spot_img
Senin 11 Agustus 2025
spot_img
Beranda blog Halaman 39

Bupati Ciamis Resmikan Peternakan Ayam Petelur Modern, Dorong Inovasi dan Ekonomi Lokal

0
Ketpot: Bupati Ciamis Herdiat Sunarya saat meresmikan Naratas Farm
Ketpot: Bupati Ciamis Herdiat Sunarya saat meresmikan Naratas Farm

CIAMIS,FOKUSJabar.id: Dalam upaya mendorong kemajuan sektor peternakan sekaligus memperkuat ekonomi masyarakat, Bupati Ciamis Herdiat Sunarya meresmikan Naratas Layer Farm, sebuah peternakan ayam petelur modern milik PT Naratas yang berlokasi di Kelurahan Linggasari, Kabupaten Ciamis, Rabu (23/7/2025).

Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti sebagai simbol dimulainya operasional peternakan berbasis teknologi tersebut.

Baca Juga: Tergiur Rayuan Nikah, Gadis 16 Tahun di Ciamis Jadi Korban Pencabulan, Pelaku Dibekuk Polisi

“Perusahaan ini hadir dengan inovasi melalui penerapan teknologi terkini dalam sistem peternakan modern,” ujar Herdiat dalam sambutannya.

Naratas Layer Farm bergerak di bidang peternakan ayam petelur dan fokus untuk memproduksi telur secara komersial dalam skala besar. Mengadopsi sistem berbasis teknologi, peternakan ini mampu meningkatkan efisiensi serta produktivitas untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.

Herdiat menyampaikan apresiasinya terhadap inovasi dari PT Naratas, terutama dalam menjawab tantangan zaman di sektor peternakan.

“Penerapan teknologi dalam industri peternakan merupakan langkah penting yang akan mempercepat kemajuan sekaligus meningkatkan daya saing perusahaan,” ungkapnya.

Ia menambahkan, meski biaya awal penerapan teknologi cukup tinggi, namun manfaat jangka panjangnya sangat signifikan, baik dari sisi produksi maupun kesejahteraan pelaku usaha dan masyarakat.

Ciamis Semakin Kokoh Sebagai Sentra Peternakan

Menurut Herdiat, kehadiran Naratas Layer Farm turut memperkuat posisi Kabupaten Ciamis sebagai salah satu sentra peternakan ayam terkemuka di Indonesia.

“Saat ini Ciamis merupakan penyuplai ayam terbesar kedua secara nasional. Ke depan, saya berharap tidak hanya menjadi penyuplai ayam utuh, tetapi juga mampu menghasilkan berbagai produk olahan seperti sosis, nugget, dan produk turunannya,” jelasnya.

Dengan adanya investasi di sektor peternakan modern ini, pemerintah daerah berharap akan tercipta lapangan kerja baru, transfer pengetahuan teknologi kepada masyarakat, serta peningkatan pendapatan peternak lokal.

(Husen Maharaja)

Pemkot Bandung Luncurkan Gerakan “7 Kebiasaan Anak Hebat” untuk Bangun Karakter Sejak Dini

0
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan di SMPN 4 Bandung Jalan Samoja Rabu (23/7/2025). -Ist-
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan di SMPN 4 Bandung Jalan Samoja Rabu (23/7/2025). -Ist-

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2025, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung secara resmi meluncurkan gerakan “7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat”. Kegiatan ini digelar di SMPN 4 Bandung, Jalan Samoja, Rabu (23/7/2025), dan menjadi bagian dari upaya membangun karakter anak-anak sejak usia dini.

Gerakan ini mengajak seluruh anak untuk menerapkan tujuh kebiasaan positif dalam kehidupan sehari-hari, yakni:

  1. Bangun pagi
  2. Beribadah
  3. Berolahraga
  4. Makan sehat dan bergizi
  5. Gemar belajar
  6. Hidup bermasyarakat
  7. Tidur lebih awal

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan bahwa pembentukan karakter merupakan investasi jangka panjang yang harus dilakukan secara konsisten dan melibatkan banyak pihak.

“Hari ini kita menyatukan tekad untuk membentuk 7 kebiasaan anak Indonesia hebat. Ini adalah langkah awal agar anak-anak tumbuh sehat, kuat, bahagia, dan dikelilingi oleh cinta serta perlindungan,” ujar Farhan.

Farhan menekankan, tanggung jawab pembentukan karakter anak tidak hanya berada di pundak institusi pendidikan, tetapi juga memerlukan peran aktif dari keluarga, masyarakat, dan pemerintah dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang kondusif.

Baca Juga: Pemkot Bandung Tawarkan Proyek Revitalisasi PJU Senilai Rp426,8 Miliar Lewat Skema KPBU

Keteladanan Jadi Kunci

Ketua DPRD Kota Bandung, Asep Mulyadi, yang turut hadir dalam peluncuran gerakan ini, menambahkan bahwa anak-anak membutuhkan keteladanan dari para orang dewasa untuk menanamkan nilai-nilai positif dalam kehidupan mereka.

“Anak-anak harus terbiasa hidup sehat dan disiplin. Otak yang cerdas lahir dari tubuh yang kuat dan jiwa yang sehat. Maka dari itu, asupan fisik dan keteladanan dari guru, orang tua, hingga para pemimpin sangat penting,” tegas Asep.

Ia juga menekankan, karakter yang kuat terbentuk dari mengerjakan rutinitas kecil secara konsisten sejak dini.

“Karakter bangsa tidak bisa terbentuk dalam semalam. Maka, kebiasaan anak hebat harus kita mulai dari sekarang, dari hal-hal kecil namun bermakna,” ujarnya.

Komitmen Pemkot pada Pendidikan dan Perlindungan Anak

Pemkot Bandung berkomitmen untuk terus memberikan perhatian serius pada dunia pendidikan dan perlindungan anak. Peluncuran gerakan ini menjadi bagian dari upaya kolektif membangun lingkungan yang ramah anak, sekaligus mendukung tumbuh kembang mereka secara menyeluruh baik secara fisik, mental, maupun sosial.

Kegiatan ini juga harapannya menjadi gerakan masif yang melibatkan sekolah, keluarga, dan komunitas sebagai pilar utama dalam membangun generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter.

(Yusuf Mugni)

Tergiur Rayuan Nikah, Gadis 16 Tahun di Ciamis Jadi Korban Pencabulan, Pelaku Dibekuk Polisi

0
Ketpot: Pelaku pencabulan saat diekpos di Mapolres Ciamis
Ketpot: Pelaku pencabulan saat diekpos di Mapolres Ciamis

CIAMIS,FOKUSJabar.id: Jajaran Polres Ciamis Polda Jawa Barat berhasil mengungkap dan mengamankan seorang pemuda berinisial YNR (22), warga Kecamatan Lumbung, atas dugaan tindak pidana pencabulan terhadap seorang anak di bawah umur berinisial Naf (16). Pengungkapan kasus ini berawal dari laporan orangtua korban kepada pihak kepolisian.

Kapolres Ciamis, AKBP Hidayatullah, menjelaskan pelaku melancarkan aksinya dengan merayu korban akan menikahinya jika korban bersedia berhubungan badan.

Baca Juga: Kapolres Ciamis Beri Hadiah Umrah untuk Tiga Guru TK Sebagai Apresiasi atas Dedikasi

“Saat pertama kali akan menyetubuhi, pelaku berjanji akan menikahi anak korban,” ungkap AKBP Hidayatullah, Rabu (23/7/2025).

Menurut keterangan Kapolres, setelah berhasil merayu korban, perbuatan tidak senonoh tersebut dilakukan YNR berulang kali.

“Pertama kali perbuatan tidak senonoh itu dilakukan di rumah pelaku,” tambahnya.

Mirisnya, tidak hanya di rumah pelaku, perbuatan cabul tersebut juga dilakukan di lokasi lain, termasuk di sebuah lapangan sepak bola. Pelaku bahkan merekam aksi bejatnya tersebut. Korban, yang terbuai bujuk rayu YNR, akhirnya menjadi korban pencabulan berulang kali.

Atas perbuatannya, YNR terancam hukuman pidana paling lama 15 tahun penjara dan denda maksimal Rp 5 miliar. Hukuman ini sesuai dengan Pasal 81 ayat (2) dan Pasal 82 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 mengenai Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

“Pelaku saat ini sudah dalam tahanan Polres Ciamis untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya,” tegas AKBP Hidayatullah.

(Husen Maharaja)

Pemkot Bandung Tawarkan Proyek Revitalisasi PJU Senilai Rp426,8 M Lewat Skema KPBU

0
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tengah menawarkan proyek investasi pembangunan dan revitalisasi Penerangan Jalan Umum (PJU) kepada badan usaha melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan pendekatan unsolicited -Ist-
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tengah menawarkan proyek investasi pembangunan dan revitalisasi Penerangan Jalan Umum (PJU) kepada badan usaha melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan pendekatan unsolicited -Ist-

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung membuka peluang investasi senilai Rp426,8 miliar untuk proyek pembangunan dan revitalisasi Penerangan Jalan Umum (PJU) melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan pendekatan unsolicited (inisiatif dari badan usaha).

Proyek ini mencakup pembangunan lebih dari 21.000 titik PJU baru, serta pengelolaan, pemeliharaan, dan pemantauan sekitar 60.000 titik lampu jalan di seluruh wilayah Kota Bandung melalui sistem manage service berbasis teknologi.

Baca Juga: Bandung Kota Termacet 2024, Pemkot Siapkan Teknologi Canggih Atasi Kemacetan

Proyek PJU tersebut menjadi salah satu dari 10 inisiatif investasi terbaik yang diumumkan dalam ajang West Java Investment Challenge (WJIC) 2025. Pada Selasa (23/7/2025), sejumlah calon investor melakukan kunjungan lapangan langsung ke Balai Kota Bandung.

“Kami bersama Bank Indonesia dan Dinas Penanaman Modal Jawa Barat menindaklanjuti sejumlah proposal investasi. Salah satunya yang sangat menarik perhatian adalah proyek manage service PJU,” ujar Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan.

Farhan menyebut, saat ini anggaran tahunan Pemkot untuk biaya listrik mencapai Rp88 miliar, belum termasuk biaya jasa pelayanan yang bisa mencapai Rp100–200 miliar. Jika dilakukan dengan pengadaan biasa, biaya bisa menembus Rp400 miliar. Karena itu, pendekatan KPBU dinilai lebih efisien dan berkelanjutan.

“Dengan skema KPBU, seluruh titik PJU akan diseragamkan menggunakan teknologi hemat energi. Pembayarannya pun berbasis titik layanan, sehingga lebih transparan dan terukur,” jelas Farhan.

Bandung Caang Utama, Proyek Strategis Ramah Lingkungan

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Perhubungan Kota Bandung, Panji Kharismadi, menyampaikan bahwa proyek ini merupakan bagian dari program strategis ‘Bandung Caang Utama’, yang bertujuan mewujudkan kota yang terang, aman, dan ramah lingkungan.

“Masih banyak ruas jalan yang belum memiliki penerangan layak. Proyek ini menjawab kebutuhan itu, sekaligus membuka peluang investasi yang menjanjikan bagi mitra swasta,” ungkap Panji.

Kota Bandung sendiri memiliki total panjang jalan sekitar 1.295,6 km. Terdiri dari 3.185 ruas jalan kota, tambah ruas jalan nasional dan provinsi yang juga membutuhkan penerangan. Untuk menjangkau area yang belum terlayani, diperlukan setidaknya 21.067 unit PJU baru.

Nilai total investasi proyek ini dalam perkiraan mencapai Rp426,8 miliar. Mencakup pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaan selama kurun waktu 10 hingga 20 tahun.

Dishub juga telah memetakan potensi pendapatan reklame dari 13 ruas jalan strategis, dengan proyeksi mencapai Rp10 miliar per tahun. Ditambah dengan sisa lebih Pembiayaan Berbasis Pajak. Kemduaian Retribusi (PBJT) yang melebihi Rp200 miliar per tahun, proyek ini dinilai sangat layak secara fiskal.

Disambut Positif Sebagai Solusi Inovatif

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Barat, Dedi Taufik, menyambut baik proyek tersebut sebagai bentuk inovasi pembiayaan infrastruktur di tengah keterbatasan anggaran pemerintah daerah.

“Bandung itu penting sebagai ibu kota provinsi. PJU bukan sekadar soal penerangan, tapi juga soal keselamatan. Ini bisa jadi model investasi layanan publik di tingkat daerah,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Muslimin Anwar, yang memberikan apresiasi atas keberhasilan proyek PJU Bandung masuk dalam 10 besar proyek investasi terbaik WJIC 2025.

“Semoga bisa terus melaju hingga masuk 5 besar. Kemudian dipromosikan dalam West Java Investment Summit pada 18 September mendatang,” ucap Muslimin.

Sebagai tindak lanjut, kesepuluh proyek terbaik dari WJIC akan dipromosikan secara intensif kepada duta besar dan mitra strategis internasional dalam dua pekan ke depan.

(Yusuf Mugni)

Bandung Kota Termacet 2024, Pemkot Siapkan Teknologi Canggih Atasi Kemacetan

0
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan

BANDUNG,FOKUSjabar.id: Berdasarkan survei TomTom Traffic Index 2024, Kota Bandung dinobatkan sebagai kota paling macet di Indonesia, mengungguli kota-kota besar lain seperti Medan, Palembang, Surabaya, dan Jakarta.

Menanggapi kondisi ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tengah menyiapkan sejumlah strategi berbasis teknologi untuk mengurai kemacetan, terutama yang kerap terjadi di titik-titik persimpangan.

Baca Juga: Polres Cimahi Tangkap 23 Pengedar Narkoba, Termasuk Residivis dan Ibu Rumah Tangga

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengungkapkan bahwa salah satu solusi yang sedang dikembangkan adalah penerapan Area Traffic Control System (ATCS) sistem pengatur lalu lintas yang dapat menyesuaikan durasi lampu merah dan hijau secara real time berdasarkan volume kendaraan.

“Saya sudah bertemu dengan Dinas Perhubungan. Saya minta agar ATCS segera dioptimalkan. Mereka baru akan melaporkan progresnya pada hari Kamis,” ujar Farhan, Rabu (23/7/2025).

Farhan menegaskan bahwa perangkat ATCS di Kota Bandung sejatinya sudah tersedia dan cukup canggih. Namun, sistem tersebut belum bisa berfungsi otomatis karena masih terkendala ketersediaan data pergerakan kendaraan yang memadai.

“Alatnya sih sudah siap. Tapi ATCS akan bekerja optimal kalau punya data akurat. Selama ini belum bisa otomatis karena data pendukungnya belum ada,” jelasnya.

Untuk mengatasi hal itu, pihak Pemkot tengah menjajaki kerja sama dengan penyedia layanan big data, terutama perusahaan yang memiliki data pergerakan kendaraan berbasis GPS.

“Kami butuh data real time, misalnya untuk menyesuaikan durasi lampu merah dan hijau berdasarkan hari, waktu, dan tingkat kepadatan. Tanpa data itu, sistem masih harus dioperasikan secara manual,” kata Farhan.

Penyesuaian Jam Sekolah Masih Dievaluasi

Selain memanfaatkan teknologi, Pemkot Bandung juga tengah melakukan pengaturan ulang jam masuk sekolah, sebagai bagian dari upaya mengurangi kemacetan pada pagi hari.

Farhan mengakui, penerapan kebijakan tersebut baru berlangsung selama satu minggu, sehingga belum bisa dievaluasi secara menyeluruh.

“Dari pantauan di beberapa titik seperti Jalan Riau, Sumatera, Belitung, dan Kalimantan, kemacetan mulai berkurang. Tapi di daerah seperti Cibiru, saya lihat masih macet saat jam pulang sekolah. Ternyata bukan cuma jam masuk yang penting, tapi juga jam bubar sekolah,” jelasnya.

Untuk itu, evaluasi komprehensif terhadap efektivitas pengaturan jam sekolah baru akan dilakukan setelah berjalan minimal tiga bulan.

“Perubahan perilaku butuh waktu. Sekarang masih tahap pengamatan awal, belum bisa disimpulkan hasilnya,” tutup Farhan.

(Yusuf Mugni)

Banjar Kota ‘Ripuh’, Bukan Berdaya, Realita di Balik Slogan Pemerintah

0
Caption: Aktivis sekaligus Pemerhati Sosial dan Pemerintahan Irwan Herwanto
Caption: Aktivis sekaligus Pemerhati Sosial dan Pemerintahan Irwan Herwanto

BANJAR,FOKUSJabar.id: Aktivis sosial dan pemerhati pemerintahan, Irwan Herwanto, menyoroti kondisi Kota Banjar yang menurutnya masih jauh dari harapan, meski telah lebih dari 150 hari Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih resmi menjabat sejak pelantikan pada 20 Februari 2025.

Pernyataan Irwan muncul sebagai tanggapan atas istilah “Banjar Ripuh” yang dilontarkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi beberapa waktu lalu. Menurutnya, istilah itu lebih menggambarkan realita saat ini dibandingkan slogan resmi “Banjar Berdaya”.

“Slogan Banjar Berdaya belum terasa nyata di masyarakat. Justru Banjar Ripuh lebih sering menjadi perbincangan karena mencerminkan kondisi faktual di lapangan,” ungkap Irwan, Rabu (23/7/2025).

Baca Juga: Dua Atlet Nasional Hengkang dari Banjar, KONI Ultimatum Pemkot

Ia menilai, program-program pemerintah cenderung bersifat seremonial dan belum menyentuh akar persoalan masyarakat secara langsung. Irwan bahkan menyebut slogan “Berdaya” hanya rebranding dari program lama yang dibalut nama dan narasi baru.

Sebagai kota kecil di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah, Banjar memiliki posisi strategis sebagai kota transit dan pintu gerbang. Namun, menurut Irwan, potensi tersebut belum termanfaatkan maksimal.

“Banjar pernah dikenal sebagai kota yang tak pernah tidur. Kini geliat itu seakan sirna. Aktivitas ekonomi melambat, pusat kota tidak seramai dulu, dan banyak pemuda terpaksa merantau karena minimnya peluang kerja,” ujarnya.

Tantangan Ekonomi dan Sosial

Irwan menyoroti masih tingginya tingkat kemiskinan di Kota Banjar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per April 2025, jumlah penduduk miskin di Banjar mencapai 5,35% atau sekitar 11.200 jiwa dari total 209.100 jiwa. Meski di bawah rata-rata Jawa Barat yang 7,08%, angka itu tetap menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah kota.

Dari sisi pertumbuhan ekonomi, Banjar juga tertinggal. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita hanya mencapai Rp26,4 juta, hampir separuh dari rata-rata PDRB Jawa Barat yang mencapai Rp52,65 juta.

“Ini mencerminkan rendahnya daya saing ekonomi dan lemahnya investasi lokal,” kata Irwan.

Sektor ketenagakerjaan pun masih didominasi oleh sektor informal dan pertanian tradisional. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) per April 2025 tercatat 5,44%. Kurangnya lapangan kerja membuat banyak anak muda memilih keluar daerah, bahkan ke luar negeri.

Ketimpangan Infrastruktur dan Kualitas Hidup

Tak hanya ekonomi, Irwan juga menyoroti minimnya pemerataan layanan sosial. Rasio fasilitas kesehatan dan tenaga medis masih belum ideal. Beberapa Puskesmas kekurangan dokter dan perawat. Sementara dari sisi pendidikan, rata-rata lama sekolah warga Banjar hanya 7,8 tahun, setara jenjang SMP.

“Ironis jika berbicara soal ‘Berdaya’, tapi rakyat masih kesulitan akses layanan dasar,” cetusnya.

Pemberdayaan Harus Nyata, Bukan Sekadar Poster

Irwan menegaskan bahwa pemberdayaan sejati seharusnya membawa kemandirian. Ia menyayangkan program-program seperti penguatan UMKM, wisata lokal, hingga pemberdayaan desa, masih minim realisasi di lapangan. Birokrasi yang rumit, evaluasi yang lemah, dan praktik KKN yang masih terjadi menjadi penghambat utama.

Lebih memprihatinkan lagi, kata Irwan, Kota Banjar belum mampu berdiri secara fiskal. Lebih dari 70% APBD masih bersumber dari dana transfer pusat seperti DAU dan DAK. Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya menyumbang sekitar 11%, dan pada pertengahan 2025, capaian PAD baru mencapai 14,5%. Tahun sebelumnya, Banjar bahkan mengalami defisit anggaran cukup besar.

“Jika terus begini, ‘Banjar Berdaya’ hanya akan jadi slogan kosong. Warganya tetap terjebak dalam kerentanan ekonomi dan sosial,” tegasnya.

Irwan mengajak semua elemen, mulai dari pemerintah, DPRD, akademisi, aparat hukum hingga masyarakat, untuk bersatu menghadirkan perubahan nyata.

“Banjar Berdaya, Bangun Masagi, seharusnya menjadi gerakan kolektif. Bukan hanya jargon politik, tapi solusi konkret yang memandirikan rakyat,” pungkasnya.

(Agus)

Anies Baswedan: Meritokrasi Wujudkan Pemerintahan Transparan dan Berintegritas

0

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies R Baswedan menegaskan pentingnya mengembalikan sistem Meritokrasi dalam tata kelola pemerintahan. Termasuk memperkuat transparansi untuk memberantas praktik korupsi.

Demikian mengemuka dalam pidato Anies saat diundang DPW Gerakan Rakyat Jabar di Kota Bandung, Rabu (23/7/2025).

“Seringkali hari ini, kompetensi dikalahkan oleh koneksi. Ini membuat kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara menurun,” kata Anies.

Anies Baswedan
Anies Baswedan Tegaskan Meritokrasi Wujudkan Transparansi dan Integritas (LIN)

Dia menyoroti kondisi di mana jabatan strategis lebih banyak ditentukan oleh kedekatan personal, bukan kapasitas dan integritas.

Menurut Anies, meritokrasi adalah fondasi penting dalam membangun bangsa. Memberikan tempat kepada individu yang kompeten akan menghasilkan tata kelola pemerintahan yang efektif dan profesional. Dia menyebut bahwa kombinasi antara kompetensi dan integritas adalah kunci menuju kemajuan.

BACA JUGA: Kabupaten Garut Raih 3 Penghargaan Meritokrasi KASN

“Kita harus serius dalam investasi sumber daya manusia. Tidak mungkin bangsa ini maju jika sektor kesehatan dan pendidikan tidak dikelola dengan benar,”kata dia.

Mantan menteri pendidikan ini menyampaikan bahwa pengelolaan negara yang baik harus dimulai dari transparansi. Dari penentuan pejabat hingga alur pemasukan dan pengeluaran anggaran negara, semua harus terbuka.

BACA JUGA:

“Pagi Ceria” Warnai Hari Anak Nasional di Pangandaran, Anak Hebat untuk Indonesia Kuat

Transparansi, kata dia, bukan hanya mencegah penyimpangan, tetapi juga menjadi alat koreksi ketika terjadi penyelewengan.

“Dengan sistem yang transparan, kita bisa mencegah perbuatan tercela yang sering disembunyikan. Jangan biarkan ada yang hidup dari ketidaktransparanan,”kata dia.

Dia menyebutkan empat langkah penting dalam perubahan tata kelola pemerintahan, yakni Apa yang harus dibuat;Apa yang perlu dikoreksi;Apa yang harus dihentikan; dan Apa yang harus dikerjakan ke depan.

Pemimpin Rendah Hati

Dalam kesempatan tersebut, Anies juga menekankan pentingnya kerendahan hati dalam kepemimpinan. Menurut dia, pemimpin yang rendah hati akan lebih banyak mendengar dan bertanya, sehingga keputusan yang diambil lebih bijak dan mencerminkan kebutuhan rakyat.

“Rendah hati itu penting. Kadang kita terlalu sibuk berdebat, padahal yang kita butuhkan adalah mendengarkan. Ujungnya, ini soal menjaga kerukunan,” kata Anies.

BACA JUGA:

Pemkab Garut Perkuat Penerapan SMKK

Anies pun menyoroti pentingnya menjaga persatuan dalam keberagaman, sesuatu yang menurutnya menjadi kekuatan utama bangsa Indonesia.

“Keberagaman itu biasa. Tapi Indonesia istimewa karena mampu merawat persatuan di tengah perbedaan,”kata dia.

Dalam forum tersebut, Gerakan Rakyat Jawa Barat menyatakan komitmennya untuk menjadi bagian dari perjuangan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih baik. Mereka akan menyebarkan nilai-nilai perubahan dan prinsip-prinsip kebaikan ke seluruh pelosok Jawa Barat.

“Perjuangan ini perlu usaha bersama. Kota ini pernah mencatat sejarah perjuangan, dan hari ini kita lanjutkan untuk menorehkan sejarah baru dengan niat baik, dikerjakan oleh orang baik, dan dengan cara yang baik,”kata Anies.

(LIN)