BANDUNG,FOKUSJabar.id: Hari Raya Idul Adha 2022 menjadi berkah bagi pedagang hewan kurban di Kota Bandung. Pasalnya, harga hewan kurban melonjak naik akibat adanya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjangkit hewan ternak.
Salah satu penjual hewan kurban Asep Sukmana, mengaku bahwa omzet penjualan di 2022 lebih baik dibandingkan tahun lalu. Pasalnya, dengan supply sapi yang terbatas harga bisa melonjak naik dan membuat peternak memiliki keuntungan omzet.
“Kenaikan signifikan di tahun ini, yang terjual 92 ekor dengan angka nominal pendapatan modal plus keuntungan nyampe di Rp 650 jutaan. Domba dengan bobot 15 kg berada di harga Rp 3,2 juta, kalau misalkan jogrog itu mulai dari 2,9 juta sampai Rp 7 juta yang ready di kandang. Kalau kenaikan domba di tahun ini sekarang di Rp 500 ribu sampai Rp 750 ribu,”kata Asep Sukmana Senin (11/7/2022).
BACA JUGA: DPC Demokrat Garut Sembelih 4 Hewan Kurban
Meski ada kenaikan, Asep mengaku harus memberi perawatan intensif pada ternak miliknya. Ia juga memiliki kekhawatiran terkait konsumen yang berisiko menularkan PMK karena sudah masuk ke kandang dengan sapi yang terpapar PMK.
“Tapi Alhamdulillah semuanya sehat 92 ekor. Saya sering sosialisasikan ke rekan pegawai tentang sanitasi kebersihan kandang. Di usahakan pagi itu kandang harus tetap bersih, sore juga harus dibersihkan jadi jangan sampai ada genangan air atau sisa kotoran,” ucapnya.
Tak hanya itu, dengan supply sapi yang terbatas dan penambahan biaya perawatan, pihaknya selalu memberikan pemahaman kepada konsumen.
“Kita utarakan ke pembeli, memang itu tanggung jawab kita sebagai pemilik sapi (untuk merawat). Namun tetap kita informasikan ke pembeli, kalau ada biaya perawatan mau gak dibebankan. Misalkan untuk pembeli 30 persen, pemilik 70 persen,” ujarnya.
BACA JUGA: Pemkot Bandung Temukan Hewan Kurban Tak Layak Jual
Asep berharap, dengan adanya vaksin PMK pemerintah juga harus lebih rutin melakukan kontrol sanitasi ke kandang-kandang ternak. Memberi edukasi dan presentasi terkait masalah kesehatan hewan dan kebersihan kandang.
“Saya harap ada sinergi antara peternak dengan pemerintah yang diwakilkan petugas yang turun di lapangan,” pungkasnya.
(Yusuf Mugni/Anthika Asmara)