BANDUNG,FOKUSJabar.id: Calon tunggal Kapolri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo menjadikan pandagan, saran hingga kritik dari tokoh masyarakat serta ulama sebagai masukan serius guna perbaikan kinerja kepolisian.
Untuk mewujudkan rasa keadilan di tengah masyarakat, mantan Kapolres Pati itu menegaskan bahwa tidak boleh ada lagi penegakkan hukum tajam ke bawah tapi tumpul ke atas.
“Tidak boleh lagi ada kasus seorang nenek mencuri kakao diproses hukum hanya karena ingin mewujudkan kepastian hukum. Tidak boleh lagi ada anak melaporkan ibu kandungnya, lalu sang ibu diproses hukum,” kata Listyo Sigit saat menjalani fit proper test di Komisi III DPR RI, Rabu (20/1/2021).
Keseriusannya itu, menunjukan kepada publik bahwa marwah hukum masih ada dan harus ditegakan Polri, dengan tetap mendengar dan memerhatikan rasa keadilan di tengah masyarakat.
Begitulah cara Listyo Sigit memimpin Polri, yang kerap mau mendengar segala masukan dan kritikan.Setidaknya, saat alumni Akademi Kepolisian (Akpol) Tahun 1991 ini menjadi Kapolda Banten, pertengahan Tahun 2016 hingga 2018.
BACA JUGA: Komjen Listyo Sigit Dikenal dan Dekat dengan Ulama Sejak di Pati dan Solo
Meski sempat mendapat penolakan, namun karena mau mendengar, ingin menyambung silaturahmi, serta membuka ruang komunikasi dengan turun langsung ke lapangan, sosok Listyo Sigit justru dirindukan.
Hampir dua tahun memimpin, Listyo Sigit berhasil menciptakan provinsi berjuluk seribu pesantren sejuta santri itu kondusif.
Hal itu pun sangat membekas dalam ingatan para ulama, kasepuhan serta masyarakat Banten. Seperti yang disampaikan Ketua Forum Pembaruan Bangsa yang juga Anggota Dewan Pertimbangan MUI Banten Embay Mulya Sarief.Menurut dia, Banten kondusif saat Listyo Sigit memimpin Polda Banten.
“Keberhasilannya itu karena mau datang, mendengar, dan melaksanakan saran ulama serta tokoh kasepuhan di Banten,” Embay Mulya Sarief.
Kehilangan sosok dan kepemimpinan Lystio Sigit pun dirasakan Ulama Banten Abuya Muhtadi. Ulama kharismatik ini menjadi orang yang pertamakali didatangi Lisyto Sigit seusai dilantik sebagai Kapolda Banten.
“Pesan saya bisa menjaga Kamtibmas di Banten, berhasil dilaksanakannya,” kata Abuya Muhtadi.
Selain keberhasilan menjaga Kamtibmas, Abuya pun mengatakan bahwa keberhasilan Listyo pun dibarengai dengan sikapnya yang baik dan dermawan. Listyo Sigit pula lah yang menginisiasi jajarannya dari tingkat Polda, Polres hingga Polsek untuk mempelajari dan mengamalkan kitab kuning yang disusun Syekh Nawawi Albantani.
“Pak Listyo Sigit juga kerap hadir dalam kegiatan rutin istigosah, bahkan memberangkakan para kyai pesantren, santri hingga Babinkamtibmas umroh,” kata Abuya.
Pimpinan Ponpes yang juga tokoh NU Banten Kyai Martin Sarkowi mengatakan bahwa Listyo Sigit sangat peduli terhadap pesantren-pesantren di Banten, dan tidak jarang ikut memberikan bantuan. “Bisa merangkul semua elemen masyarakat. Bukan saja ulama dan pimpinan ponpes tetapi juga kasepuhan, tokoh adat,hingga tokoh perguruan silat atau jawara yang ada di Banten,” kata Martin.
Begitu juga dirasakan Pimpinan Ponpes Assalafiyah Alfutuhiyah, Banten Kyai Ahmad Qurthubi Jaelani (Buya). Buya awalnya menolak keras Listyo Sigit memimpin Polda Banten. Namun justru berbalik mendukungnya, sekaligus bahkan terkesan dengan kepemimpinannya. Hal itu karena sosok Listyo Sigit yang mau datang, mendengar dan bisa berkomitmen menciptakan Banten aman, serta tegas terhadap persoalan yang bisa memancing keresahan, seperti munculnya isu sara di wilayah Banten.
Kedekatan Listyo Sigit dengan para ulama pun diperlihatkan saat berhasil memboyong mereka datang ke Istana Negara bertemu langsung dengan Presiden Jokowi. Pada 2016 lalu, Listyo Sigit mengajak para ulama Banten bersilaturahmi sekaligus bisa mengenal dan memahami tentang sosok Jokowi.
Dinilai sebagai sosok yang bisa merangkul semua kalangan, dukungan pun datang sendirinya dari ribuan ulama, kyai dan santri Pondok Pesantren di Banten untuk menjadi Kabareskrim Polri. Dukungan diitunjukan mereka dengan menjalankan istighosah di Serang, sebelum Listyo Sigit saat itu, resmi dilantik sebagai Kabareskim.
(LIN)