BANDUNG,FOKUSJabar.id: Nany Rahayu Basuki (Yayuk Basuki) lahir di Yogyakarta, 30 November 1972. Dia adalah mantan pemain tenis andalan Indonesia yang mendunia di era tahun 1990-an.
Dia anak bungsu dari lima bersaudara dari pasangan Budi Basuki dan Sutini. Yayuk Basuki menikah dengan Hary Suharyadi.
Bakat Dia terlihat sejak kecil. Pada usia 5 tahun, Dirinya sudah bermain tenis. Untuk menyalurkan bakatnya, setelah lulus SD di Yogyakarta, Yayuk Basuki sekolah olahraga di SMP dan SMA Ragunan, Jakarta.
Peran ibunya yang dominan. Betapa tidak, sang ibu yang mengenalkan sekaligus melatih tenis. Saat umur 13 tahun, bergabung di sebuah klub tenis di Ragunan, Jakarta hingga tahun 1989.
BACA JUGA: Hariyanto Arbi Legenda Bulu Tangkis Indonesia 100 Watt
Dia kemudian ditangani beberapa pelatih secara bergantian, tapi yang paling besar jasanya baginya adalah Mien Gondowidjojo yang dianggapnya bukan sekadar pelatih, tapi juga seperti orang tuanya sendiri.
Sebelumnya dia sempat menimba ilmu pada Cabang Olahraga (Cabor) Atletik. Dirinya mantap memilih menjadi petenis pada usia 12 tahun berkat dorongan dari ayahnya Budi Basuki.
Setelah itu, dia pun mendapatkan kesempatan menempuh pendidikan di Sekolah Olahraga Ragunan pada tahun 1986.
Selama di Ragunan, Dia mendapat kesempatan berinteraksi atlet yang ke depannya juga mengharumkan nama Indonesia. Mereka antara lain, Susi Susanti, Ardi B Wiranata dan Ricky Subagja.
Karier Dia cukup menonjol pada tenis professional tahun 1990 bersama klub binaaan Aburizal Bakrie (Pelita Jaya) dengan durasi kontrak lima tahun.
Pada masa itu, Tenis bukanlah olahraga populer di Indonesia. Bahkan, Dia mendapat banyak tekanan secara psikologis. Tapi semuanya dapat dilalui dan dia buktikan hingga mampu bersaing berada di papan atas para petnis dunia.
Tahun 1990, Yayuk Basuki memulai karier professional. Pada tahun berikutnya (1991), Dia menjadi petenis Indonesia pertama yang menjuarai turnamen profesional.
Sepanjang kariernya, Yayuk Basuki berhasil memperoleh enam gelar tunggal Tur WTA dan sembilan gelar dari ganda.
Prestasi terbaiknya dalam turnamen Grand Slam. Dia tembus babak perempat final Wimbledon pada tahun 1997. Belum lagi sumbangsih empat emas di Asian Games 1986, 1990 dan 1998.
Satu emas Dia raih dari nomor ganda putri di Asian Games 1986, dua emas di Beijing 1990 dan terakhir di Asian Games Bangkok 1998.
Beragam prestasi yang diraihnya itu berkat pengorbanan yang begitu luar biasa. Tentunya memberikan kebanggaan tersendiri bagi dirinya dan bangsa. Dia juga pernah mengalahkan enam petenis yang berada pada top 10 dunia.
Dia pensiun sebagai pemain tunggal pada tahun 2004, namun tetap menjadi pemain ganda aktif sampai tahun 2013.
Peringkat tertinggi yang pernah dicapainya adalah posisi ke-19 untuk bagian tunggal dan ke-9 untuk ganda.
Setelah pensiun, pada tahun 2014, Yayuk Basuki masuk ke dunia politik. Dia lolos menjadi anggota DPR RI (2014-2019) dari Partai Amanat Nasional (PAN).
Menurut Yayuk Basuki, menjadi petenis top dunia bukan perkara mudah. Semua itu butuh perjuangan keras, disiplin dan ketekunan untuk meraihnya.
Prestasi di Wimbledon memang paling berkesan karena ada banyak drama di sana. Selain prestasi di pentas elite tenis dunia, juga punya banyak momen yang tidak kalah berkesan saat membela negara di berbagai ajang.
Di Asian Games 1986, dia dan Suzanna Anggarkusuma jadi satu-satunya penyumbang medali emas untuk Indonesia.
Namun dari sekian banyak prestasi itu, medali emas Asian Games 1998 boleh dikatakan paling spesial. Bagaimana tidak, itu diraih dari nomor tunggal di saat dia fokus di nomor ganda setelah partisipasi terakhir di Wimbledon 1998.
Prestasi
- Tahun 1987, Perempat final Wimbledon junior dikalahkan Natalia Zvereva dari Soviet.
- Tahun 1991, Babak ketiga Wimbledon dikalahkan Steffì Graf. Juara Thailand Open di Pattaya mengalahkan Naoko Sawamatsu.
- Tahun 1992, Babak keempat Wimbledon dikalahkan Martina Navratilova. Juara Malaysia Terbuka mengalahkan Andrea Strnadova.
- Tahun 1993, Babak keempat Wimbledon dikalahkan Conchita Martinez. Juara Thailand Open di Pattaya mengalahkan Marianne Werdel. Juara Indonesian Open di Jakarta mengalahkan Ann Grossman.
- Tahun 1994, Babak keempat Wimbledon dikalahkan Gigi Fernandez. Juara Nokia Open di Beijing mengalahkan Kyoko Nagatsuka. Juara Indonesian Open mengalahkan Florencia Labat.
- Tahun 1995, Atlet terbaik versi SIWO PWI Jaya (Semifinal Indonesia Terbuka, Babak ketiga Australia Terbuka, Babak ketiga Toray Pan Pasifik, Babak kedua Indian Wells, Babak ketiga Lipton, Babak kedua Piala Federasi)
- Tahun 1996, Babak ketiga Tasmania Terbuka, Babak ketiga Australia terbuka, Babak ketiga Prancis terbuka, Menang atas Iva Majoli dalam Kanada Terbuka
- Tahun 1997, Babak kedua Australia Terbuka, Perempatfinal ganda Prancis Terbuka, Peringkat 21 WTA, Peringkat 22 WTA, Perempatfinal Wimbledon dikalahkan Jana Novotna
- Beberapa prestasi ganda lainnya.
(Bambang Fouristian/berbagai sumber)