JAKARTA,FOKUSJabar.id: Presiden Joko Widodo (Jokowi) membantah kabar yang menyebutkan bahwa istana menjadi beking Pondok Pesantren Al Zaytun di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
“Saya dong? Istana? Ndak lah, ndak, ndak, ndak,” kata Jokowi di Pasar Palmerah, Jakarta, Senin, (26/6/2023).
Jokowi juga membantah keterlibatan Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko yang diisuakan menjadi sosok beking ponpes itu.
“Ndak, ndak, ndak,” ucap dia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, polemik di Pesantren Al Zaytun sedang diurus oleh para menterinya.
BACA JUGA: Dikabarkan jadi Beking Al Zaytun, Moeldoko: Emang Gue Preman?
“Ya sabarlah itu. Pak Menko Polhukam, Pak Menteri Agama, sudah saya perintahkan untuk mendalami. Nanti kalau hasilnya sudah ada, saya sampaikan,” kata dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, menduga telah terjadi tindak pidana di Pondok Pesantren Al Zaytun di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Ia menyebut tindak pidana itu dilakukan kepada perorangan atau pribadi.
Namun, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu enggan menyebut jenis tindak pidana yang telah terjadi di ponpes yang sudah didirikan sejak 1999 itu.
Ia hanya menyebut adanya dugaan tindak pidana itu. Kemudian, hasil investigasi terhadap Ponpes Al Zaytun akan diungkap ke publik dalam waktu dekat.
“Nanti, itu akan diumumkan secara resmi dalam waktu tidak terrlalu lama. Pasal-pasal apa yang akan dikenakan,” ungkap Mahfud usai memimpin rapat untuk mendengar perkembangan investigasi Ponpes Al Zaytun di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Sabtu (24/6/2023).
Rapat lintas lembaga dan kementerian itu turut dihadiri perwakilan dari Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah, Kementerian Agama, hingga Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
“Tapi, tadi Pak Gubernur Jabar sudah memberi isyarat kepada kami, kira-kira kesimpulan (hasil investigasi) sama dengan apa yang menjadi pandangan publik,” tutur dia.
Ponpes Al Zaytun saat ini menjadi sorotan publik lantaran tata cara beribadah yang tidak sama seperti umat Islam lainnya. Selain itu, muncul dugaan lain ponpes tersebut dijadikan sarang bagi anggota kelompok Negara Islam Indonesia (NII).
Organisasi tersebut kini sudah dilarang keberadaannya di Indonesia. Sebab, sejumlah anggotanya kerap melakukan teror di masa lalu.
(Agung)