BANDUNG,FOKUSJabar.id: Bio Farma siap meluncurkan infrastruktur digital untuk memenuhi program vaksin Covid-19.Saat ini Bio Farma tengah mempersiapkan infrastruktur tersebut baik untuk kebutuhan program pemerintah maupun kebutuhan secara mandiri.
“Kami mempersiapkan samnil menunggu diterbitkannya Emergency Use Authorization (EUA) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM),” kata Direktur Digital Health Care Bio Fama Soleh Udin Al Ayubi, Rabu (2/12/2020).
Sistem infrastruktur digital ini dibuat untuk menjawab tantangan-tantangan yang akan dihadapi saat program vaksinasi Coviz-19 resmi diluncurkan oleh Kemenkes RI.Untuk diketahui pembangunan sistem infrastruktur digital ini merupakan hasil kolaborasi BUMN melalui PT Telkom dan Bio Farma.
BACA JUGA: Bio Farma Produksi Vaksin Covid-19 untuk CEPI
Keduanya berperan sebagai agregator dengan mengintegrasikan data dari berbagai sumber Kementerian, Lembaga Pemerintah, seperti Dukcapil, Kemenkes, Kominfo, BPJS dan TNI Polri, untuk perencanaan distribusi vaksin, layanan vaksinasi, validitas calon penerima vaksin, hingga sistem monitoringnya.
Sehingga dalam pengembangannya memerlukan dukungan dari berbagai pihak. Ayub mengatakan, sistem ini akan teeintegrasi dengan anggota holding BUMN Farmasi lainnya, seperti Kimia Farma Trade and Distribution, Kimia Farma Klinik (anak perusahaan) dan indofarma Global Medika (IGM) (anak perusahaan) hingga ke pelayanan vaksinasi seperti imunicare miliki Bio Farma, maupun rumah sakit, klinik, dan unit pelayanan kesehatan lainnya.
Adapun infrastruktur digital yang sedang disiapkan meliputi pembuatan aplikasi yang dapat mengetahui keaslian produk vaksin Covid-19, dan implementasi sistem distribusi vaksin (cold chain system) secara real time.
Berikutnya adalah sistem yang dapat menghitung secara tepat, jumlah vaksin yang dibutuhkan dari suatu tempat layanan vaksinasi, sehingga produk vaksin Covid-19 lebih merata. Infrastruktur yang tarakhir adalah aplikasi yang dapat menintegrasikan hasil vaksinasi dengan kebutuhan lainnya.
Ayub mengatakan, ada empat tahap dalam membangun infrastruktur digital yang sedang dipersiapkan Bio Farma, pemasangan teknologi track and trace berupa 2D barcode pada kemasan vaksin Covid-19 yang dilakukan pada proses pengemasan produk.
“Pemasangan teknologi track and trace, dalam bentuk barcode. Teknologi ini dapat dipindai dan dipasang pada kemasan primer (vial), sekunder (dus kemasan) maupun tersier hingga truk pengantar. Pemasangan track and trace pada produk vaksin Covid-19 berfungsi untuk mencegah pemalsuan produk, dan terlihat detail tanggal kasaluarsa, nomor batc hingga nomor serial produk saat dipindai,” kata Ayub.
Proses digital ini, kata dia, berlanjut ke proses distribusi yang harus menjaga suhu vaksin antara 2-8 derajat celcius sejak dari Bio Farma hingga ke Dinkes Provinsi atau distributor.
“Dalam proses distribusi vaksin Covid-19 harus memenuhi aspek Good Distribution Practices (GDP), dengan memperhatikan cold chain system untuk menjamin kualitas vaksin tetap terjaga dan tetap diketahui secara real time,” kata dia.
Begitupun dengan posisi saat pengantaran melalui GPS dan Freeze Tag untuk pemantauan suhu selama perjalanan tetap real time. Selain itu, konsumen pun bisa pre order untuk mendapatkan layanan vaksinasi Covid-19 melalui aplikasi, website ataupun datang langsung ke klinik yang sudah ditentukan untuk pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 secara mandiri.
“Pre-order ini juga berfungsi untuk menghindari penimbunan vaksin Covid-19, sehingga Bio Farma akan mengetahui jumlah permintaan yang sebenarnya untuk vaksin Covid-19 dari suatu wilayah,” kata Ayub.
Dia mencontohkan suatu klinik pelayanan vaksinasi akan dikirimkan sesuai permintaan yang terdata dari sistem yang diajukan masyarakat melalui pemesanan pre order. Dengan demikian potensi untuk pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk menimbun bisa dihindari. Tahap terakhir dalam solusi digital yang ditawarkan oleh Bio Farma adalah pelaporan yang mungkin bisa terintegrasi dengan sistem yang lain.
Misalkan seseorang sudah divaksin Covid-19, maka dia akan mendapatkan suatu pelaporan atau sertifikat digital, yang mungkin bisa digunakan pada saat dia berpergian dengan menggunakan kereta atau pesawat.
(Solihin)