spot_img
Rabu 5 Maret 2025
spot_img

Panawangan Siap Jadi Sentra Jagung di Ciamis, Targetkan Produksi 275 Ton

CIAMIS,FOKUSjabar.id: Dalam upaya mendukung program swasembada pangan, meningkatkan kesejahteraan petani, serta mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pemerintah Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, mulai mengembangkan komoditas jagung hibrida. Pada tahun 2025, program ini telah dimulai dengan penanaman jagung di lahan seluas 14 hektar yang tersebar di beberapa desa.

Sebagai bentuk dukungan terhadap program ini, Pemerintah Daerah Ciamis melalui dinas terkait telah menyalurkan bantuan berupa 210 kg bibit jagung hibrida dan 1.400 kg pupuk NPK kepada kelompok tani di Kecamatan Panawangan. Bantuan ini harapannya dapat meningkatkan hasil panen dan mendorong produktivitas petani setempat.

Baca Juga: Mengenal Perbatasan Kabupaten Ciamis Dan Kota Banjar juga Provinsi Jawa Tengah

Tahap pertama program penanaman jagung mulai pada awal Januari 2025 di lahan seluas 14 hektar yang tersebar di Desa Sagalaherang, Jagabaya, Kertayasa, dan Bangunjaya. Target hasil panen untuk tahap awal ini dalam perkiraan mencapai 77 ton.

Target Pengembangan Hingga 180 Hektar

Pemerintah Kecamatan Panawangan bersama Balai Penyuluh Pertanian (BPP) telah menetapkan target pengembangan jagung lebih luas di tahun 2025-2026. Rencananya, akan memperluas lahan pertanian jagung hingga 180 hektar yang tersebar di 18 desa di Kecamatan Panawangan.

“Target kami, setiap desa dapat menanam jagung di lahan minimal 10 hektar. Baik di tanah kas desa maupun lahan milik pribadi. Dengan demikian, total lahan yang ditanami jagung bisa mencapai 180 hektar. Kemudian hasil panennya dalam perkiraan mencapai 275 ton dalam satu kali panen,” ujar Camat Panawangan, Kusdinar.

Tantangan dan Harapan Petani

Meskipun memiliki potensi besar, program ini juga menghadapi sejumlah tantangan. Salah satu kendala utama yang para petani hadapi adalah serangan hama, terutama hama monyet yang sulit terkendali.

“Kami sering menerima keluhan dari para petani terkait gangguan hama monyet. Oleh karena itu, kami berharap ada kerja sama dengan pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Untuk mengatasi permasalahan ini,” tambah Kusdinar.

Selain itu, para petani juga berharap adanya bantuan alat mesin pertanian untuk mengolah lahan. Agar proses budidaya lebih efisien dan produktif.

“Jika semua pihak mendukung, kami optimis Kecamatan Panawangan bisa menjadi sentra produksi jagung di Ciamis mulai tahun 2025-2026. Jika program ini berhasil, petani akan lebih sejahtera, dan PAD daerah juga akan meningkat,” pungkasnya optimis.

Dengan komitmen pemerintah dan dukungan penuh dari berbagai pihak, harapan Panawangan sebagai lumbung jagung di Ciamis tampaknya bukan sekadar impian. Namun target yang bisa tercapai dalam waktu dekat.

(Husen Maharaja/Irfansyahriza)

spot_img

Berita Terbaru

spot_img
spot_img