spot_img
Jumat 15 Agustus 2025
spot_img
Beranda blog Halaman 48

Bulog Tinjau Penyaluran Beras SPHP di Bandung, Pastikan Harga Stabil dan Sesuai Aturan

0
Direktur Utama Perum Bulog, Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani Saat Melakukan Peninjauan Penyaluran dan Pengawasan harga beras SPHP di Pasar Induk Gedebage Kota Bandung Kamis (24/7/2025).
Direktur Utama Perum Bulog, Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani Saat Melakukan Peninjauan Penyaluran dan Pengawasan harga beras SPHP di Pasar Induk Gedebage Kota Bandung Kamis (24/7/2025).

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Direktur Utama Perum Bulog, Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, meninjau langsung penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Pasar Induk Gedebage, Kota Bandung, Kamis (24/7/2025). Peninjauan ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan beras SPHP serta pelaksanaan distribusinya berjalan sesuai regulasi.

“Kami menyasar pasar-pasar tradisional untuk mengecek langsung distribusi beras SPHP. Ini adalah beras yang digunakan untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan,” ujar Ahmad di lokasi.

Baca Juga: Polemik Bir di Pocari Sweat Run 2025, Parmusi Jabar: Pemkot Bandung Lemah, Hukum dan Norma Dihina

Distribusi beras SPHP melibatkan pengawasan ketat dari berbagai pihak, termasuk TNI/Polri, pengelola pasar, hingga Satpol PP. Hal ini dilakukan agar penyaluran tidak melenceng dari aturan yang ditetapkan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas).

Sesuai ketentuan, pengecer hanya diperbolehkan menjual maksimal dua kemasan (pack) beras SPHP per orang. Harga eceran tertinggi (HET) ditetapkan Rp62.500 per 5 kilogram.

“Setiap pembeli hanya boleh membeli dua pack. Tidak boleh lebih, supaya tidak terjadi kelangkaan dan semua warga bisa merasakan manfaatnya,” jelas Ahmad.

Ahmad menambahkan, beras SPHP kini dikemas dalam ukuran kecil, yaitu 5 kilogram per kemasan—berbeda dari sebelumnya yang mencapai 50 kilogram. Langkah ini diambil untuk mencegah penyalahgunaan seperti pengoplosan atau penimbunan.

“Paket kecil ini lebih aman dan sulit diselewengkan. Ini bentuk pengawasan ketat dalam distribusi beras SPHP,” katanya.

Pengecer Langgar Aturan Bakal Dipidana

Ia juga mengingatkan bahwa pengecer yang melanggar aturan distribusi bisa dijerat dengan hukum pidana, termasuk ancaman lima tahun penjara dan denda minimal Rp2 miliar. Hal ini karena semua pengecer telah menandatangani surat pernyataan kesanggupan mengikuti petunjuk teknis (juknis) dan pelaksanaan (juklak) dari Bapanas.

“Kalau ada yang melanggar, otomatis akan terkena pasal perlindungan konsumen,” tegasnya.

Beras SPHP hanya boleh didistribusikan melalui pengecer resmi, Koperasi Merah Putih, gerakan pangan murah, bazar pemerintah, serta instansi seperti TNI/Polri. Dengan harga jual Rp12.500 per kilogram, Ahmad berharap produk ini menjadi pilihan utama masyarakat.

Selain harganya yang terjangkau, Ahmad juga menyoroti kualitas beras SPHP yang cukup baik dengan kemasan kuat dan praktis.

“Alhamdulillah, selama lebih dari 10 hari distribusi, harga beras mulai turun. Masyarakat ekonomi lemah pun merasa terbantu,” ungkapnya.

Program penyaluran beras SPHP ini akan berlangsung hingga Desember 2025. Jika harga pasar sudah stabil, maka distribusi akan dihentikan sementara demi menjaga keseimbangan antara konsumen dan petani.

“Kalau harga terus ditekan, petani bisa rugi. Maka kita jaga dua sisi: harga di pasar tidak terlalu tinggi bagi konsumen, dan tidak terlalu rendah bagi petani,” tutupnya.

Sementara itu, salah satu pedagang di Pasar Gedebage, Sansan Hermansyah (32), mengaku antusiasme masyarakat terhadap beras SPHP sangat tinggi. Dalam sehari, ia berhasil menjual 8 pack.

“Harganya miring, kualitasnya juga bagus. Jadi sangat membantu masyarakat,” ujar Sansan.

(Yusuf Mugni)

Baznas Banjar Bantu 300 Siswa Kurang Mampu dengan Perlengkapan Sekolah dan Uang Tunai

0
Caption: Wali Kota Banjar Sudarsono foto bersama dengan perwakilan siswa yang mendapatkan bantuan dari Baznas
Caption: Wali Kota Banjar Sudarsono foto bersama dengan perwakilan siswa yang mendapatkan bantuan dari Baznas

BANJAR,FOKUSJabar.id: Sebagai bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Banjar menyalurkan bantuan perlengkapan sekolah kepada 300 siswa tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang berasal dari keluarga kurang mampu. Tak hanya perlengkapan sekolah, setiap siswa juga menerima bantuan tunai sebesar Rp250.000.

Penyaluran bantuan ini berlangsung di Gedung Dakwah Islam Kota Banjar, Kamis (24/7/2025), dan secara simbolis dibuka oleh Wali Kota Banjar, Sudarsono.

Baca Juga: Banjar Kota ‘Ripuh’, Bukan Berdaya, Realita di Balik Slogan Pemerintah

Ketua Baznas Kota Banjar, Abdul Kohar, menjelaskan program bantuan pendidikan ini rutin dilaksanakan setiap tahun. Tahun ini, pihaknya menargetkan 300 siswa penerima manfaat.

“Ini adalah program tahunan Baznas. Untuk tahun ini, ada 300 siswa SD dan MI yang kami bantu,” ujarnya.

Kohar menegaskan bahwa program ini menyasar siswa baru setiap tahunnya.

“Tahun depan yang menerima bantuan adalah siswa baru lagi, bukan yang sudah menerima tahun ini,” jelasnya.

Wali Kota Banjar, Sudarsono, menyampaikan apresiasi atas kontribusi Baznas dalam mendukung pendidikan di Kota Banjar. Ia menambahkan, akan kembali menyalurkan bantuan serupa kepada 700 siswa lainnya melalui anggaran dari APBD Kota Banjar.

“Hari ini bantuan berasal dari Baznas. Nanti, 700 siswa lagi akan menerima bantuan yang bersumber dari APBD,” katanya.

Program ini harapannya dapat meringankan beban orangtua siswa. Kemudian menjadi motivasi bagi para siswa untuk terus semangat dalam belajar.

(Agus)

Polemik Bir di Pocari Sweat Run 2025, Parmusi Jabar: Pemkot Bandung Lemah, Hukum dan Norma Dihina

0
Pocari
Parmusi Jabar Desak Penegakan Hukum atas Insiden bir di Pocari Sweat Run 2025

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Alih-alih menjadi pesta olahraga dan gaya hidup sehat, ajang Pocari Sweat Run 2025 di Kota Bandung justru menuai kontroversi tajam. Sebuah video viral menunjukkan komunitas Freerunner Bandung membagikan minuman beralkohol jenis bir kepada peserta di ruang publik, tepat di tengah euforia ribuan pelari.

Ketua Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) Jawa Barat Harry Maksum menyebut insiden tersebut sebagai bentuk pelanggaran hukum yang terang-terangan dan penghinaan terhadap norma masyarakat.

“Ini bukan sekadar kenakalan remaja atau kelalaian. Ini adalah pelanggaran nyata terhadap Peraturan Daerah Kota Bandung No. 10 Tahun 2024,”kata Harry, Rabu (23/7/2025).

BACA JUGA: Pembagian Bir Lari Pocari Sweat Run Bandung Dikecam Warga

Dalam perda tersebut, kata Harry, peredaran minuman beralkohol dibatasi hanya untuk tempat-tempat tertentu seperti hotel, bar,dan tempat hiburan malam. Pasal 12 dan 13 menjadi dasar hukum pembatasan itu, sementara Pasal 18 mengatur sanksi pidana bagi siapa pun yang melanggarnya.

“Bayangkan, minuman keras dibagikan di tengah jalan, saat acara publik yang juga dihadiri keluarga dan anak-anak. Ini bukan hanya soal pelanggaran perda, tapi juga membuka potensi tindak pidana berlapis bila dikonsumsi peserta di bawah usia 21 tahun,”kata Ketun Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Jabar itu.

Parmusi juga mengkritik Pemkot Bandung yang dinilai tidak tegas dalam menyikapi insiden tersebut. Menyusul pernyataan Wali Kota yang menyerahkan penyelesaian kasus pada ‘sanksi sosial’.

Harry menilai pernyataan tersebut sebagai bentuk pembiaran yang bisa menggerus kepercayaan publik terhadap penegakan hukum.

“Perda itu bukan hiasan di etalase hukum. Jika pelanggaran semacam ini dibiarkan, artinya Pemkot memberi lampu hijau bagi siapa pun untuk seenaknya melanggar aturan,”kata dia.

Kota Religius

Dari sisi keagamaan, Harry menyesalkan tindakan yang dinilainya sebagai bentuk ‘penghinaan’ terhadap umat Islam di Bandung, kota yang dikenal religius.

“Ini bukan hanya pelanggaran hukum, tapi juga luka batin bagi warga Muslim. Membagikan minuman haram di ruang publik sama saja dengan menodai nilai-nilai Islam yang dijunjung di kota ini,”kata dia.

Lebih lanjut Parmusi Jabar mendesak aparat penegak hukum dan Pemkot Bandung segera memanggil pihak penyelenggara, memeriksa komunitas yang terlibat, dan menindak tegas sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

“Kami bukan anti olahraga, bukan juga anti hiburan. Tapi jangan jadikan acara publik sebagai kedok untuk menginjak hukum dan merusak norma sosial,” kata Harry.

(LIN)

Padel, Olahraga Booming yang Mudah Dimainkan dan Menyehatkan

0
Berolahraga padel menjadi pilihan gaya hidup sehat bagi semua kalangan di Indonesia termasuk Kota Bandung. (FOTO: Ageng)
Berolahraga padel menjadi pilihan gaya hidup sehat bagi semua kalangan di Indonesia termasuk Kota Bandung. (FOTO: Ageng)

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Padel menjadi salah satu olahraga yang mulai digandrungi dan populer pada saat ini. Tak hanya di negara asalnya Meksiko, Spanyol ataupun di benua Eropa dan Amerika, olahraga gabungan tennis dan squash ini pun makin digemari dan dimainkan masyarakat Indonesia termasuk di Kota Bandung.

Banyak alasan yang mendasari olahraga raket ini semakin digandrungi dan dimainkan masyarakat Indonesia. Bahkan menjadi sebuah gaya hidup baru di kalangan masyarakat Indonesia.

BACA JUGA: Dari Kolam Kosong ke Juara Dunia: Kisah Inspiratif Hartono Soekwanto dan Koi Legenda Mu-Lan

Salah satu pegiat olahraga padel di Kota Bandung, Hartono Soekwanto membeberkan beberapa alasannya. Di antaranya, menjadi olahraga yang mudah untuk dimainkan oleh siapapun.

“Perkembangan olahraga ini memang luar biasa karen memang mudah untuk dimainkan siapapun. Mulai dari anak-anak hingga orang tua, sehingga olahraga ini sangat bagus buat rekreasi sehat bersama keluarga,” kata Hartono saat ditemui di lapangan PadelPlush, Jalan Cihampelas Kota Bandung, Rabu (23/7/2025).

fokusjabar.id padel padelplush
Hartono Soekwanto. (FOTO: Ageng)

Meski hampir sama dengan olahraga tennis, kata Hartono, padel lebih mudah dimainkan siapapun karena memiliki ukuran lapangan yang lebih kecil. Ukuran standar internasional lapangan padel memiliki panjang 20 meter dan lebar 10 meter atau sekitar sepertiga lapangan tennis. 

Dengan ukuran lapangan yang lebih kecil, padel pun lebih aman untuk dimainkan oleh semua kalangan usia. Khusunya bagi kalangan orang tua yang berusia diatas 40 tahun.

“Lantai lapangan padel pun lebih aman karena tidak sekeras lapangan tennis, apalagi sol untuk sepatu khusus padel lebih empuk dan ini lebih aman bagi mereka yang sudah berusia diatas 40 tahun karena biasanya suka bermasalah di persendian,” Hartono menjelaskan.

Dengan berbagai alasan tersebut, Hartono yang kini menginjak usia 53 tahun pun lebih memilih beralih ke olahraga padel. Sebelumnya, dirinya menggeluti olahraga tennis dan sempat mengikuti turnamen master berpasangan dengan mantan atlet tennis ganda nasional terbaik, Bonit Wiryawan.

“Kalau usia masih dibawah 40 tahun, kita masih bisa berlari mengejar bola di lapangan tennis. Tapi kalau sudah di usia seperti saya, ya sudah sulit untuk covering lapangan tennis dan padel akhirnya jadi pilihan saya berolahraga,” dia menambahkan.

fokusjabar.id padel padelplush
Hartono Soekwanto (ketiga dari kiri) saat berpasangan dengan Bonit Wiryawan (kedua dari kiri) pada salah satu turnamen tennis master nasional. (FOTO: Istimewa)

Alasan lain dirinya bermain padel, lanjut Hartono, layaknya berolahraga yakni membuat tubuh sehat dan bugar. Tapi dengan resiko cedera yang minim terutama bagi kalangan seusia dirinya.

“Tak hanya keluar keringat saja dan bikin badan lebih bugar, maen padel ini bisa stabilkan gula darah saya. Jadi olahraga ini bagus buat penderita diabetes. Tidak terlalu banyak lari, kardio nya dapet banyak, dan tidak terlalu memaksa jantung kerja lebih keras,” kata pria yang menjuarai kontes ikan koi sedunia dua kali berturut-turut di Jepang.

Meski minim cedera, Hartono tetap mengingatkan para pegiat olahraga padel untuk tetap memerhatikan beberapa hal. Salah satunya pemanasan sebelum melakukan olahraga padel jadi hal yang mutlak dilakukan.

“Terutama dipersendian tangan, siku hingga bahu karena raket yang digunakan lebih berat dibanding raket tennis. Raket untuk pemula di olahraga tennis itu beratnya sekitar 225 sampai 260 gram, sedangkan di olahraga padel itu sekitar 335 sampai 355 gram dan itu hampir sama beratnya dengan raket yang digunakan atlet tennis profesional Novac Jokovic. Jadi kalau tidak hati-hati dan pemanasan lebih dulu sebelum bermain padel, resiko cedera siku atau otot sendi tangan bisa saja terjadi,” Hartono menjelaskan.

fokusjabar.id padel padelplush
Lapangan PadePlush di Jalan ihampelas Kota Bandung menjadi salah satu pilihan lapangan terbaik untuk berolahraga padel. (FOTO: Ageng)

Hal lain yang harus diperhatikan adalah kondisi lapangan yang digunakan. Selain dari sisi ukuran lapangan, karpet lantai yang digunakan pun harus memenuhi standar. 

Karpet lantai lapangan padel, lanjut dia, harus memiliki permukaan yang rata dan datar di setiap bagian. Selain berpengaruh pada pantulan, kondisi lapangan yang rata pun bisa meminimalisir cedera. 

BACA JUGA: Hartono Soekwanto, Duta Koi Indonesia Menyulap Hobi Jadi Cinta untuk Negeri

“Jangan sampai karena sedang booming, pemilik lapangan padel hanya mengejar keuntungan tanpa memikirkan safety dari pemain. Lapangan PadelPlush ini saya lihat cukup baik dan bisa dibilang yang terbaik di Indonesia. Sesuai standar internasional, bahkan atapnya pun cukup tinggi mencapai 15 meter sehingga sirkulasi udaranya sangat baik,” kata Hartono.

Dengan kehadiran lapangan PadelPlush yang akan segera dilaunching ini, Hartono meyakini jika olahraga padel di Kota Bandung, Jabar, bahkan Indonesia akan lebih booming dan berkembang. Tak hanya sebagai sarana rekreasi sehat olahraga, tapi juga diyakini mampu melahirkan pemain atau atlet padel potensial untuk ke jenjang prestasi hingga level internasional.

“Jadi selain olahraga rekreasi keluarga, padel ini sudah diakui sebagai olahraga prestasi dan menjadi anggota KONI. Meski saat ini masih menjadi olahraga trend musiman, tapi saya yakin kedepan akan terjadi seleksi alam. Mana yang memang benar-benar serius menggeluti olahraga ini, mana yang hanya untuk ikut trend saja. Saya sendiri ingin serius, ikut dan menang di kejuaraan-kejuaraan untuk kalangan usia saya atau master seperti halnya di olahraga tennis, semoga saja induk organisasi padel di Indonesia bisa menghadirkan kejuaraan-kejuaraan untuk kami,” Hartono menegaskan.

(ageng)

Lansia di Kota Bandung Senyum Bahagia Saat Dirut Perum Bulog Salurkan Bantuan Beras Langsung ke Rumah

0
Bulog
Direktur Utama Perum Bulog, Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani Saat Menyalurkan Bantuan Beras Kepada Lansia di Kelurahan Cigondewah Kaler, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung Rabu (23/7/2025)

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Lansia di Kampung Karang Mulya, RT 1 RW 8, Kelurahan Cigondewah Kaler, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung tampak senang saat menerima bantuan beras dari Perum Bulog, Rabu (23/7/2025) sore.

Beras tersebut langsung diserahkan secara door to door ke rumah penerima dengan menyusuri gang sempit oleh Direktur Utama Perum Bulog, Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani.

Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan, pihaknya menyerahkan beras bantuan pangan secara door to door tersebut untuk memastikan bahwa bantuan ini tepat sasaran.

“Pertama kami serahkan secara door to dor itu untuk meyakinkan bahwa memang betul si penerima. Kita kan gak tahu ada oknum yang memanfaatkan ini, jadi kami dapat perintah dari pimpinan supaya diyakinkan betul secara random kepada penerima haknya,”kata Ahmad.

Ahmad menyebut, menyalurkan bantuan beras kepada penerima itu sesuai dengan data dari Dinas Sosial di kabupaten/kota yang sudah terinput di Kementerian Sosial, sehingga penyaluran pasti tepat sasaran.

Baca Juga: Pemerintah Daerah Priangan Timur Apresiasi Kinerja Perum Bulog Ciamis dalam Penyaluran Bantuan Pangan

“Beras bantuan pangan dari pemerintah ini untuk masyarakat sesuai dengan penerima hak dari Dinas Sosial yaitu sejumlah 12 juta dari seluruh Indonesia. Sore hari ini kami datang ke kampung Karang Mulya,”ucapnya.

Ahmad memastikan, beras medium bantuan bahan pangan ini berkualitas dengan kondisi putih bersih dan pulen setelah dimasak, sehingga beras tersebut sangat layak untuk di konsumsi masyarakat.

“Alhamdulillah kita sampai sini, Bulog mendistribusikan untuk per orang dapat 10 kilogram untuk satu bulan. Kebetulan ini jatah untuk dua bulan jadi penerima dapat 20 kilogram untuk bulan Juni dan Juli,”ungkapnya.

Siti Fatimah (70) mengaku bahagia dengan adanya bantuan ini karena untuk makan sehari-hari selama ini hanya mengandalkan beras dari anak-anaknya yang berjualan ayam goreng.

Baca Juga: Sebanyak 85.167 Keluarga Kota Bandung Dapat Bantuan Pangan Cadangan Pemerintah

“Iya senang jadi anak saya tidak perlu beli beras lagi untuk makan. Beras ini cukup untuk dua bulan, semoga nanti bisa dapat lagi,” ucap Siti Fatimah.

Penerima bantuan yang lain Nengsih (75) mengaku sangat terbantu dengan adanya bantuan beras tersebut.

“Alhamdulillah merasa terbantu, ini berasnya langsung dimasak karena gak ada beras,”kata Nengsih.

Nengsih bersama dua orang anaknya hanya mampu membeli beras setengah kilogram dalam satu hari. Sehingga dengan adanya bantuan ini, mereka tak perlu membeli beras lagi karena stoknya cukup untuk dua bulan ke depan.

“Di sini ada 3 orang, sehari cukup setengah kilogram beras. Mudah-mudahan cukup, nanti kan dua bulan dapat lagi jadi kita merasa terbantu sekali,”ungkapnya.

(Yusuf Mugni)

Hari Anak Nasional di Tasikmalaya Dirayakan Meriah, Ribuan Siswa Soraki Balekota

0
Ket foto : Penampilan permainan tradisional anak Kaulinan Barudak, pada peringatan HAN Ke-41 di halaman Balekota Tasikmalaya (fokusjabar/Seda)
Ket foto : Penampilan permainan tradisional anak Kaulinan Barudak, pada peringatan HAN Ke-41 di halaman Balekota Tasikmalaya (fokusjabar/Seda)

TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Ribuan siswa dari berbagai sekolah memadati halaman Kantor Balekota Tasikmalaya, Rabu (23/7/2025). Mereka datang untuk merayakan Hari Anak Nasional (HAN) ke-41 Tahun 2025, sebuah momen yang berlangsung penuh kegembiraan dan semangat.

Peringatan HAN kali ini diselenggarakan oleh Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Tasikmalaya bekerja sama dengan Forum Anak Daerah (FAD). Acara berlangsung semarak, menghadirkan berbagai kegiatan yang menyenangkan sekaligus edukatif.

Baca Juga: Kepler Sianturi Kembali Nakhodai Hipki Kota Tasikmalaya

Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi hadir langsung dalam acara ini bersama Sekda Asep Goparullah, Kepala DPKB3A Iming Muhaemin, Ketua TP PKK dr. Elvira Kamarrow Putri, Anggota DPRD Evi Silviani, dan Ketua KPAD Rina Marlina. Kehadiran mereka menambah kemeriahan suasana dan menjadi bukti dukungan nyata terhadap pemenuhan hak-hak anak.

Beragam kegiatan turut meramaikan perayaan, seperti santunan untuk anak panti asuhan, kampanye Stop Kekerasan Anak dan Perempuan, lomba menulis surat untuk Wali Kota, lomba public speaking, hingga trauma healing dan pertunjukan kaulinan baruda warisan budaya permainan tradisional anak.

“Peringatan ini bukan sekadar seremoni, tapi momentum refleksi dan aksi nyata untuk memenuhi hak anak. Kita ingin anak-anak tumbuh menjadi generasi unggul demi mewujudkan Indonesia Emas 2045,” tegas Wali Kota Viman.

Komitmen Memberi Ruang Berekspresi Untuk Anak

Ia menekankan pentingnya komitmen semua pihak dalam memberikan perlindungan, pendidikan, layanan kesehatan, dan ruang berekspresi bagi anak-anak. Viman juga menyoroti bahwa Pemerintah Kota Tasikmalaya tengah fokus membangun infrastruktur pendidikan dan mendorong program strategis seperti:

  • Gerakan Peduli Stunting (GPS)
  • Tasik Pintar
  • Si Ohan Hafizh, untuk mencetak generasi Qur’ani.

“Anak-anak adalah aset masa depan bangsa. Mereka harus kita rawat, kita bimbing, dan kita fasilitasi agar tumbuh menjadi pribadi yang sehat, cerdas, dan berakhlak mulia,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua KPAD Kota Tasikmalaya Rina Marlina mengingatkan bahwa meski HAN dirayakan meriah, ada tantangan besar yang dihadapi anak-anak saat ini.

“Kekerasan fisik, psikis, penelantaran, bullying, kekerasan seksual hingga konflik pengasuhan masih menghantui anak-anak kita,” jelas Rina.

Berdasarkan data KPAD, selama periode 2022 hingga 2025, tercatat 250 kasus kekerasan terhadap anak yang ditangani di Kota Tasikmalaya. Rina mengajak seluruh pihak untuk introspeksi dan lebih serius dalam memperhatikan hak serta keselamatan anak-anak.

“Di Hari Anak Nasional ini, mari kita jadikan momentum untuk memperkuat kasih sayang, perlindungan, dan rasa aman bagi setiap anak di mana pun mereka berada,” pungkasnya.

(Seda)

Pemkab Garut Perkuat Penerapan SMKK

0
smkk garut fokusjabar.id
Pemkab Garut perkuat penerapan SMKK

‎GARUT,FOKUSJabar.id: Sekda Garut Jawa Barat (Jabar), Nurdin Yana hadir dan memberikan arahan dalam kegiatan sosialisasi tindak lanjut penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK), Rabu (23/7/2025).

Acara tersebut digelar di Ruang Rapat Rachman Mall Pelayanan Publik (MPP) Kabupaten Garut, Jalan Pembangunan, Kecamatan Tarogong Kidul.

BACA JUGA:‎

Ketua MPR dan Menag Jadi Saksi Pernikahan Wabup Garut

Nurdin Yana mengatakan, SMKK sangat penting. Menurutnya, Pemkab Garut sudah memiliki program jaminan ketenagakerjaan dan mendapat dukungan dari BPJS Ketenagakerjaan. Nilainya Rp42 juta.

‎”Mereka bekerja di sektor-sektor yang keselamatan kerjanya perlu diperhatikan,” ungkap Sekda Garut.

Sekda menegaskan, dengan adanya jaminan dari BPJS Ketenagakerjaan, para pekerja konstruksi akan terlindungi jika terjadi hal yang tidak diinginkan.

smkk garut fokusjabar.id
Sekda Garut, Nurdin Yana

‎”Ini menjadi perhatian penting kita. Khususnya bagi rekan-rekan yang bekerja di lingkup konstruksi,” katanya.

BACA JUGA:

Soal Pendidikan, Bupati Garut Bilang Begini ke Wamendikdasmen

Kepala Bidang (Kabid) Jasa Konstruksi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Garut, Gatot Subagio menambahkan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Surat Edaran Bupati Garut Nomor 600.2.10.2/PUPR tanggal 19 November 2024 tentang penerapan SMKK dalam penyelenggaraan jasa konstruksi.

Selain itu, surat BPKAD Nomor 600.2.10/171.1/BPKAD tanggal 27 Maret 2025 tentang pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja.

‎Gatot menyebut, tingkat kepatuhan terhadap kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan hingga semester I Tahun Anggaran 2025 masih rendah.

‎”Dari seluruh pekerja konstruksi yang telah dikontrak, belum mencapai 10 persen terlindungi dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan,” ungkapnya.

‎Kondisi tersebut menjadi perhatian serius karena menyangkut keselamatan kerja, perlindungan tenaga konstruksi serta integritas penyelenggaraan proyek pemerintah.

BACA JUGA:

Audensi DPD IWOI Garut-Diskominfo Berujung Ricuh

‎Berikut tujuan utama kegiatan sosialisasi tindak lanjut penerapan SMKK:

‎Meningkatkan pemahaman dan komitmen seluruh perangkat daerah dalam penerapan SMKK, mendorong pelaksanaan kewajiban keikutsertaan BPJS Ketenagakerjaan dalam setiap kegiatan konstruksi yang dibiayai oleh APBD Kabupaten Garut.

Selain itu, memperkenalkan mekanisme penjaminan proyek konstruksi melalui PT. Perindo dan Persero.

(Bambang Fouristian)