DEPOK,FOKUSJabar.id: Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi (KDM) menegaskan, nilai-nilai adab dalam budaya Sunda merupakan dasar penting bagi pembangunan bangsa Indonesia.
Hal itu disampaikan Gubernur Jabar saat memberikan keynote speech dalam Dialog Peradaban untuk Toleransi dan Perdamaian di Makara Art Center, Universitas Indonesia, Depok, Selasa (21/10/2025).
BACA JUGA:
Soal TKD, Gubernur Jabar Bakal Atur Waktu Kerja Pegawai
Acara tersebut digelar dalam rangka peringatan 15 tahun penerbitan buku “Dialog Peradaban untuk Toleransi dan Perdamaian” antara KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Daisaku Ikeda (Presiden Soka Gakkai Internasional).
Menurut KDM, dalam budaya Sunda terdapat empat adab. Yakni, adab kepada Tuhan, alam, orangtua dan sesama manusia.
Keempat nilai adab tersebut telah menjadi panduan hidup masyarakat Sunda dalam membangun harmoni sosial.
BACA JUGA:
Gubernur Jabar: Pengurus Koperasi harus Jujur dan Berintegritas
KDM mencontohkan bagaimana masyarakat Sunda telah terbiasa menghormati keberagaman budaya.
“Saat saya kecil, setiap bulan Januari selalu turun hujan ngebul. Orang-orang menyebutnya ‘ieu keur tahun baru China, ceunah’. Artinya, simbol-simbol kebudayaan itu sudah menjadi bagian dari kehidupan bersama, bukan sumber perpecahan,” katanya.
Dedi Mulyadi menilai, berbagai bentuk konflik sosial yang terjadi selama ini bukan disebabkan oleh perbedaan agama atau budaya. Melainkan karena kepentingan politik yang menunggangi simbol-simbol keagamaan dan identitas kelompok.
BACA JUGA:
Gubernur Jabar: 2026 Akses Listrik untuk Warga Merata
“Dalam sejarah bangsa Indonesia, seluruh daerah telah memahami pluralisme sejak lahir. Hal yang merusak justru ekspansi kekuasaan dan hegemoni ekonomi,” ungkapnya.
Gubernur mengajak masyarakat untuk kembali meneguhkan nilai-nilai adab sebagai pedoman hidup.
“Harapan saya, orang tidak lagi menggunakan sisi-sisi sensitif untuk kepentingan politik jangka pendek. Karena itu merusak peradaban jangka panjang,” tegasnya.
(Bambang Fouristian)