugianto kembali terpilih sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Tasikmalaya untuk periode 2025–2030.
Ade Sugianto kembali terpilih sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Tasikmalaya untuk periode 2025–2030.

TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Ade Sugianto kembali terpilih sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Tasikmalaya untuk periode 2025–2030.

Penetapan tersebut berlangsung dalam Konferensi Cabang (Konfercab) serentak tujuh kabupaten/kota di wilayah Priangan Timur yang digelar di Hotel Santika Tasikmalaya, Selasa (8/12/2025), dan ditetapkan melalui keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan.

Kegiatan yang dihadiri cucu Presiden Pertama RI Bung Karno, Puti Guntur Soekarno ini juga dihadiri anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, dan sejumlah pengurus DPD Provinsi Jawa Barat.

BACA JUGA: Cucu Bung Karno, Puti Guntur Soekarno Resmi Buka Konfercab PDI Perjuangan se-Priangan Timur di Tasikmalaya

Dalam pernyataan persnya, Ade menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan DPP kepada dirinya dan jajaran pengurus untuk melanjutkan kepemimpinan di tingkat kabupaten.

Ia juga mengapresiasi kehadiran para pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) dalam konferensi tersebut.

“Berdasarkan data panitia, sebanyak 36 dari total 39 PAC di Kabupaten Tasikmalaya berpartisipasi dalam proses Konfercab,” ujar Ade Sugianto.

Ade menyebut ketidakhadiran sejumlah PAC bukan hal yang perlu dipersoalkan, mengingat dinamika serupa juga terjadi di sejumlah daerah lain.

“Kalau tidak keliru, tercatat PAC nya lengkap di Konfercab ini hanya Pangandaran dan Banjar,” terang Ade Sugianto.

Ade yang telah memimpin DPC PDI Perjuangan Kabupaten Tasikmalaya sejak 2010 ini menilai, tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi masyarakat semakin kompleks.

Ia menegaskan bahwa mandat politik lima tahun ke depan, menjadi tanggung jawab besar agar partai mampu hadir sebagai salah satu alternatif solusi atas persoalan publik.

“Kesulitan masyarakat semakin lama semakin kompleks. Ini amanah yang harus dijalankan dengan baik agar partai tetap eksis sebagai salah satu jawaban atas persoalan rakyat,” ujarnya.

Ia menyatakan, agenda politik PDI Perjuangan di tingkat kabupaten akan diarahkan pada persiapan Pemilu 2029, dengan orientasi peningkatan perolehan kursi legislatif di setiap daerah pemilihan serta kesiapan menghadapi pemilihan kepala daerah.

Meski demikian, Ade menegaskan bahwa orientasi partai tidak semata berfokus pada target elektoral, melainkan pada keberlangsungan eksistensi partai dan manfaat konkret yang dapat dirasakan masyarakat.

“Partai harus tetap hadir ketika masyarakat kesulitan dan manfaatnya harus terasa,” katanya.

Sementara itu Pengurus DPD PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat, Arip Rachman mengemukakan, selain menetapkan Ade Sugianto sebagai Ketua DPC Kabupaten Tasikmalaya, Konfercab serentak juga menghasilkan keputusan kepemimpinan di sejumlah daerah lain di Priangan Timur.

Arip menyebut H. Dodo Rosada ditetapkan sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Tasikmalaya periode 2025–2030. Untuk Kabupaten Ciamis, kepemimpinan dipercaya kepada H. Nanang Permana, sementara Kota Banjar dipimpin oleh H. Nana Suryana.

BACA JUGA: Puti Guntur Soekarno Lantik Enam Ketua DPC PDIP Priangan Timur di Tasikmalaya

Di Kabupaten Pangandaran, jabatan Ketua DPC diberikan kepada H. Jeje Wiradinata, sedangkan DPC Kabupaten Kuningan dipimpin oleh Nuzul Rachdy.
“Konfercab serentak tujuh kabupaten/kota ini menjadi bagian dari konsolidasi organisasi PDI Perjuangan di wilayah Priangan Timur menjelang siklus politik nasional berikutnya,” ujar Arip.

Keputusan kepemimpinan tersebut sambung Arip, diharapkan dapat memperkuat struktur organisasi, meningkatkan efektivitas kerja politik, dan mempersiapkan partai menghadapi berbagai tantangan elektoral dan sosial di tingkat regional maupun nasional.

(F Kamil)

Puti Guntur Soekarno Lantik Enam Ketua DPC PDIP Priangan Timur di Tasikmalaya

0
PDI Perjuangan Kota Tasikmalaya @fokusjabar.id
Ket foto : Ketua DPP PDI-P Puti Guntur Soekarno, saat melantik para Pengurus DPC PDIP di wilayah Priangan Timur yang berlangsung di Santika Hotel Tasikmalaya (fokusjabar/Seda)

TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga cucu Presiden pertama RI Soekarno, Puti Guntur Soekarno, turun langsung ke Kota Tasikmalaya untuk membuka Konferensi Cabang (Konfercab) enam Dewan Pengurus Cabang (DPC) wilayah Priangan Timur. Acara tersebut digelar di Hotel Santika, Jalan Yudanagara, Kecamatan Cihideung, Senin (8/12/2025).

Kedatangan Puti tidak hanya untuk membuka kegiatan, tetapi juga melantik dan mengambil sumpah enam Ketua DPC terpilih hasil Konfercab yang berlangsung hingga petang hari.

Baca Juga: Inspektorat Gandeng PKK Kota Tasikmalaya Cegah Korupsi dari Lingkungan Keluarga

Semula, Konfercab diikuti tujuh daerah: Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Banjar, Ciamis, Pangandaran, Kuningan, dan Garut. Namun, karena alasan tertentu, perwakilan DPC Garut tidak dapat mengikuti proses pelantikan dan dipastikan menunggu jadwal lain untuk pengukuhan pengurus barunya.

Pelantikan struktur DPC di Priangan Timur ini sebagai bagian dari penguatan kaderisasi menjelang kontestasi politik 2030 mendatang, khususnya di Jawa Barat.

Puti Guntur Soekarno menegaskan bahwa pelantikan ini merupakan bentuk komitmen partai dalam membangun kepemimpinan yang lebih solid.


“Hari ini saya melantik enam Ketua DPC PDIP di wilayah Priangan Timur. Ini menjadi bukti komitmen Partai untuk memperkuat kader agar semakin kokoh dan berkembang,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa pelantikan merupakan mekanisme organisasi sesuai amanat Kongres serta AD/ART Partai.


“Ini bagian strategis Partai untuk terus berkiprah dan hadir di tengah masyarakat,” katanya.

Terkait persiapan menuju Pemilu 2030, Puti menegaskan PDIP bukan sekadar memanaskan mesin politik, tetapi memperkuat kelembagaan.


“Seluruh kader harus bergerak memberi manfaat bagi masyarakat, bukan hanya sibuk dengan konstelasi politik, tetapi memastikan kebutuhan wong cilik terpenuhi,” ucapnya.

Sebagai anggota DPR RI, Puti juga menyoroti pentingnya soliditas internal.


“Struktur Partai harus kuat dan kompak. PDIP punya sejarah panjang di Jawa Barat. Kita pernah hattrick di sini. Sejarah itu harus kita rebut kembali,” tegasnya.

Ia menyebut Jawa Barat sebagai wilayah strategis dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia, sekitar 53 juta jiwa.
“Ini peluang besar bagi Partai. Program-program strategis harus berjalan untuk menjawab kebutuhan masyarakat,” tuturnya.

Daftar Pelantikan Ketua dan Pengurus DPC PDIP Priangan Timur

  1. DPC Kota Banjar
    • Ketua: Nana Suryana
    • Sekretaris: Tanto Supriatna
    • Bendahara: Ating
  2. DPC Kota Tasikmalaya
    • Ketua: Dodo Rosada
    • Sekretaris: Miftah Farid
    • Bendahara: Eti Guspitawati
  3. DPC Kabupaten Pangandaran
    • Ketua: Jeje Wiradinata
    • Sekretaris: Riki Zulfikri
    • Bendahara: Asep Nurdin
  4. DPC Kabupaten Tasikmalaya
    • Ketua: Ade Sugianto
    • Sekretaris: Aep Saepudin
    • Bendahara: Nanang Romli
  5. DPC Kabupaten Kuningan
    • Ketua: Nuzul Rachdi
    • Sekretaris: Tresnadi
    • Bendahara: Muhamad Ridho Suganda
  6. DPC Kabupaten Ciamis
    • Ketua: Nanang Permana
    • Sekretaris: Dede Iwan
    • Bendahara: Erwin Rahayu Dikusumah

(Seda)

Andri Setiawan Lengkapi Laporan Dugaan KKN Pemdes Rejasari, Desak Inspektorat Banjar Bertindak

0
Caption: Andri Setiawan warga Desa Rejasari menunjukan bukti laporan pengaduan ke Inspektorat Banjar
Caption: Andri Setiawan warga Desa Rejasari menunjukan bukti laporan pengaduan ke Inspektorat Banjar

BANJAR,FOKUSJabar.id: Andri Setiawan, warga Desa Rejasari Kecamatan Langensari, kembali mendatangi Inspektorat Kota Banjar untuk melengkapi berkas laporan terkait dugaan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di Pemerintah Desa Rejasari.

Laporan tersebut berkaitan dengan dugaan penyimpangan dalam proses pengadaan barang dan jasa pada sejumlah proyek pembangunan yang bersumber dari Anggaran Dana Desa (ADD) tahun 2025. Andri menyebut telah menyerahkan tambahan bukti yang dinilainya cukup kuat menunjukkan adanya kejanggalan pada beberapa proyek, mulai dari pengaspalan, pembangunan jalan beton, hingga program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu).

Baca Juga: Warga Laporkan Dugaan Praktik KKN di Pemdes Rejasari ke Inspektorat Kota Banjar 

“Saya sudah melengkapi semua bukti, dan Inspektorat telah menerimanya. Saya meminta dalam lima hari kerja ada tindak lanjut yang jelas,” ujar Andri, Senin (8/12/2025).

Menurutnya, proses pengadaan barang dan jasa di desa tidak dilakukan secara transparan, termasuk soal penentuan pemenang tender. Andri mengaku turut mengikuti penawaran pekerjaan, sehingga menilai ada hal yang tidak wajar dalam prosesnya. Ia menegaskan bahwa langkah yang diambilnya semata-mata untuk memastikan anggaran desa digunakan sesuai aturan. Jika tidak ada progres dari Inspektorat, ia siap membawa laporan tersebut ke aparat penegak hukum (APH).

“Kalau tidak ada kejelasan, saya tidak segan melaporkan ke APH,” tegasnya.

Kritik terhadap kualitas pembangunan juga datang dari warga setempat. Mujiono, salah seorang warga Rejasari, menyayangkan hasil proyek yang dinilai tidak sesuai standar. Ia mencontohkan kondisi jalan yang baru selesai dikerjakan namun sudah kembali rusak.

“Kalau pengerjaannya benar, tidak mungkin cepat rusak. Jalan dari batuan dewan saja bisa tahan bertahun-tahun,” katanya.

Senada dengan itu, warga lainnya, Siswandi, mengungkapkan bahwa jalan yang baru dua bulan rampung sudah menunjukkan kerusakan. Batu dan pasir mulai keluar ke permukaan, yang menurutnya mengindikasikan campuran material tidak sesuai.

“Ini baru dua bulan, tapi sudah rusak. Entah semennya kurang atau bagaimana, tapi kualitasnya parah,” ujarnya.


(Agus)

Pangandaran Caang, Dishub Perbaiki Sebanyak 763 PJU

0
Poto: suasana perbaikan PJU di jalan nasional Padaherang Kabupaten Pangandaran.
Poto: suasana perbaikan PJU di jalan nasional Padaherang Kabupaten Pangandaran.

PANGANDARAN,FOKUSJabar.id: Sebanyak 763 unit Penerangan Jalan Umum (PJU) di berbagai ruas jalan di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, berhasil diperbaiki oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Pangandaran dalam kurun waktu tiga pekan. Hingga kiini, sedikitnya 21 titik ruas jalan telah kembali terang benderang menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026.

Perbaikan Dimulai Sejak 10 November

Perbaikan PJU secara bertahap sejak 10 November 2025. Rinciannya sebagai berikut:

  • 10 November: 24 PJU di Jalan Pantai Batu Hiu Timur.
  • 13 November: 12 PJU di kawasan Pantai Batu Hiu Barat.
  • 14 November: 20 PJU di jalan pintu masuk utama Pangandaran dan 77 PJU di Jalan Pramugara.
  • 18 November: 56 PJU di Jalan Pantai Timur Pangandaran.
  • 19 November: 30 PJU di jalan tol utama Sunset.
  • 20 November: 47 PJU di Jalan Pamugaran.
  • 23 November: 15 PJU di Jalan Batu Hiu Barat.
  • 24 November: 25 PJU di area parkir Batukaras dan Pantai Batu Hiu.
  • 25 November: 42 PJU di kawasan Pantai Batukaras.

Baca Juga: Kebut Perbaikan PJU, Dishub Targetkan ‘Pangandaran Caang’ Saat Libur Nataru 2026

Perbaikan Lanjutan di Akhir November

Pada periode 26 hingga 30 November, dishub melanjutkan perbaikan di 10 titik lokasi, di antaranya:

  • Jalan Cijulang Batukaras: 73 PJU
  • Jalan Pantai Madasari: 17 PJU
  • Dusun Cikubang: 9 PJU
  • Jalan Cintaratu menuju Kantor Bupati: 13 PJU
  • Serta sejumlah titik lain seperti Legok Jawa Cimerak, Pejaten, Mandala Batukaras, Curug Batukaras, Sembah Agung, Legok Pari, Sangkalang, hingga pintu masuk Batukaras, dengan total 17 PJU.

Awal Desember Tambahan Perbaikan 229 PJU

Memasuki awal Desember hingga 8 Desember, perbaikan di berbagai ruas jalan kabupaten hingga jalan nasional, meliputi:

  • Dusun Mandala Batukaras
  • Pintu Masuk Batu Hiu
  • Karangtirta Sidamulih
  • Bojongjati
  • Pantai Karapyak
  • Jalur Purbahayu–Pagergunung
  • Jalan Pagergunung Gatot Kaca
  • Jalan Nasional Padaherang–Pangandaran

Total perbaikan PJU pada periode ini mencapai 229 unit.

Antisipasi Libur Nataru 2026

Kepala Dishub Pangandaran, Nana Sukarna, mengatakan percepatan perbaikan PJU ini dilakukan untuk menyambut libur panjang Nataru sekaligus menjawab keluhan masyarakat terkait banyaknya PJU yang padam selama beberapa waktu terakhir.

“Keluhan masyarakat kami tampung. Intinya, menjelang libur Nataru nanti, seluruh PJU di sepanjang jalan Pangandaran harus sudah menyala. Pangandaran caang pokona mah,” ujar Nana di lokasi perbaikan PJU di Padaherang, Senin (8/12/2025).

(Sajidin)