Kamis 12 Desember 2024

Kebijakan Whatsapp Disebut Jebak Pengguna

BANDUNG,FOKUSJabar.id: Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) mengkritik kebijakan baru WhatsApp yang dinilai membuat pengguna terpaksa untuk mengikuti aturan privasi.

Hal itu terkait WhatsApp yang mengumumkan pada penggunanya bahwa mulai 8 Februari 2021 akan membagikan data mereka dengan Facebook.

Namun, WhatsApp tidak memberikan alternatif pilihan lain, yang ada hanya setuju atau tidak dengan konsekuensinya akun pengguna akan dihapus.

Sontak publik bereaksi dan resah akan informasi itu. Tak sedikit yang langsung mengkritik langkah WhatsApp, begitu juga pemerintah di berbagai negara banyak yang merespon meminta layanan pesan instan ini menghargai hak-hak pengguna.

BACA JUGA: WhatsApp Bakal Luncurkan Fitur Mode Menghilang

SAFEnet mengatakan bukannya mengevaluasi kebijakan baru WhatsApp, layanan ini justru menempuh cara komunikasi yang berbeda dengan harapan memuluskan penerapan aturan privasi yang terbaru.

Dengan cara yang lembut, SAFAnet mengungkapkan, WhatsApp seolah-olah tampak tidak memaksakan dan tidak akan menghapus akun pengguna. Padahal, kata SAFEnet, yang sebenarnya terjadi adalah:

– Akan ada pembatasan pemakaian bagi pengguna yang tidak menyetujui pembaruan kebijakan privasi.
– WhatsApp tetap mengumpulkan data pengguna.
– WhatsApp akant etap membagi data yang dikumpulkan ke pihak ketiga/pengiklan.

“Pengguna WhatsApp akan dibujuk untuk menerima perubahan kebijakan selambat-lambatnya 15 Mei 2021 atau dalam kerangka waktu yang tidak begitu jelas, bisa jadi akan ada beberapa minggu tambahan,” tulis SAFEnet, seperti dilasnir Detik.

“Persisnya WhatsApp akan meminta pengguna untuk menyetujui syarat dan ketentuan dengan notifikasi yang akan ditampilkan terus menerus sampai pengguna memilih ‘setuju’. Jika pengguna memilih klik x untuk menutupnya, notifikasi ini bakal muncul lagi,” tambahnya.

(Agung)

Berita Terbaru

spot_img