TASIKMALAYA,FOKUSjabar.id: Memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-65 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang jatuh pada 17 April, PMII Cabang Kota Tasikmalaya menggelar acara Halal Bihalal dan potong tumpeng di Restoran Sunny, Jalan Letnan Mashudi, Cibeureum, Kota Tasikmalaya, Kamis malam (17/4/2025).
Acara penuh khidmat tersebut turut dihadiri sejumlah tokoh penting Kota Tasikmalaya, di antaranya Wali Kota Viman Alfarizi Ramadhan, Ketua DPRD Kota Tasikmalaya Aslim, Kapolres AKBP Moh Faruk Rozi, Ketua IKA PMII Endang Rusyanto, Kepala Kejaksaan Negeri Tasikmalaya, serta jajaran pejabat pemerintahan lainnya.
Baca Juga: Politik Uang Di Masa Tenang, Bawaslu Kabupaten Tasikmalaya Perketat Pengawasan
Selain Halal Bihalal, rangkaian acara juga diramaikan dengan ajang PMII Award. Di mana sejumlah tokoh, termasuk Wali Kota Viman Alfarizi, menerima penghargaan atas kontribusi mereka terhadap pembangunan dan kerja sama dengan organisasi kemahasiswaan tersebut.
Dalam sambutannya, Viman menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepada PMII. Kemudian mengapresiasi peran organisasi tersebut dalam menyampaikan kritik serta memberikan solusi konstruktif demi kemajuan daerah.
“Selamat Harlah ke-65 untuk PMII. Tetap eksis dan konsisten menjadi mitra kritis sekaligus strategis pemerintah. Kritik dan saran dari PMII menjadi bagian penting untuk mendorong Kota Tasikmalaya lebih baik ke depan,” ujar Viman.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, termasuk PMI. Tujuannya untuk mewujudkan visi menjadikan Kota Tasikmalaya sebagai pusat industri, jasa, perdagangan yang religius, inovatif, maju, dan berkelanjutan.
“Saya sangat terbuka dengan kritik. Selama disampaikan secara santun dan membangun, kritik justru menjadi pemicu untuk terus melakukan perbaikan,” tambahnya.
Idealisme Gerakan PMII
Sementara itu, Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) PMII Kota Tasikmalaya, Endang Rusyanto, menyambut baik ajakan sinergi dari Wali Kota. Ia menegaskan bahwa kolaborasi dengan pemerintah tidak akan menghapus idealisme gerakan PMII.
“Kolaborasi bukan berarti membungkam daya kritis kami. Justru kami akan terus menyampaikan kritik dengan cara yang elegan. Demi solusi dan perbaikan nyata, bukan sekadar narasi kosong,” kata Endang.
Endang juga menyampaikan bahwa PMII kini telah berkembang menjadi kekuatan besar dalam gerakan kritis-transformatif. Ia menilai, sudah saatnya PMII turut masuk ke ruang-ruang pengambilan keputusan untuk membawa perubahan yang nyata bagi masyarakat.
(Seda)