TASIKMALAYA,FOKUSJabar.id: Sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi bersama masyarakat dan Ormas menggelar diskusi di halaman Gedung Creative Center (GCC) Komplek Olahraga Dadaha Kota Tasikmalaya, Minggu (17/9/2023) malam.
Mereka serius membahas berbagai persoalan yang terjadi di Kota Tasikmalaya akhir – akhir ini.
Salah satunya membahas persoalan batalnya konser musik Break Out Day Fest di halaman Parkir Teejay Waterpark Plaza Asia Tasikmalaya.
BACA JUGA:
Pemprov Jabar Pastikan Susunan Nama Pj Bupati Wali Kota Sesuai SK Mendagri
Intinya menyikapi persoalan masa depan masyarakat dan Tasikmalaya ke depannya.
Penggerak Aksi, Ardian Nugraha mengatakan, pihaknya bersama masyarakat siap menjaga Tasikmalaya agar tetap kondusif.
“Mengajak semua elemen masyarakat untuk memajukan daerah Tasikmalaya agar semakin berkembang dan sejahtera,” ungkap Ardian.
Ia menuturkan, persoalan yang sangat mendasar disoroti yakni batalnya konser musik nasional.
“Ini tentu sangat merugikan semua pihak. Baik berdampak terhadap ekonomi juga nama baik Kota Tasik,” katanya.
“Batalnya konser tersebut menunjukkan Kota Tasik saat ini sedang tidak baik-baik saja dan dilabeli daerah intoleransi. Ini sangat berdampak buruk bagi semua,” Ardian menambahkan.
BACA JUGA:
PPNI Dinkes Kota Tasikmalaya Kembali Dipimpin Arif Prianto
“Jika Kota Tasik sudah darurat intoleransi akan merugikan semua. Kota ini semakin terbelakang, tidak ada pembangunan, tidak ada orang yang akan datang, investor tidak akan masuk. Termasuk konser-konser musik pun tidak akan digelar lagi di sini,” tegasnya.
Menurutnya, batalnya konser musik karena ada sekelompok Ormas yang sengaja melakukan larangan. Dalihnya bertentangan dengan Perda tata nilai dan lainnya.
“Hari ini saya nilai aparat penegak hukum di Kota Tasikmalaya lemah dan mandul. Kapolres kalah dari kekuasaan Ormas tertentu. Sehingga even ekonomi batal digelar,” terangnya.
“Kami semua tidak mau Kota Tasik dicap intoleransi hanya karena ulah sekelompok Ormas tertentu yang merasa benar sendiri,” imbuhnya.
Pihaknya siap turun ke jalan untuk melakukan aksi demo menuntut Polres Tasikmalaya Kota terkait pembatalan konser musik dan Pemkot soal Perda Tata Nilai agar tidak dimanfaatkan oleh Ormas tertentu dalam melakukan aksinya.
(Seda/Bambang Fouristian)