PANGANDARAN,FOKUSJabar.id: Beredar sebuah video berdurasi 5 menit 31 detik di TikTok dan Instagram seorang guru PNS muda mengeluh kepada Pemkab Pangandaran.
Video guru PNS tersebut menyebar juga ke grup WhatApps (WA).
Video guru PNS tersebut diunggah oleh akun @husein_ar dan berhasil menjadi perhatian warganet hingga dibanjiri komentar netizen.
BACA JUGA: PKS Pangandaran Tunda Pendaftaran Bacaleg
Akun tersebut menceritakan keberatan dengan banyaknya biaya yang dibebankan kepadanya yang berujung pengunduran diri.
“Kenapa saya berani mengundurkan diri, awalnya itu waktu lastar (Pelatihan Dasar) Calon Pegawai Negeri Sipil 2020,” kata Husein.
Setelah itu, Husein menerima surat tugas dengan detil anggaran yang sudah dibiayai oleh negara. Tiba-tiba dia disuruh bayar uang transport.
“Yang bikin jengkelnya tuh, ikut engak ikut sama rombongan harus bayar. Kalau saya kan naik motor, dari Pangandaran ke Bandung.
Ada juga kan orang yang engak bisa ikut karena lagi hamil atau lagi sakit itu juga disuruh bayar. Makanya, bagi saya jengkel aja gitu,” ucapnya.
“Tapi, ya udah saya bayar pada waktu itu. Terus pada waktu lastar, tiba-tiba ditagih lagi uang sebesar Rp 350 ribu.” ucapnya.
Menurutnya, walaupun di bawah Rp1 juta, bagi beberapa orang mungkin tidak seberapa tapi uang sebesar itu baginya sangat besar.
“Apalagi, pada waktu itu kita digaji selama 3 bulan belum dibayar. Benar-benar belum dibayar, di rapel katanya. Ya, udah. Tapi, kan jadi berat banget gitu,” katanya.
BACA JUGA:
Plh Wali Kota Bandung Targetkan Seluruh RW Selesaikan Sampah di TPS
Saat itu, Husein mengaku sampai bicara dengan si penagih bahwa Ia sudah tidak punya uang lagi.
“Saya kasih screenshot isi rekening saya enggak ada. Di Rp500 ribu saja enggak ada di rekening waktu itu,” ucapnya.
“Jadi, saya lapor di lapor.go.id, saya kasih cantumannya, saya kasih screenshot penagihannya, saya kasih bukti transfernya disitu dengan kata-kata yang baik, dengan kata-kata yang saya pikirkan bersama teman-teman saya.”
Namun tidak lama setelah membuat laporan, Huseni mengaku mendapat dicari bahkan diintimidasi dari sejumlah orang.
“Enggak lama dari laporan yang saya kirim, dicari tiba-tiba, dicari siapa yang lapor. Karena banyak yang dituding, saya kasihan enggak mau merugikan orang. Saya ngaku saja bahwa itu saya yang ngelapor,” kata Husein.
Tidak lama Husein ditelpon untuk menghadap ke kantor BKSDM Pangandaran yang ada di jalan Parigi.
“Disitu tuh, suasananya kayak gimana ya, HP disuruh ditaruh di depan terus suasananya enggak enak lah.”
“Saya kan dikepung 12 orang, saya di tengah dilingkari gitu. Terus ditanya-tanya kan, kenapa ngelapor? Saya bilang ya karena saya keberatan, saya enggak bisa bayar uang yang saya enggak tahu ini uang untuk apa. Urgensinya, apa gitu,” ujarnya.
Terus, mereka beralibi bahwa sebenarnya uangnya ada cuma direcofusing untuk Covid-19.
“Tapi, ini maaf ya, kan saya walaupun masih muda nih, saya kan gini-gini juga sarjana S1 saya teh. Enggak bisa kalau uang negara tuh kalau perpindahan dana tuh pasti ada suratnya.”
“Saya mintalah surat perpindahan dananya, mana Bu, biar saya laporin buat nurunin laporan sebelumnya. Masuk akal,” katanya.
“Mereka bilang beralasan lagi, katanya sebenarnya uangnya itu enggak ada. Jadi karena kamu lastarnya waktu awal online, tiba-tiba offline. Jadi, dananya belum disiapkan dari awal.”
“Tuh, malah jadi berbeda argumen dengan sebelumnya. Saya enggak akan nyebut nama orangnya. Karena, sampai sekarang ini saya belum ada dikontak yang sama pihak Pangandaran,” ucapnya.
“Setelah itu, disidang sidanglah, ada sekitar 6 jam saya di kantor disidang disuruh nurunin, diancam dipecat. Nah ini diancam dipecat juga lucu sih. Kamu katanya kalau laporan ini enggak diturunkan, bisa dipecat karena bisa dianggap merusak nama baik instansi.”
Husein bilang dengan polosnya, karena waktu itu Ia masih umur 24 atau 25 tahun.
“Terus saya bilang, ya udah pak saya minta pemecatannya hari ini juga, kata saya dari situ bingung aja mereka jadi pada ngancam.”
“Ngomong ke teman CPNS sata di satu sekolah, harusnya diawasi, misalnya gini-gini. Jadi, merugikan banyak orang. Saya, malah jadi enggak nyaman kan,” kata Husein.
Karena sekolah tempat kerjanya didatangi dan dicari masalahnya apa. Padahal, baik-baik saja sekolahnya.
“Jadi, saya merasa dirugikan gitu. Maksudnya dirugikan karena ngancamnya ke orang lain. Saya enggak bisa tuh, kalau ngancam ke saya, saya enggak masalah. Cuman kalau ngancam ke orang lain, itu berat lah bagi saya,” ujarnya.
Dari situh, ia mengaku dipanggil lagi pada Minggu depannya untuk menurunkan laporannya.
“Ya sudahlah saya capek karena banyak yang dirugikan. Saya nurunin laporan,” ucapnya.
Sampai di bulan Maret 2022, itu ada terjadi kasus lagi di instansi tersebut. Katanya, ada CPNS yang ngambil uang kas.
“Tapi, kok proses persidangannya enggak kayak saya gitu. Saya ini disidang kayak kayak koruptor, kayak saya itu pembunuh gitu, segitunya,” kata Ia.
“Pokoknya, saya enggak bisa menerangkan secara detail. Tapi kok yang jelas-jelas ngambil uang kas ini enggak ada sidang kayak say, enggak ada rame-rame kayak saya.”
Husein menyebutkan pada Maret itu, saat ada orang yang mengambil uang kas Husein merasa sakit hati karena beda perlakuannya.
“Dari situ, saya cabut ke Bandung. Sampai Bandung, setahun saya nunggu surat pemecatan enggak keluar – keluar, saya memutuskan untuk mengundurkan diri saja.”
“Berat sih, orang tua juga berat, ibu saya nangis – nangis, Aya saya juga bingung harus ngomong apa. Cuman, ya mudah mudahan ada rejeki lain,” ucap Husein.
Dengan kejadian tersebut, Husein sangat memohon ke Pemerintah Pangandaran untuk tidak lagi menggunakan orang-orang tersebut.
“Sudahlah, orang-orang yang kayak gitu jangan dipakai terus. Masa mau kayak gitu terus, ini sudah tahun 2023. Masa harus nyembah-nyembah biar enggak ada lagi kejadian kayak gitu, biar enggak ada lagi orang-orang kayak gitu, malu,” ucapnya.
(Sajidin/Anthika Asmara)