PANGANDARAN,FOKUSJabar.id: Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran, Asep Noordin menegaskan, harus ada penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) tentang pelayanan di RSUD Pandega.
Haltersebut menyusul terjadinya kasus dugaan lambannya pelayanan yang mengakibatkan pasien Isra (44) meninggal dunia.
BACA JUGA:
Komisi lV DPRD Pangandaran Segera Panggil Dirut RSUD Pandega
Asep menegaskan, pelayanan ini mencakup pelayanan pasien yang datang, Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang administrasi serta pelayanan dalam psikologis.
“Petugasnya harus paham tentang psikologis service atau bagaimana menyenangkan orang. Petugasnya nanti harus paham Service Excellence,” kata Ketua DPRD Pangandaran, Senin (13/10/2025).
Asep menambahkan, di dalam Service Excellence ada enam Poin yang harus perhatikan oleh para petugas medis. Yakni, Attitude (Sikap), Ability (Kemampuan), Attention (Perhatian), Action (Tindakan), Accountability (Tanggungjawab) dan Appearance (Penampilan).
“Insya Allah dengan memahami psikologis service dan memahami Service Excellence yang didasari keikhlasan dari hati bisa meminimalisir masalah pelayanan yang terjadi,” ucap Ketua DPRD Pangandaran.
Selain itu, Dia juga menyarankan kepada seluruh dinas yang berkaitan dengan pelayanan untuk memasukkan hal ini menjadi program.
“Kemudian psikiater, motivator dan para ulama masuk di dalamnya. Karena apa? Agar faham betul apa yang harus dilakukan,” pungkas Ketua DPRD Pangandaran.
BACA JUGA:
Curah Hujan Tinggi, Jalan Raya di Cijulang Pangandaran Banjir
Sebelumnya, sebuah video pendek yang menampilkan kekecewaan sejumlah warga terhadap pelayanan RSUD Pandega Pangandaran beredar luas di media sosial.
Dalam video tersebut, warga menuding rumah sakit lalai dalam menangani pasien kecelakaan lalu lintas hingga menyebabkan korban meninggal dunia.
Peristiwa itu terjadi pada Rabu (8/10/2025). Dalam rekaman video, terdengar suara warga yang meminta keadilan kepada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
(Sajidin)
 tentang){kind=link}