BANDUNG,FOKUSJabar.id: Galeri Rasulullah dan sejarah Islam Jabar di masjid Raya Al-Jabbar resmi dibuka dan mulai bisa dinikmati oleh masyarakat umum. Pengunjung Al-Jabbar bisa menikmati layanan tersebut hingga satu bulan kedepan dengan gratis.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar sebagai pengelola Galeri Rasulullah membuka salah satu spot umum yang di masjid Al-Jabbar mulai Rabu-Minggu pukul 13.00-17.00 WIB. Sementara Senin dan Selasa akan digunakan untuk pemeliharaan.
Divisi Seni Budaya Sains Museum Bidang Ekonomi dan Kemandirian Masjid Raya Al Jabbar Benny Bachtiar mengatakan, pihaknya belum menentukan harga tiket. Dengan demikian hingga satu bulan kedepan untuk masuk masyarakat tidak dipungut biaya.
BACA JUGA: Al-Jabbar Spirit 27, Ridwan Kamil: Makmurkan Masjid
“Masih gratis, bisa satu bulan atau dua bulan ke depan. Sampai kita mencari berapa nilai yang layak untuk diterapkan agar masyarakat tertarik hadir dan tidak terlalu membebani masyarakat. Untuk tiket bisa didapat lewat aplikasi Sapawarga,” ucap Benny.
Benny yang menjabat Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Pemprov Jabar ini juga berharap harga tiket masuk tidak memberatkan warga.
“Kita berupaya di bawah Rp 100.000 itu, agar animo masyarakat tinggi. Apakah memungkinkan atau tidak, kalau bisa Rp50.000, yang penting masyarakat memiliki rasa keinginan untuk ke galeri ini,” kata Benny.
Tiket Galeri Rasulullah
Benny menjelaskan, tiket masuk akan digunakan untuk menunjang operasional serta pemeliharaan galeri. Sebab, hingga saat ini biaya operasional masih ditanggung APBD. Karena itu, pengelolaan galeri nantinya akan ditenderkan.
“Disparbud mendapat tugas untuk mengelola karena memang kami merencanakan pengelolaan untuk pihak ketiga. Karena kalau dikelola kami belum tentu bisa profesional karena cost pemeliharaan tinggi, kalau mengandalkan APBD tidak mungkin,” katanya.
BACA JUGA: Support Opening Masjid Al-Jabbar, Brand Busana Muslim Shafira Hadirkan Koleksi Terbaru
Selama digratiskan, kata Benny, jumlah kunjungan pun akan dibatasi. Kuota kunjungan per hari hanya 120 orang atau 20 orang per kloter.
“Target 120 orang per hari. Karena ini baru permulaan, berikutnya akan dievaluasi apakah bisa ditambah atau dikurangi. Ada enam sesi,” kata dia.